Potensi Wisata Budaya Njeron Beteng
[]
Njeron Beteng merupakan wilayah di sekitar kraton Yogyakarta, yang dahulu dikelilingi dengan tembok benteng berparit yang sebagian masih tersisa hingga sekarang. Kawasan ini menyimpan berbagai potensi budaya yang dapat dinikmati sebagai atraksi oleh para wisatawan.
Naskah ini merupakan kompilasi hasil tugas Matakuliah “Wisata Budaya” Diploma 3 Kepariwisataan Fakultas Ilmu Budaya UGM semester I tahun 2009/2010, dengan penyuntingan pada beberapa bagian tanpa mengubah isi. Kepemilikan teks dan akurasi isi tetap ada pada para penulis.
Dari berbagai kemungkinan atraksi wisata yang telah berkembang dan dapat dikembangkan di kawasan budaya ini, beberapa yang ditinjau adalah sebagai ditunjukkan dalam daftar isi berikut.
Sementara itu, untuk lebih mendapatkan gambaran lokasi masing-masing atraksi tersebut, dapat memeriksa peta berikut.
View Wisata Njeron Beteng in a larger map
1. Dalem Mangkubumen
Oleh: Piscesta Setya Pratiwi, Susan Metry, Stephani Varanita, Stevie Taghulihi
Kategori. Situs ( wisata budaya bangunan arsitektural kuno )
Lokasi. Kadipaten, barat Pasar Ngasem, Kecamatan Kraton, Yogyakarta
Aksesibilitas. Lokasi ini dapat dijangkau dengan mobil, sepeda motor, dan alat transportasi lain seperti becak. Lokasi ini juga dilalui biskota jalur 5 dari arah Terminal Jombor. Waktu tempuh dari pusat kota Yogyakarta (yaitu Kantor Pos Besar) selama 10 – 15 menit.
Sarana Pendukung. Tempat parkir, toilet, pos satpam, mesjid, pendopo, dan warung makan di depan gerbang masuk Dalem Mangkubumen.
Pengelolaan. Dalem Mangkubumen belum dikembangkan sebagai ODTW wisata budaya. Kompleks ini sekarang digunakan sebagai kampus Universitas Widya Mataram, SMA Mataram, serta TK Tejokusuman. Bagian-bagian bangunan lain juga digunakan sebagai tempat tinggal para kerabat kraton. Oleh karena itu, promosi yang dilakukan juga bukan merupakan promosi sebuah tempat wisata, melainkan promosi sebagai sebuah universitas pada umumnya, yang dapat diakses melalui www.widyamataram.ac.id. Akan tetapi, tidak jarang juga terdapat orang lokal maupun dari mancanegara yang datang, guna mempelajari bangunan yang memiliki arsitektural kuno tersebut.
Deskripsi. Seperti dalem-dalem lainnya yang banyak tersebar di kawasan sekitar Beteng, Dalem Mangkubumen merupakan rumah yang diperuntukkan tempat tinggal pangeran (anak raja). Dalem ini dibangun sekitar tahun 1865 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VI digunakan untuk kediaman putra mahkotanya yaitu yang bergelar pangeran adipati anom sehingga kompleks ini disebut Dalem Kadipaten. Ketika adipati anom menjadi raja, rumah ini digunakan sebagai kediaman adiknya yaitu Pangeran Mangkubumi dan akhirnya berubah nama menjadi nDalem Mangkubumen. Setelah Pangeran Mangkubumi meninggal dunia pada tahun 1918, rumah ini menjadi kediaman GPH Buminoto hingga 1928. Selanjutnya rumah ini digunakan sebagai kediaman keluarga Sultan Hamengku Buwono VII dan Hamengku Buwono VIII. Atas ijin dari Hamengku Buwono IX, rumah ini pernah digunakan sebagai tempat tinggal sementara Jendral Sudirman ketika Agresi Belanda II tahun 1948.
Atas ijin dari Hamengku Buwono IX, rumah ini pernah digunakan sebagai tempat tinggal sementara Jendral Sudirman ketika Agresi Belanda II tahun 1948.
Selain untuk rumah tinggal, rumah ini sejak awal dijadikan tempat untuk mendidik calon pangeran. Fungsi ini terus berkembang ketika pada tahun 1949 Dalem Mangkubumen digunakan sebagai kampus UGM. Beberapa fakultas yang pernah menggunakan tempat ini adalah Perguruan Tinggi Kedokteran, Kedokteran Gigi, Farmasi, Sekolah Tinggi Pertanian dan Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan.
Saat ini Dalem Mangkubumen antara lain difungsikan sebagai SMA Mataram dan Kampus Universitas Widya Mataram. Kampus ini didirikan oleh Almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Sultan Hamengku Buwono X yang pada saat itu masih pangeran. Kampus ini didirikan untuk orang-orang yang golongan ekonomi lemah agar sama-sama dapat merasakan dunia pendidikan tinggi. Pada kenyataannya mulai dari menengah bawah sampai menengah atas bisa menikmati pendidikan disini. Rumah ini terdiri dari bangunan utama seperti istana (saat ini sebagai ruang rektorat dan ruang kelas) yang di depannya berdiri pendopo dengan halaman yang luas ditanami pohon sawo. Di kiri-kanannya ada beberapa bangunan rumah tinggal yang di antaranya ditempati kerabat keraton. Dalem ini dikelilingi oleh tembok benteng, selain bangunan utama ada juga bangunan masjid, pintu gerbang dan beberapa bangunan yang digunakan untuk ruang kelas, senat dan kantor universitas.
Dalem Mangkubumen merupakan suatu komplek yang terdiri dari beberapa bangunan dan dikelilingi oleh tembok pembatas. Berdasarkan prasasti yang terdapat di beberapa bangunan komplek dalem Mangkubumen, dapat diketahui berdirinya dalem ini. Bangunan yang tertua yaitu bangunan Sriwedari yang dibangun tahun 1874, sedangkan Bangsal Prabayeksa dibangun mulai tanggal 3 Pebruari 1876 dan selesai 1877, yaitu pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VI (1855-1877).Tata Ruang Dalem Mangkubumen mengikuti orientasi kosmologi Kraton, mengarah selatan-utara
Daya Tarik. Dalem Mangkubumen memiliki potensi wisata budaya yang sangat tinggi, dan mempunya daya tarik yang layak untuk dikunjungi wisatawan, bukan hanya sekedar berwisata, akan tetapi wisatawan juga dapat belajar tentang sejarah dan arsitektur kuno. Pada mulanya diperuntukkan bagi tempat tinggal putra mahkota, yang akan menjadi Raja Keraton Yogyakarta, namun kenyataannya hanya putra mahkota calon Sri Sultan Hamengku Buwono VII saja yang pernah mendiami ndalem selama 5-7 tahun.
What To see. Yang dapat dilihat wisatawan di tempat wisata ini yaitu bangunan-bangunan yang bersejarah.yang arsitektur bangunannya sangat lama yaitu pada tahun 1865 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VI dan juga sejarah dari Dalem Mangkubumen itu sendiri.
What To Buy. Di Dalem Mangkubumen ini tidak ada yang dapat dibeli oleh wisatawan.
What To Do. Yang bisa dilakukan wisatawan disana yaitu mengetahui dan mempelajari sejarah dari bangunan Dalem Mangkubumen. Para wisatawan yang datang di sini juga bisa menjaga dan memelihara kelestarian dari bangunannya. Tempat ini selain digunakan oleh wisatawan yang melihat-lihat dan mengetahui sejarah bangunannya, juga terdapat para mahasiswa yang menuntut ilmu di sini bisa melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh putra mahkota calon raja Kasultanan Yogyakarta untuk menjadi pemimpin bangsa yang berkualitas dan berbudaya.
Durasi. Lama waktu mengunjungi dan menikmati bangunan ini membutuhkan durasi waktu minimal 1 s.d 2 jam, kecuali wisatawan yang ingin mempelajari atau meneliti arsitektur bangunan Dalam Mangkubumen lebih lanjut. Mereka yang membutuhkan waktu yang panjang dapat melakukan kegiatan di Pusat Studi Arsitektur Tradisional.
