Ullen Sentalu dan Pengalaman Pengunjung Museum
1 Museum sebagai ODTW
Museum umumnya dipahami sebagai lembaga serius yang di dalamnya berisi cerita-cerita sejarah, budaya, atau ilmu pengetahuan. Mengunjungi museum berarti belajar sesuatu atau menambah pengetahuan pengetahuan.
Museum pernah menjadi penopang ilmu pengetahuan dalam sejarahnya. Pada perjalanannya, lembaga ini tidak saja menjadi bagian dari pengembang dan penjaga pengetahuan tetapi juga menjadi bagian dari kegiatan kepariwisataan. Definisi Icom mengharuskan museum untuk membuka diri kepada publik. Museum pun menjadi populer sebagai salah satu dari objek dan daya tarik wisata, atau tourist attractions.
2 Ullen Sentalu di Lereng Merapi
Salah satu museum yang sangat populer di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Museum Ullen Sentalu yang terletak di kawasan wisata Kaliurang di lereng Gunung Merapi. Museum ini menjadi museum favorit pembaca majalah National Geographic Traveller Indonesia di tahun 2011. Survei kecil-kecilan saya terhadap mahasiswa di kelas Wisata Budaya juga menghasilkan hal yang kurang lebih sama, yaitu Museum Ullen Sentalu sebagai museum yang mahasiswa paling ingin mengunjungi.
Sebagaimana tercantum di papan nama di pintu utama, museum ini menyatakan diri sebagai “Museum Seni dan Budaya Jawa”. Berbagai alat musik gamelan, batik, arca, surat-surat, lukisan, dan artefak lain yang berkait dengan budaya Jawa ditampilkan di ruang-ruang pameran, baik asli, reproduksi, atau sengaja dipesan. Umumnya, materi pameran berhubungan dengan keempat kraton Jawa, yaitu Kraton Surakarta, Kraton Yogyakarta, Puro Mangkunegaran, dan Puro Pakualaman.
Museum ini berarsitektur unik. Lahan berlereng di sisi selatan Gunung Merapi ini tidak lantas diratakan untuk didirikan gedung museum di atasnya. Bangunan dibuat modul-modul kecil yang dihubungkan dengan lorong di bawah tanah atau selasar terbuka. Kontur tanah dieksplorasi sehingga pengunjung harus naik dan turun untuk mencapai satu bangunan dari bangunan yang lain. Dinding bangunan pun sebagian besar tidak diselesaikan dengan tembok halus. Batu-batu dinding dibiarkan terbuka yang menyatakan hubungan selaras dengan alam lereng Merapi. Pohon-pohon tidak dipangkas rapi, melainkan dibiarkan tumbuh alami, berjuntaian di sana-sini.
3 Pengalaman Pengunjung
Salah satu keberhasilan Museum Ullen Sentalu adalah memberikan pengalaman (experience) kepada pengunjung. Mereka tidak saja disuguhi artefak dari kebudayaan masa lalu, tetapi juga diajak ‘mengalami’ sesuatu. Budaya Jawa ditampilkan antara lain pada sisi yang mistis-misterius dengan lorong-lorong sempit, berkelok dan tidak diketahui akan berujung di mana atau akan menemukan apa di tempat selanjutnya. Hal ini barangkali cocok dengan prior knowledge atau prasangka pengunjung tentang budaya Jawa sehingga terkonfirmasi dan mereka merasa terpuaskan.
Pengalaman yang lain adalah penggunaan alam Kaliurang yang sejuk. Pengunjung tentu tahu bahwa mereka mengunjungi kawasan Kaliurang yang sejuk, tetapi barangkali tidak menduga bahwa museum tidak datar membosankan. Perpaduan indoor-outdoor yang digunakan di Ullen Sentalu memberikan pengalaman kepada pengunjung sesuatu yang berbeda dari ketika mengunjungi museum lain yang kebanyakan berfokus pada kegiatan dalam ruangan.1
Fakta Museum “Ullen Sentalu”
Terletak di Jalan Boyong, Kawasan Wisata Kaliurang, Sleman, Yogyakarta.
Diresmikan tahun 1997 oleh KGPAA Pakualam VIII.
Dikelola oleh Yayasan Ulating Blencong.
Website: www.ullensentalu.com
Predikat: Museum pilihan pembaca National Geographic Traveler Indonesia tahun 2011 kategori arts & culture
Hal itu belum selesai. Setelah kelelahan menelusuri lorong dan ruang di museum ini, pengunjung akan mengakhiri penjelajahannya dengan menikmati segelas kecil wedang spesial, yang diceritakan sebagai minuman keluarga kraton Yogyakarta dan Surakarta dan dapat membuat awet muda.
Semua itu adalah suatu pemberian pengalaman kepada pengunjung yang terkendali dengan baik.
4 Nilai Tambah (Tak) Terlupakan
Aspek pengalaman pengunjung merupakan hal yang kurang dijamah oleh pengelola museum pada umumnya. Mereka berfokus pada penyajian benda dan cerita sehingga melupakan bahwa pengunjung juga perlu menikmati museum dengan ‘mengalami’-nya.
Kembali kepada foto-foto pengunjung yang diunggah di Internet, kelihatannya memang jarang pengunjung mengunggah foto mereka di museum. Tetapi, kita gampang menemukan foto kunjungan ke Ullen Sentalu. Rupanya, mengunjungi museum ini harus diabadikan, tak terlupakan, dan cocok untuk “ngeksis”…
Nilai tambah ini dapat menjadi selling point yang dapat dieksplorasi. Dengan mendapatkan pengalaman tertentu, pengunjung tidak akan keberatan membayar tiket masuk museum yang boleh jadi cukup tinggi. Syukur-syukur nilai tambah tersebut selaras dengan koleksi dan dapat membantu mencerna cerita yang disajikan. [z]
Catatan Kaki
- Berkaitan dengan aspek outdoor ini, di Internet kita dapat menemukan banyak foto-foto diunggah oleh wisatawan yang berpose riang gembira di luar ruangan di Ullen Sentalu. Memotret di dalam ruangan tidak diijinkan di museum ini, tetapi lingkungan luar ruang memang sangat mengundang untuk berfoto. [↩]