Bacaan.
Albiladiyah, S.Ilmi. 1985/1986. Dalem Mangkubumen Kodya Yogyakarta dan Kompleks Makam Girigondo Temon Kulonprogo, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta.
Widayatsari, Siti. 2002. “Tata Ruang Rumah Bangsawan Yogyakarta”, dalam Jurnal Ilmiah Dimensi 30(2), [LPPM Universitas Kristen Petra, Surabaya]
2. Alun-alun Selatan
Oleh : Rahmat Santosa, Deddy Anggoro, Ardian Suryatama, dan Puri Oktavia P
Kategori. Situs.
Lokasi. Jalan Lingkar Alun-Alun Selatan Komplek Kraton Yogyakarta.
Aksesibilitas. Untuk menuju ke Alun – Alun Selatan dapat melalui 3 pintu utama, di sebelah selatan yaitu Plengkung Gading, di sebelah barat dapat melalui Jl. Langenastran Lor dan Jl. Langenastran Kidul, di sebelah timur dapat melalui Jl. Ngadisuryan dan JL. Patehan.
Adapun untuk menuju ke Alun – Alun Selatan dapat menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Beberapa contoh kendaraan pribadi ialah motor, mobil, sepeda, dan kendaraan umum ialah bus, angkot, becak, andong, dan sebagainya. Jalur bus untuk menuju ke Alun – Alun Selatan dapat menggunakan Jalur 15, Trans Jogja dengan Jalur 3A dan 3B kemudian turun di Jl. May. Jend. Sutoyo dan Jl. Let. Jend. MT. Haryono. Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dikarenakan kendaraan pribadi lebih mudah untuk menjangkau tempat – tempat di sekitar Alun – Alun Selatan, dan juga kendaraan pribadi seperti motor akan lebih menghemat waktu daripada menggunakan kendaraan umum seperti bus. Dari pusat kota Jogja dengan mengunakan kendaraan pribadi (motor) dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dalam jarak ± 1 km.
Sarana Pendukung. Arena bermain, lapangan sepak bola, WC umum.
Pengelolaan. Pengelola adalah Kraton Yogyakarta
Promosi: Alun – Alun Selatan termasuk dalam paket objek wisata Komplek KratonYogyakarta
Deskripsi. Alun-Alun Kidul merupakan wilayah di belakang kompleks bangunan Kraton Yogyakarta yang bisa dijangkau dengan berjalan ke arah selatan dari Sentra Makanan Khas Gudeg Wijilan. Disimbolkan dengan gajah yang memiliki watak tenang, Alun-Alun Kidul merupakan penyeimbang Alun-Alun Utara yang memiliki watak ribut. Karenanya, Alun-Alun Kidul dianggap tempat palereman (istirahat) para Dewa. Dan jelas kini sudah menjadi tempat ngleremke ati (menenangkan hati) bagi banyak orang.
Di waktu-waktu tertentu, pengunjung dapat melihat pagelaran wayang di Sasono Hinggil Dwi Abad. Namun, untuk melihatnya perlu persiapan karena umumnya wayang digelar semalam suntuk. Pengunjung juga dapat melihat persiapan para prajurit kraton untuk merayakan Grebeg (perayaan memperingati Maulud Nabi). Di alun-alun inilah semua prajurit berkumpul untuk melaksanakan gladi resik sehari sebelum perayaan dan berangkat ke alun-alun utara pada hari perayaan.
Daya Tarik.
Ringin Kurung. Alun-alun dan Ringin kurung adalah satu tanda kultural yang dikenal oleh publik. Keduanya ada di dalam beteng Kraton, dalam bahasa jawa dikenal dengan sebutan “neng njeron beteng Kraton”. Alun-alun dan Ringin Kurun ada di dua tempat dan disebut alun-alun utara dan alun-alun selatan (Kidul). Alun-alun utara terletak di depan sebelum masuk pintu gerbang (Pagelaran Kraton) alun-alun selatan ada di belakang pintu gerbang (Kemagangan Kraton). Dua pohon beringin terletak di masing-masing alun-alun dan tepat berada di tengah persis. Karena pohon ringin dipagari, kemudian disebut sebagai ringin kurung.
Situasi Alun-alun Kidul (selatan) sekarang berbeda dari tahun 1920 meskipun ringin kurungnya masih tetap sama. Tentu sudah mengalami berbagai macam perubahan di sekitarnya, misalnya jalan yang melingkari alun-alun selatan sudah beraspal. Pada zaman dulu, setidaknya sampai tahun 1960-an, belun diaspal, bahkan alun-alunnya tidak ditanami rumput hijau. Pada tahun-tahun itu, di tengah alun-alun selatan ada taman sebagai tempat bermain anak-anak.
Masangin. Ritual yang satu ini adalah berjalan masuk di antara dua pohon beringin di Alun-alun Kidul. Ritual tersebut dilakukan untuk ‘ngalap berkah’. Termasuk juga memiliki pesan permohonan untuk pertahanan keamanan Keraton dari serangan musuh. Mitosnya, kalau bisa masuk diantara kedua pohon beringin itu dengan mata tertutup, bisa terkabul keinginannya. Menurut kepercayaan di kalangan masyarakat, di antara kedua pohon beringin itu ada rajahnya (seperti tolak bala untuk musuh kerajaan yang berusaha menyerbu Keraton Jogja). Apabila bala tentara berjalan di antara kedua beringin itu kekuatan musuh bisa hilang, fungsinya seperti benteng keraton yang tidak kelihatan. Orang yang bisa masuk diantara kedua pohon beringin ini berarti bisa menolak rajah itu. Itulah sebabnya mata harus ditutup sebagai simbol bahwa hanya orang dengan kekuatan penglihatan hati yang sanggup melewati beringin.
Dalam perkembangan masyarakat yang semakin maju, tentu saja terjadi perubahan pemaknaan terhadap nilai-nilai tradisi. Begitu juga dengan kepercayaan Beringin Masangin yang lambat laun mulai bergeser. Ritual budaya yang awalnya sakral kemudian menjadi tidak bermakna sakral, berakhir dianggap sebagai satu permainan untung-untungan dan menambah suasana Alun-alun Kidul menjadi semakin ramai. Sekarang, setiap sore sampai malam hari di Alun-alun Kidul banyak dijumpai masyarakat yang mencobai peruntungan melewati beringin.
What to See. Ringin kurung, Kandang Gajah, Sasono Hinggil, Lapangan Alun – Alun Selatan, para penjual makanan, tradisi masangin.
What to Buy. Berbagai makanan yang dijajakan di sekeliling Alun – Alun Selatan.
What to Do. Masangin, mengelilingi jalan lingkar Alun – Alun Selatan.
Durasi. 1 Jam.
3. Bale Raos
Oleh: Whina Ayunani, Putri Noor Amallia, Mariza Dwi L., dan Martina Nafatilofa
Alamat. Jl. Magangan Kulon No.1 Kraton Yogyakarta
Kategori. Restoran/Rumah Makan.
Aksesibilitas. Letaknya sangat strategis, terletak pada jalur wisata di belakang pelataran kraton, bersebelahan dengan Sarinah (pusat batik dan benda kerajinan).
Deskripsi. Berangkat dari misi ingin melestarikan kekayaan budaya khususnya dalam hal keanekaragaman hidangan khas Kraton Yogyakarta dan pengangkatan citra makanan tradisional di mata masyarakat nasional maupun internasional serta memberikan alternatif pilihan sajian hidangan bagi masyarakat Yogyakarta maupun wisatawan, terbentuklah suatu restoran unik yang sangat berbeda dari restoran kebanyakan di Yogyakarta, baik dari segi menu, cara penyajian, dan tempat. Bangunan berbentuk bangunan joglo yang berdiri dengan agung. Bale Raos menyajikan masakan-masakan favorit dari Sultan Hamengku Buwono VII sampai ke Sultan Hamengku Buwono X.
Menu-menu favorit sultan: lontong kikil (menu favorit Sultan HB X): Rp. 8.500,- roti jok (menu tradisional Sultan HB VII): Rp. 12.000,- bebek suwar-suwir (menu favorit Sultan HB IX): Rp. 20.000,- beer Djawa (minuman spesial Sultan HB VIII): Rp. 7.500,-.
Beberapa menu andalan Bale Raos antara lain: dalam hidangan pembuka ada sup tomat (menu favorit HB IX), Soup Timlo (menu favorit HB X), Soup Lidah, Soup Kacang Merah, dll. Kemudian di Hidangan Utama ada Sayur Klenyer (Menu favorit HB IX), Daging Lombok Kethok (menu favorit HB VII-IX), Semur Ayam Panji (menu favorit HB VII), Semur Piyik (menu favorit HB VII), Gecok Ganem (menu favorit HB IX), Dendeng Ragi (menu favorit HB IX), dll. Hidangan spesial terdiri dari Bebek Suwar-Suwir (menu favorit HB IX), Roti Jok (menu favorit HB IX), Dendeng Age (menu favorit HB VIII), dll. Untuk hidangan penutup serta snack, Bale Raos menyediakan berbagai pilihan menu makanan tradisional dengan rasa dan nama makanan yang cukup unik, yaitu Manuk Nom (menu favorit HB VII dan HB VIII), Semlo (menu favorit HB IX), Tapak Kucing, Prawan Kenes (menu favorit HB VIII), Jadah Manten (menu favorit HB VII), dan lain – lain .
Something to do, something to buy. Selain dapat menyicipi hidangan khas Bale Raos, pengunjung juga dapat membeli oleh – oleh atau souvenir yang ada di Sarinah Craft Center yang masih satu area dengan Bale Raos. Souvenir itu berupa batik, kerajinan tangan, pernik – pernik dan berbagai barang kerajinan khas Yogyakarta.
4. Hery’s Batik Painting
Oleh: Joan Novelyn Sianipar, Galu Swadeswark, Safitri Dyah Ayu, dan Sayekti Estiningsih.
Lokasi. Hery’s Batik Painting terletak di Jalan Ngadisuryan KT I/27, Yogyakarta.
Aksesibilitas. Hery’s Batik Painting ini dapat dapat ditempuh dengan kendaraan umum seperti taksi, becak, dan andong jika berada tidak jauh dari lokasi. Tersedianya papan-papan petunjuk jalan yang mendukung untuk sampai di lokasi. Kondisi jalan yang baik, juga dapat dilalui dengan sepeda motor atau mobil pribadi. Saat itu kami menuju lokasi dari UGM dapat ditempuh kurang lebih 15 km dengan waktu tempuh kurang lebih 20 menit dengan sepeda motor.
Jika dari Stasiun Tugu kira-kira 15 menit dapat dilalui berbagai macam alat transportasi. Salah satu transportasi yang unik yaitu andong dengan biaya perjalanan 15 ribu rupiah. Perjalanan kita mulai melewati seputaran malioboro dan gedung negara ke arah selatan, belok kanan kita dapat menemukan Jalan Ngasem. Tepatnya di belakang Taman Sari sampailah ke lokasi batik painting.
Pengelolaan. Hery’s Batik Painting ini dikelola oleh perorangan yang bernama Boedhi, S.H. Ia juga bekerja sama dengan beberapa pengelola batik painting yang ada di sekitarnya. Pemasarannya saat ini hanya dilakukan dari mulut ke mulut, juga melalui tukang-tukang becak yang ada di daerah tersebut dengan sistem bagi hasil. Penjualannya saat ini sampai ke Bali dan membentuk jaringan pula di sana.
Sarana Pendukung/Amenitas. Sarana Pendukung yang ada di daerah sekitar Hery’s Batik painting: Rumah Makan Padang Andalas (Jalan Ngasem 46A), serta toko-toko yang menjual batik-batik, toko oleh-oleh, dan lainnya.
Deskripsi. Hery’s Batik Painting merupakan salah satu marketing di bidang lukisan batik yang ada di Yogyakarta. Hery’s Batik Painting ini, merupakan galeri lukisan batik yang berkonsep penjualan. Jadi, lukisan – lukisan batik yang ada dapat dibilang sebagai barang dagangan. Hery’s Batik Painting ini, membantu para seniman – seniman batik painting, yang belum memiliki pasar untuk menjual karya – karyanya. Dalam galeri tersebut, terdapat banyak karya – karya para seniman batik painting. Sistem dari galeri tersebut adalah, seniman mempercayakan kepada pihak pengelola untuk menjual lukisan batiknya tersebut, dan ada sistem komisi pada setiap penjualan yang dilakukan oleh pengelola.
Selain menjual lukisan batik dari para seniman, di galeri tersebut juga membuat sendiri lukisan batik yang mereka pasarkan. Dengan demikian, para pengunjung yang berminat untuk memebeli lukisan batik tersebut, dapat juga menyaksikan secara langsung pembuatan batik lukis tersebut.
Untuk pasar penjualan lukisan batik ini, pihak pengelola lebih mengarah pada wisatawan mancanegara seperti Canada, Australia, Swedia, Amerika,dan lain-lain. Karena pada saat ini wisatawan mancanegaralah yang banyak meminati lukisan batik. Biasanya wisatawan mancanegara lebih menyukai lukisan yang beraliran abstrak dan kontemporer. Sedangkan wisatawan domestik lebih menyukai lukisan yang natural dan realis.
Promosi yang dilakukan oleh pengelola untuk mengenalkan galerinya kepada wisatawan yaitu dengan cara bekerja sama dengan tukang – tukang becak yang ada disekitar galeri tersebut. Promosi tersebut dilakukan karena menurut pihak pengelola itu lebih efektif, darapida menggunakan brosur ataupun booklet. Dengan bekerjasama dengan tukang – tukang becak, maka wisatawan akan langsung dapat diantar menuju galeri.Untuk tukang becak yang sudah mengantarkan wisatawan ke galeri tersebut dan wisatawan membeli lukisan batik, maka tukang becak tersebut akan diberi komisi yang cukup lumayan.
Hery’s Batik Painting ini, selain memiliki marketing lukisan batik di Yogyakarta, pengelola juga memiliki marketing lukisan batik yang berada di Bali. Untuk lukisan – lukisan batik yang ada di galeri mereka di Bali, mereka membawanya dari Yogyakarta. Untuk mencapai pasar internasional, Hery’s Batik Painting bekerjasama dengan wisatawan mancanegara yang tertarik untuk memasarkan lukisan batik tersebut di negaranya. Tetapi untuk kerjasama dengan wisatwan mancanegara tersebut tidaklah bersifat permanen. Biasanya wisatawan mancanegara akan datang silih berganti. Hal tersebut dikarenakan, menurut pengelola wisatawan mancanegara akan memproduksi lukisan batik itu sendiri setelah mempelajari proses dan cara pembuatan lukisan batik tersebut.
What To See. Di Batik Painting wisatawan dapat menikmati keindahan lukisan yang dibuat oleh masyarakat setempat yang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
What To Do. Selain menikmati keindahan lukisan, wisatawan juga dapat mencoba berkarya, dengan membuat lukisan batiknya sendiri. Disana juga, ditawarkan paket untuk belajar batik painting. Apabila wisatawan ada yang tertarik untuk belajar batik painting, waktu yang dibutuhkan minimal satu hari.
What To Buy. Setelah menikmati dan belajar batik painting, wisatawan juga dapat membeli lukisan yang ada di galeri untuk dibawa pulang ke kota atau negaranya masing-masing. Harga yang ditawarkan beragam, tergantung dari besar kecilnya lukisan, serta tingkat kesulitannya. Tidak jarang wisatawan membayar mahal secara cuma-cuma atas karya lukisan yang dianggapnya menarik dan memiliki makna seni yang indah,bahkan ada wisatawan yang membayar penjelasan dari makna tiap-tiap lukisan tanpa membawa lukisan tersebut. Ini menandakan bahwa makna tersirat yang terkandung dri lukisan tersebut telah mampu menarik wisatawan.
Daya Tarik. Batik painting mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan, karena jarang ada lukisan yang di terapkan ke dalam media katun dan sutra. Dan pada media tersebut mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda. Selain itu Batik Painting juga merupakan perpaduan dari seni dan budaya. Wisatawan juga dapat belajar membuat Batik Painting dengan dipandu oleh pihak dari galeri. Selain itu juga tidak hanya diterapkan dalam lukisan saja, tetapi dapat juga diterapkan kedalam kaos apabila kita menginginkannya. Melalui lukisan-lukisan tersebut kita dapat memperoleh makna-makna tersirat yang dituangkan dalam lukisan tersebut.
Lukisan batik sangatlah menarik dikarenakan bentuk batik itu sendiri dan tidaklah mudah karena melukis batik dengan banyak titik diperlukan ketelitian dan kesabaran penuh untuk menghasilkan kualitas gambar yang baik. Juga wisatawan lebih dapat mendalami serta mendapat ilmu langsung belajar melukis batik dan menikmati hasil-hasil lukisan yang tersedia untuk nantinya dapat menjadi inspirasi tersendiri. Biasanya lama waktu yang biasanya diperlukan wisatawan bisa sampai berjam-jam lamanya tergantung wisatawan apakah ingin sekalian belajar melukis juga atau hanya sekedar ingin melihat dan menikmati lukisan yang ada. Untuk membeli lukisan juga diperlukan negosiasi harga yang panjang sebab harga tiap-tiap lukisan berbeda tergantung kualitas dan tingkat kesulitan proses melukisnya itu sendiri.
5. Alun-Alun Lor
Oleh: Reza Okita.
Kategori. Wisata Budaya
Lokasi. Merupakan muara dari Jl. Ibu Ruswo, Jl. Koni, dan Jl. Kauman, berada persis di depan Kraton Yogyakarta sebelah utara.
Aksesibilitas. Dapat menggunakan kendaraan pribadi segala jenis serta kendaraan umum Trans Jogja dan turun di Shelter Gedung Agung dan diteruskan menyewa becak.
Sarana Pendukung. Toilet, Lapangan Parkir, Restoran.
Pengelola. Kraton Yogyakarta
Deskripsi. Pada awalnya, alun-alun lor adalah sebuah pelataran, halaman keraton Yogyakarta, berupa tanah lapang berukuran 150 x 150 m dengan dua pohon beringin di tengah, dan di pinggirnya terdapat beberapa kelompok bangunan yang disebut pekapalan, selain juga deretan pohon-pohon beringin sebanyak 62 buah pohon. Kedua pohon beringin yang berada di tengah itu, di sebelah timur bernama Kiai Wijayadaru sedangkan yang disebelah barat bernama Kyai Dewadaru. Pohon ini sering juga disebut sebagai ringin kurung. Dahulu tanah lapang yang berbentuk persegi ini dikelilingi oleh dinding pagar yang cukup tinggi. Sekarang dinding ini tidak terlihat lagi kecuali di sisi timur bagian selatan. Saat ini alun-alun dipersempit dan hanya bagian tengahnya saja yang tampak. Di bagian pinggir sudah dibuat jalan beraspal yang dibuka untuk umum.
Semula alun-alun utara tidak ditumbuhi rumput, bahkan penuh dengan pasir. Tidak seperti sekarang, dulu orang tidak bisa bebas memasuki alun-alun. Dalam artian ada pantangan-pantangan tertentu. Yakni jika orang memasuki alun-alun tidak diperkenankan memakai kendaraan, mengenakan sepatu, sandal atau bertongkat. Mengembangkan payung pun tidak boleh. Pada masa sekarang, larangan-larangan itu sudah tidak ada lagi. Dan kini alun-alun ditanami rumput, dan sekelilingnya diberi jalan besar beraspal. Di sekeliling alun-alun terdapat bangunan pekapalan berbentuk joglo berjumlah 19 buah, semua menghadap ke arah alun-alun. Rumah-rumah pekapalan ini berfungsi sebagai tempat tugur dan beristirahat bagi para bupati luar daerah, apabila di keraton sedang mengadakan upacara kenegaraan seperti upacara malam selikuran atau perkawinan putri-putra raja. Saat ini pekapalan ini banyak yang beralih fungsi menjadi sekolah, museum, restoran dan sebagainya.
Alun-alun utara berfungsi sebagai halaman depan keraton dan sebagai tempat penyelenggaraan upacara-upacara tradisional kraton. Kegiatan yang terdapat pada alun-alun utara pada masa lalu masih bersifat publik, aktivitas tersebut antara lain rampogan macan, pepe, serta merayakan sekaten dan grebeg. Sebagai ruang terbuka bagi kota Yogyakarta, kegiatan pada alun-alun juga merupakan kegiatan warga kota, tidak hanya terbatas dalam hubungan dengan keraton saja.
Sesuai dengan perkembangan zaman, bangunan-bangunan Pekapalan berada di sekeliling Alun-alun Utara berubah fungsi. Sebelah timur untuk Koramil Gondomanan, panitia Sekaten, Dinas Sosial dan lain-lain.
Daya tarik utama. Ringin Kurung, Upacara Adat seperti Grebeg dan Sekaten.
Something To See. Beringin kurung, mengamati pekapalan keliling alun-alun (museum, masjid, restoran, living culture), upacara tradisional, pasar malam sekaten.
Something To do. Pisowanan Agung, melihat pertunjukan musik, Mengunjungi sekaten dan grebeg, berbelanja suvenir, menikmati suasana di pinggir alun-alun dan meminum wedang ronde, perainan yang ada di pasar malam.
Something to buy. Berbelanja suvenir/asongan, belanja makanan kaki lima/angkringan/ronde/martabak ‘internasional’/jagung bakar/membeli ndhog abang dan sega gurih.
Durasi. 1-3 jam.
6. Gadri Resto
Oleh: Lusyana, Suwanti, Melani Fransisca.
Kategori. Gadri Resto merupakan gabungan antara restoran dan museum.
Lokasi. Gadri Resto beralamat di JL. Rotowijayan No. 5, Yogyakarta, tepatnya di sebelah barat Kraton Yogyakarta, telepon +62274 – 373520, fax: + 62274 – 380145
Aksesibilitas. Untuk mencapai Gadri Resto, kita dapat menggunakan beberapa transportasi seperti: kendaraan pribadi (mobil, sepeda motor ) kendaraan umum (bis, andong, taksi). Jika ditempuh dari daerah Jalan Kaliurang/UGM, kurang lebih 25 menit bila menggunakan kendaraan pribadi, dan bila menggunakan kendaraan umum (bis) kurang lebih 30 menit. Bila kita ingin menggunakan andong kita bisa menaikinya dari daerah Malioboro, yang ditempuh sekitar 15 menit.
Sarana Pendukung. Joy Rumah Kopi dan Roti, toilet, warnet, dan musholla,
Pengelolaan. Gadri Resto dikelola oleh H. Joyokusumo, adik dari Sri Sultan HB X. Untuk promosi Gardi Resto telah melakukan melalui internet bahkan resto ini sering digunakan sebagai latar syuting sinetron dan acara memasak. Resto ini mempunyai cabang di Galeria Mall, Yogyakarta.
Deskripsi. Ketika kita berwisata ke Yogyakarta, tidak lengkap rasanya jika kita tidak mencoba masakan khas Jawa. Tidak ada salahnya jika kita mencoba masakan kesukaan raja-raja Kraton Yogya. Saat ini, masakan khas Jawa kesukaan raja-raja kraton dapat dengan mudah kita temui di beberapa tempat di Yogyakarta. Salah satunya jika kita melewati Jalan Rotowijayan, di sana kita akan menjumpai sebuah restoran dengan bangunan arsitektur khas Jawa.
Gadri Resto yaitu nama restoran yang telah berhasil merebut perhatian masyarakat. Ketika kita berada di restoran ini, suasana hangat ala kraton langsung menyambut kedatangan kita. Arsitektur Jawa nan kental dengan sebuah museum yang menyimpan banyak benda pusaka dan bersejarah di dalamnya, membuat restoran ini terlihat semakin unik. Pelayanan yang ramah dan bersahaja turut menyertai kedatangan para tamu. Deretan menu masakan yang memikat dan bercita-rasa tinggi ala kuliner kraton.
Nasi Blawong adalah masakan kesukaan Hamengkubuwono VIII dan IX.
Nasi Blawong, itulah nama masakan khas dari Gadri Resto. Nasi Blawong adalah masakan kesukaan Hamengkubuwono VIII dan IX. Nasi putih yang dicampur dengan aneka macam rempah-rempah ini menjadi lebih memikat selera ketika dimakan bersama pelengkapnya, yaitu daging lombok kethok, ayam goreng laos, dan telor masak pindang yang digoreng. Menu kombinasi ini tidak bisa anda temui di restoran lain. Menu lain yang tidak kalah menarik untuk kita coba antara lain adalah nasi Langgi dan nasi Punar. Sebagai menu penutup atau dessert, kita bisa mencoba Manuk Nom yang terbuat dari tape ketan ijo, susu cair, telor, kemudian dikukus dan disajikan bersama emping mlinjo sebagai pelengkap. Ada juga Prawan Kenes, yang terbuat dari pisang kepok kuning yang dibelah, diikat menggunakan daun pandan dan dijepit dengan bambu kemudian dikukus. Akan tetapi tidak lengkap rasanya jika kita belum mencoba minuman kesukaan HB IX, yaitu secang dan bir jawa.
Sejarah Gadri Resto berdiri pada tahun 1984. Pendirinya adalah GBPH Joyokusumo, yang merupakan adik kandung dari HB X. Resep-resep yang tersedia di Gadri Resto adalah hasil kumpulan resep turun-temurun Kraton yang dikumpulkan dan dibukukan oleh BRAy. Hj. Nuraida Joyokusumo, istri dari Gusti Joyokusumo. Visi yang diangkat oleh pendiri Gadri Resto adalah untuk melestarikan resep-resep tradisional Jawa di tengah modernitas zaman.
nDalem Joyokusuman yang ditata secara arsitektur dan fungsi sebagai rumah jawa, dibagi 7 (tujuh) ruangan utama dan dibatasi dibagian dalam dengan lingkaran tembok yang disebut “cepuri” ini sekaligus menggambarkan sejauh mana kekuasaan lelaki sebagai kepala rumah tangga dan wanita sebagai ibu rumah tangga yang harus membentuk keluarga sakinah mawadhah wa rokhmah, agar generasi penerus menjadi generasi yang lebih baik.
Pawon. Dapur keluarga, ruangan untuk memasak keluarga. Ruangan ini menjadi bagian penting sebuah rumah jawa, karena makan dan minum yang halal dan sehat disajikan dari tempat ini.
Daya tarik. Gadri Resto memang layak didatangi bila kita berlibur di Yogyakarta karena nDalem Joyokusuman (Gadri Resto) adalah salah satu objek wisata yang ditata dengan arsitektur dan fungsi sebagai rumah jawa, disamping itu juga pernah sebagai saksi sejarah pada masa Republik Indonesia Serikat, yang kini menjadi kediaman Gusti Bendara Pangeran Haryo Haji Joyokusumo dan keluarga. Selain itu, arsitektur Jawa nan kental dengan sebuah museum yang menyimpan banyak benda pusaka dan bersejarah di dalamnya, membuat restoran ini terlihat semakin unik.
Something To See. Di Gadri Resto selain melihat-lihat dan berkeliling di museum yang menyimpan banyak benda bersejarah, kita juga dapat melihat pembuatan batik yang terdapat di Gadri Resto tepatnya di dekat kasir.
Something To Buy. Selain mencoba masakan ala kraton Disana kita bisa membeli souvenir yang dijual di Gadri Resto, seperti kain batik, tas, dan sandal. Harganya cukup mahal, untuk kain batik sendiri harganya mencapai jutaan rupiah.
Something To Do. Di Gadri Resto kita dapat mencoba masakan kesukaan raja-raja KratonYogya salah satunya adalah nasi blawong. Selain itu kita bisa belajar membuat batik dengan ibu-ibu yang membatik di Gadri Resto, dengan sabar ibu-ibu akan membantu kita bila kita ingin tahu cara membuat batik dan menjawab setiap pertanyaan dari pengunjung seputar batik. Di sana kita dapat berfoto-foto di museum dan kita akan didampingi oleh para karyawan yang telah mengerti sejarah museum tersebut.
7. Gua Gentan
Oleh Perwita Budi Astuti
Kategori. Situs dan tradisi.
Lokasi. Jln. Magangan Kulon No.01 Kraton Yogyakarta.
Aksesibilitas. Dari perempatan lampu merah Malioboro lurus , lalu mengambil jalan arah kekanan, memasuki beteng keraton, ada pertigaan Joy Coffee belok kanan, lurus melewati sepanjang jalan toko – toko penjual pakaian Dagadu dan Batik. Ada pertigaan belok kekiri menuju Pasar Ngasem. Dari Pasar Ngasem ke arah utara, pertigaan kearah kiri. Terletak di sebelah kiri jalan dan terletak di lingkungan Sarinah Batik dan Handicraft. Dapat menggunakan alat transportasi bis umum, mobil pribadi, angkutan umum, becak, andong/dokar, sepeda motor, ojek juga bisa ditempuh dengan jalan kaki. Jaraknya ± 5 Km dari Malioboro, waktu tempuhnya± 15 menit mengendarai sepeda motor. Berjalan kaki± 30 menit.
Sarana Pendukung. Ada banyak hotel – hotel kelas melati yang menjadi akomodasi, walaupun bukan khusus disediakan untuk pengunjung di Goa Gentan.
Pengelolaan. Untuk saat ini Goa Gentan dikelola oleh Bapak Pani sebagai juru kunci dengan pengawasan pihak kraton. Untuk promosinya hanya antara mulut ke mulut. Untuk masuk ke goa ini tidak dipungut tiket masuk.
Deskripsi. Goa Gentan adalah Goa yang sudah ada sejak Sultan Hamengku Buwono I memerintah sebagai raja di kraton Yogyakarta. Goa ini pernah menjadi tempat persembunyian Soeharto saat menjadi buronan oleh pemerintah colonial Belanda. Konon goa ini merupakan penghubung antara keraton dengan Taman Sari. Goa Gentan mulai ramai dikunjungi pada saat pemerintahan Sultan Hamengku Buwono IX.
Walaupun saat ini goa sudah ditutup namun masih ramai dikunjungi terutama pada sabtu pahing. Sebagai tradisi keluarga kraton ‘ Tradisi Sabtu Pahingan’ . Pada hari – hari biasa memang jarang ada pengunjung yang datang, karena goa ini merupakan tempat bertapa atau untuk meminta berkah supaya mendapatkan kemudahan dalam kehidupan. Goa ini hanya ramai dikunjungi pada malam Selasa Kliwon dan malam Jumat Kliwon.
Daya Tarik. Pada bulan Maulud (12 Robiulawal) Goa Gentan ramai dikunjungi karena goa ini menjadi tempat bertapa atau memanjakan doa, pada acara Grebeg Maulud. Setiap pengunjung membawa sesajen berupa kembang 7 rupa, dupa dan kemenyan. Acara utamanya disebut caos dhahar.
What to see. Berupa tempat bertapa dengan beralaskan karpet merah karena goanya sudah ditutup.
What to buy. Karena masih satu lingkungan dengan Sarinah Batik dan Handicraft maka pengunjung dapat membeli beraneka ragam suvenir.
What to do. Pengunjung biasanya bertapa, memanjatkan doa atau mengalap berkah dengan membawa sesajen.
Durasi. ± 10 menit.
Catatan lain. Boleh percaya boleh tidak, konon Goa Gentan memiliki kekuatan mistik atau supranatural yang sangat besar. Yogya sekarang ini seolah-olah sudah kehilangan jatidirinya. Lenyapnya tradisi leluhur yang dianggap penuh Klenik dan Mistik bagi yang belum tahu, tidak tahu, tidak mau tahu, dan tidak ingin tahu. Bagi yang ingin tahu, maka pasti akan mendapatkan wahyu itu. Ki Joko Bodo pernah berkunjung beberapa kali ke Goa Gentan dan pernah membuktikan bahwa goa ini memiliki kekuatan mistik yang sangat besar.
8. Museum Kraton
Oleh: Avicenna, Erfan Novandi, Wakhid Kristian, Erva Ariyanto.
Letak dan Aksesibilitas. Museum Kraton terletak di tengah kota Yogyakarta. Terletak kurang lebih 200 meter dari pusat kota Yogyakarta (titik 0 kilometer), kira-kira sekitar 10 menit waktu yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi, kita bisa menggunakan alat transportasi umum/pribadi, misal: bus, andong, becak, sepeda motor, atau mobil.
Museum ini dibuka untuk umum setiap hari kecuali pada saat terdapat upacara. Museum buka mulai jam 08.30 hingga 14.00 wib, kecuali hari Jumat yang buka hingga pukul 13.00 wib. Selain benda-benda budaya dan arsitektur, pengunjung juga dapat melihat pertunjukan seperti macapat, kerawitan, wayang kulit, serta wayang orang, yang dipentaskan di Bangsal Sri Manganti, sekitar pukul 10.00-12.00.
Koleksi. Museum Keraton memiliki berbagai macam jenis baik yang terbuat dari perunggu, kayu jati, kertas, kaca besi dan kulit antara lain: Peralatan rumah tangga, keris, tombak, wayang, gamelan, naskah kuno, foto dan lukisan di antaranya ada yang berusia sampai 200 tahun. Koleksi unggulan, berupa perlengkapan jumenengan (penobatan raja), terdiri atas banyak, dalang, sawung, galing, hardawalika, kutuk, kandil, kacu mas, dan cepuri yang dibuat dari bahan kuningan sehingga semua peralatan tersebut berwarna kuning keemasan. Benda-benda tersebut secara simbolis menggambarkan sifat-sifat raja yang arif dan bijaksana, koleksi peralatan jumenengan diperlakukan secara khusus, seperti juga benda-benda yang pusaka yang lain yang dianggap bertuah, selalu disajeni pada hari hari tertentu.
Kegiatan Pendukung.Kegiatan rutin dalam rangka mendukung peningkatan apresiasi masyarakat terhadap museum antara lain:
Macapat,bJum’at 10.00 – 12.00 wib, Bangsal Sri Manganti. Dalam beberapa teori sastra jawa terdapat nama-nama jenis tembang macapat, kadang didapati bahwa jumlah metrumnya tidak sama. Perbedaan jumlah itu berkaitan dengan dimasukannya beberapa tembang tengahan dan tembang gede ke tembang macapat. Namun demikian nama metrum macapat sesuai dengan jenis tembangnya terdiri dari, Pucung, Mijil, durma, Kinanthi, Asmaradhana, Pangkur, Sinom, Gambuh, Balabak, Jurudemung, Wirangrong dan Girisa. Penamaan kelimabelas metrum macapat dijabarkan oleh Laginem melalui beberapa sumber baik itu secara etmologi serta keterangan lainnya.
Karawitan, Senin/Selasa 10.00 – 12.00 wib, Bangsal Sri Manganti Seni Karawitan adalah seni mengolah bunyi benda atau alat bunyi-bunyian (instrumen) tradisional. Pada umumnya, alat bunyi-bunyian tradisional disebut gamelan atau gambelan. Dalam gamelan ada alat musik tabuh, gesek, tiup, petik dan sebagainya.
Wayang Kulit, Sabtu 10.00 – 12.00 wib. Wayang kulit adalah seni pertunjukan yang telah berusia lebih dari setengah milenium. Kemunculannya memiliki cerita tersendiri, terkait dengan masuknya Islam Jawa. Salah satu anggota Wali Songo menciptakannya dengan mengadopsi wayang beber yang berkembang pada masa kejayaan Hindu-Budha. Adopsi itu dilakukan karena wayang terlanjur lekat dengan orang Jawa sehingga menjadi media yang tepat untuk dakwah menyebarkan Islam, sementara agama Islam melarang bentuk seni rupa. Alhasil, diciptakan wayang kulit dimana orang hanya bisa melihat bayangan.
Wayang Orang, Minggu 11.00 – 13.00 wib. Wayang Orang adalah seni drama tari yang mengambil cerita Ramayana dan Mahabarata sebagai induk ceritanya. Dari segi cerita, Wayang Orang adalah perwujudan drama tari dari wayang kulit purwa. Pada mulanya, yakni pertengahan abad ke-18, semua penari wayang orang adalah penari pria, tidak ada penari wanita. Jadi agak mirip dengan pertunjukan ludruk di Jawa Timur dewasa ini.
Deskripsi. Museum Keraton Yogyakarta merupakan tempat yang digunakan sebagai tempat penyimpanan benda-benda budaya bernilai, termasuk replikanya. Di kompleks Pagelaran, misalnya, diperagakan berbagai pakaian prajurit dan pakaian adat keluarga keraton.
Daya Tarik. Museum Keraton memiliki berbagai macam jenis koleksi baik yang terbuat dari perunggu, kayu jati, kertas, kaca besi dan kulit antara lain: peralatan rumah tangga, keris, tombak, wayang, gamelan, naskah kuno, foto dan lukisan di antaranya ada yang berusia sampai 200 tahun.
Koleksi unggulan, berupa perlengkapan jumenengan (penobatan raja), terdiri atas banyak, dalang, sawung, galing, hardawalika, kutuk, kandil, kacu mas, dan cepuri yang dibuat dari bahan kuningan sehingga semua peralatan tersebut berwarna kuning keemasan.benda-benda tersebut secara simbolis menggambarkan sifat-sifat raja yang arif dan bijaksana, koleksi peralatan jumenengan diperlakukan secara khusus, seperti juga benda-benda yang pusaka yang lain yang dianggap bertuah, selalu disajeni pada hari hari tertentu.
What to see. Yang dapat dilihat di Museum Keraton adalah berbagai koleksi yang ada di sana, seperti: keris, tombak, wayang, gamelan, naskah kuno, foto dan lukisan diantaranya ada yang berusia sampai 200 tahun.
What to buy. Yang dapat dibeli wisatawan di sekitar Museum Keraton Yogyakarta adalah berbagai suvenir dan makanan khas kota Yogyakarta seperti: blangkon, handycraft (kalung, gelang, dll).
What to do. Wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan para abdi dalem dan dapat melakukan aktivitas lain seperti berfoto-foto.
Durasi. Untuk melihat-lihat isi museum memerlukan waktu sekitar 1jam.
9. Bangsal Sri Manganti
Oleh: Fitri Wijayanti
Lokasi. Kompleks Sri Manganti terletak di dalam kompleks Kraton Yogyakarta, tepatnya berada di sebelah selatan kompleks Kamandhungan Ler dan dihubungkan oleh Regol Sri Manganti. Di sisi barat kompleks terdapat Bangsal Sri Manganti yang pada zamannya digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu-tamu penting kerajaan. Sekarang di lokasi ini ditempatkan beberapa pusaka keraton yang berupa alat musik gamelan. Selain itu kawasan Sri Manganti juga difungsikan untuk penyelenggaraan event pariwisata keraton.
Aksesibilitas. Kita dapat menggunakan sepeda motor, becak atau dokar dari Stasiun Tugu kendaraan umum Kopata jalur 4,12 dan 15 yangmenggunakan bus pariwisata dapat parkir di alun – alun utara. Sepeda 25 menit, sepeda motor 20 menit, mobil pribadi atau bus pariwisata.
Sarana Pendukung. Di kawasan jero benteng terdapat tempat makan dari khas Yogyakarta, yaitu gudeg, hingga makan modern. Menyediakan kawasan penjual souvenir, pembuat batik tulis makan khas untuk oleh-oleh. Terdapat toilet umum di setiap loket masuk di sebelumnya.
Pengelolaan. Dalam wisata di Kraton terdapat pemungutan tiket sebesar Rp 5000 dapat juga menikmati pertunjukan tari di Srimanganti.
Daya tarik. Pertunjukan tari dimulai dari jam 10.30 hingga 12.00. Tarian ini dibawakan oleh para mahasiswa dari UGM, UNY dan ISI. Pertunjukan ini diselenggarakan dua kali setiap minggu yaitu hari kamis dan minggu untuk pembelajaran
What to see. Bangunan kraton dan pertunjukan tari
What to do. Mengabadikan tempat dengan berfoto wawancara dengan penari.
What to buy. Buku panduan, aksesoris, pakaian corak Kraton Yogyakarta
Durasi. 2 Jam.
10. Plengkung Gading
Oleh: Angga.
Kategori Situs peninggalan kerajaan.
Lokasi. Di sebelah selatan alun-alun selatan.
Aksesibilitas. Dengan bus umum atau Transjogja dari terminal menggunakan trayek 3A waktu tempuh 15 menit dari terminal dengan becak atau andong dari stasiun kota atau Malioboro ditempuh dengan waktu 15 menit kendaraan pribadi ditempuh 5 menit dari pusat kota. Jalan sudah bagus dengan hot mix.
Pengelolaan oleh kraton dan kota Yogyakarta dan tidak dikenakan retribusi masuk. Selama ini Plengkung Gading dalam pemasarannya berkaitan dengan city tour kawasan jeron beteng kraton Yogyakarta
Deskripsi. Plengkung gading merupakan satu dari lima plengkung yang merupakan pintu masuk ke jeron (dalam) benteng. Dalam sejarahnya plengkung gading mempunyai nama asli Plengkung Nirbaya. Plengkung ini terletak di sebelah selatan alun-alun selatan keraton Yogyakarta. Dari sumber tertulis mengatakan bahwa, dalam sistem tata letak keraton Yogyakarta, plengkung ini digunakan untuk pintu keluar jenazah Sultan yang mangkat. Maka konon selama Sultan masih hidup tidak diperkenankan melewati plengkung nirbaya ini.
What to see. Sebuah bangunan situs yang berbentuk gerbang yang unik dan mempunyai ciri khas arsitek kraton Yogyakarta
What to buy. Makanan dan cinderamata di kawasan jeron beteng.
What to do. Mengambil foto dan jalan-jalan mengitari kawasan beteng.
Durasi. Lama waktu yang dibutuhkan 15 sampai 20 menit
11a. Tamansari
Oleh: Wahyudi dan Luqman Salahuddin
Kategori : Situs.
Lokasi. Taman Sari terletak di jalan Taman, sekitar 1 km di selatan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Aksesibilitas. Untuk mencapai Obyek Wisata Taman Sari ini tidak terlalu sulit, karena letaknya tidak terlalujauh dari pusat kota Yogyakarta (Kraton Ngayogyakarta ), sehingga dari kraton atau Malioboro wisatawan dapat naik andong, becak, berjalan kaki atau yang lainnya untuk sampai ke obyek itu.
Sarana Pendukung. Di Taman Sari terdapat beberapa sarana pendukung, di antaranya tempat belajar membatik, galeri seni dan lukisan, dan warung makan.
Pengelolaan. Objek wisata Taman Sari buka setiap hari dari pukul 09.00-15.30 WIB. Tiket masuk Domestik : Rp. 5.000,00, Mancanegara : Rp 8.000,00
What to see. Wisatawan pada saat berkunjung ke Taman Sari dapat melihat bangunan yang cukup megah yang arsitekturnya merupakan campuran gaya Jawa dan Portugis. Selain itu wisatawan dapat melihat orang membuat kerajinan batik, lukisan, orang membuat wayang kulit.
What to buy. Sebagai buah tangan atau souvenir wisatawan dapat membeli lukisan, batik atau yang lainnya yang ada di sekitar obyek wisata Taman Sari tersebut.
What to do. Adapun sesuatu yang dapat dilakukan oleh para wisatawan saat berkunjung di Taman Sari di antaranya: belajar membatik, bersepeda santai untuk mengelilingi area atau kompleks di sekitar Taman Sari. Selain itu wisatawan juga bisa berfoto-foto, dan menikmati makanan khas setempat.
Fasilitas. Fasilitas yang ada di obyek Tamansari antara lain: tempat parkir, pemandu wisata berlisensi, warung makan dan minum, tempat belajar membatik, galeri seni dan lukisan
Daya Tarik. Hal yang menjadi daya tarik di Taman Sari di antaranya: gaya arsitekturnya merupakan campuran antara Jawa dan Potugis, memiliki trowongan pelarian yang cukup panjang hingga sampai ke pantai Parangkusumo, lokasinya dulu merupakan danau buatan, tempat raja untuk bersantai dan bermeditasi (berdoa kepada Allah).
Durasi wisatawan berkunjung. Mengenai lamanya wisatawan berkunjung di Obyek Wisata Taman Sari ini tidak dapat ditentukan secara pasti, tinggal minat wisatawannya, kalau mereka berpasangan dan yang bermaksudingin belajar maka akan lebih lama saat berkunjung di tempat ini. Berbeda dengan mereka yang hanya sekedar ingin melihat-melihat saja.
11b. Tamansari
Oleh: Fina Wismadewi
Kategori. Wisata Budaya
Lokasi. Jl. Taman, Kraton, Yogyakarta
Aksesibilitas. Cara mencapai tempat tersebut dapat menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil ataupun kendaraan beroda dua. Jauh dekat lokasi tergantung dari arah mana kita datang. Perjalanan memakan waktu sekitar 15 – 20 menit.
Sarana pendukung. Di sana terdapat jasa pemandu wisata/guide, tiket masuk, peta lokasi, area parkir, tempat sampah, toilet/wc umum, sistem penerangan, art gallery.
Pengelolaan. Tamansari dikelola oleh Abdi ndalem, harga tiket masuk wisatawan Domestik Rp. 3.000,00./ orang dan Wisatawan Mancanegara: Rp. 6.000,00./ orang
Deskripsi. Taman Sari Yogyakarta atau Taman Sari Keraton Yogyakarta adalah sebuah situs bekas taman atau kebun istana (royal garden) Keraton Yogyakarta. Kebun ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada tahun 1758-1765/9. Awalnya, taman yang mendapat sebutan “The Fragrant Garden” ini memiliki luas lebih dari 10 hektar dengan sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air. Kebun yang digunakan secara efektif antara 1765-1812 ini pada mulanya membentang dari barat daya kompleks Kedhaton sampai tenggara kompleks Magangan. Namun saat ini, sisa-sisa bagian Taman Sari yang dapat dilihat hanyalah yang berada di barat daya kompleks Kedhaton saja.
Daya tarik. Tamansari adalah sebuah tempat yang menarik untuk dikunjungi, selain letaknya yang tidak jauh dari keraton Yogyakarta, Tamansari memiliki beberapa keistimewaan. Keistimewaan Tamansari antara lain adalah bentuk bangunan, yang mana pada setiap daerah tidak memiliki peninggalan bersejarah ini. Pada setiap pintu masuk kita dapat melihat bentuk tangga yang terbelah, yang sering disebut dengan belah semangka.
Yang menarik lagi di sana terdapat masjid bawah tanah yang konon dahulu sering disebut dengan Masjid Sumur Gemuling. Karena bentuk bangunannya yang memutar seperti dinding sumur dan di tengah-tengah bangunan terdapat sumur yang berfungsi sebagai tempat berwudhu.
Sekarang ini, danau yang dahulu mengitari areal Tamansari telah menjadi daratan yang saat ini dijadikan pemukiman oleh para abdi dalem. Di situ pulalah mereka beraktivitas yang antara lain sebagai seniman batik, pelukis batik, dan ada pula yang menjadikannya sebagai bisnis konveksi pakaian batik.
What to see. Wisatawan dapat melihat kolam pemandian selir raja, sauna, masjid bawah tanah, seni pembuatan batik, pembuatan wayang, pandai besi, tempat bertapa raja dan rumah abdi dalem.
What to buy. Wisatawan dapat membeli suvenir yangberada di art gallery seperti kerajinan batik, kerajinan wayang kulit, wayang golek, dan lukisan.
What to do. Wisatawan dapat berjalan-jalan mengelilingi taman sari, wisatawan dapat juga belajar membatik dan membuat wayang.
Durasi. Lama waktu untuk mengunjungi tamansari yaitu sekitar 1 – 1,5 jam. Waktu yang lama akan terasa cepat apabila kita benar-benar dapat menikmati dan mengerti apa yang kita lihat di sana.
12. Museum Kereta Kraton
Oleh: Kelik Ali Akbar, Ayu Wulandari, Lisda Wati, Raditya Destra.
Kategori. Museum
Lokasi. Museum Kereta terletak masih dalam lingkungan Keraton Yogyakarta bagian barat daya alun-alun utara, tepatnya di Jalan Rotowijayan.
Aksesibilitas. Cara mencapai tempat tersebut dapat ditempuh dengan kendaraan umum maupun pribadi karena letaknya dekat dengan pusat kota, tepatnya di sebelah barat Kraton Yogyakarta.
Sarana Pendukung. Toilet, penjual suvenir, area parkir. Di halaman juga terdapat beberapa pedagang kali lima berjualan makanan dan minuman ringan.
Pengelola. Pihak yang mengelola museum kereta ini adalah keluarga sultan. Harga tiket masuk Rp. 3000,- dan izin foto Rp. 1000,- . Promosi berupa papan nama dan website.
Deskripsi. Keberadaan Museum Kereta sudah dirintis pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Kereta koleksi museum ini telah berusia puluhan bahkan ada yang mencapai lebih dari seratus tahun. Beberapa masih digunakan dalam upacara-upacara kebesaran Kraton, yang tidak pernah digunakan umumnya karena pertimbangan usia dan sejarah yang pernah dilalui kereta-kereta tua itu. Penamaan masing-masing kereta kuda tersebut seiring dengan kepercayaan orang-orang Jawa akan adanya roh atau kekuatan pada tiap benda. Lebih dari itu, penamaan dilakukan karena kereta-kereta tersebut telah banyak berjasa dan telah dianggap sebagai pusaka keraton. Kereta-kereta milik Kraton tersebut masing-masing diberi nama dan memiliki kegunaan khusus.
Museum milik Kraton yang dibangun dengan arsitektur Jawa ini berada di atas tanah seluas 14.000 meter persegi. Saat ini, museum ini memiliki koleksi sebanyak 23 buah kereta kuda. Di antara koleksi tersebut, Kereta Nyai Jimat adalah yang paling dihormati. Berdasarkan bentuknya, kereta-kereta milik keraton dibagi menjadi 3 jenis. Yang pertama adalah kereta atap terbuka dan beroda dua, contoh dari kereta jenis ini adalah Kereta Kapolitin. Jenis kedua adalah kereta atap terbuka dan beroda empat, misalnya Kyai Jongwiyat dan semua kereta yang menggunakan nama Landower. Dan, jenis terakhir adalah kereta atap tertutup dan beroda empat, misalnya Nyai Jimat, Kyai Garudayaksa, dan Kyai Wimanaputra.
Bentuk kereta juga membedakan fungsi dan penggunanya. Kereta jenis pertama digunakan oleh Sultan untuk kendaraan rekreasi. Jenis kedua digunakan oleh beberapa kelompok terpandang seperti para pengawal sultan, rombongan penari Kraton, dan para komandan prajurit Kraton. Yang ketiga adalah kereta khusus sultan dan keluarganya. Kyai Ratapralaya yang dibuat di kampung Rotowijayan adalah kereta jenazah khusus bagi sultan yang sudah mangkat. Dalam sejarahnya, kereta ini baru digunakan dua kali. Sebagai pusaka keraton, kereta-kereta tersebut juga mendapat penghormatan berupa acara Jamasan. Jamasan adalah kegiatan memandikan, memberi “makan” berupa sesaji, dan mendoakan doakan semua benda pusaka.
Daya Tarik. Daya tarik utama dari Museum Kereta ini adalah kereta-kereta itu sendiri karena jenis keretanya yang beragam serta memiliki kegunaan yang berbeda-beda pula, begitu juga denganpenamaan kereta terkesan sakral, misalnya saja kereta Kanjeng Nyai Jimat. Oleh karena itu Museum Kereta ini menarik untuk dikunjungi wisatawan baik mancanegara maupun domestik karena merupakan satu-satunya Museum Kereta peninggalan Kraton Yogyakarta dari masa kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono I sampai Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.
Something To See. Upacara Jamasan Pusaka Kraton yang selalu jatuh pada Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon pertama tiap bulan Suro ( bulan pertama dalam kalender Jawa). Upacara jamasan pusaka Keraton Yogyakarta berlangsung di dua tempat yaitu di Gedong Pusaka dan di Museum Kereta Keraton Yogya. Pelaksanaan jamasan pusaka di Museum Kereta hanya khusus untuk kereta pusaka. Upacara jamasan kereta pusaka dipimpin oleh sesepuh abdi dalem kraton yang bertugas menjaga museum tersebut. Kereta yang wajib di jamasi tiap tahun adalah kereta Nyai Jimad. Kereta Nyai Jimat merupakan kereta kebesaran Sultan HB I sampai dengan Sultan HB IV yang dianggap sebagai sesepuh kereta-kereta yang lain. Kereta buatan Belanda tahun 1750-an ini merupakan pemberian Gubernur Jenderal Jacob Mossel.
Tiap kali dilaksanakan Jamasan, Kereta Nyai Jimat harus selalu ditemani oleh sebuah kereta lain. Kereta yang menemani dipilih secara bergantian tiap tahunnya. Dalam acara jamasan itu, semua yang terlibat dalam upacara haruslah laki-laki dan mengenakan pakaian adat Yogyakarta lengkap dengan surjan dan blangkon. Karena unik dan hanya terjadi setahun sekali, upacara tradisional ini tentu bisa menjadi atraksi tersendiri bagi para turis. Selain prosesi upacara, ada satu hal lagi yang unik dan menarik. Selama prosesi Jamasan itu, banyak penonton yang umumnya kaum tua berdesakan disekitar kereta pusaka. Mereka menunggu dengan sabar air bekas mencuci kereta, yang dalam bahasa setempat sering diistilahkan sebagai “ngalap berkah”. Hingga sekarang, masih banyak warga yang percaya bahwa air bekas cucian kereta berkhasiat memberi kesuburan bagi sawah, panjang umur, serta kesehatan. Bahkan tak sedikit yang membasuh wajah dengan air bekas cucian kereta yang mereka kumpulkan dari got di sekitar tempat upacara.
Something To Buy. Yang dapat dibeli oleh wisatawan di museum kereta ini adalah cinderamata berupa blangkon, miniatur kereta, baju batik gelang, kipas, kalung, gangsing dan peluit yang terbuat dari bambu.
Something to do. Yang bisa dilakukan oleh para wisatawan di museum kereta ini yaitu melihat dan mengetahui sejarah kereta tua peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono I sampai Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Selain itu pengunjung juga diperbolehkan untuk mengambil gambar atau berfoto, tetapi tidak diperbolehkan memegang dan menaiki kereta tersebut.
Durasi. Lama wisatawan mengunjungi museum kereta Yogyakarta sekitar 30 menit sampai 1 jam dipandu guide museum, selanjutnya untuk berfoto dan mengambil gambar diberikan waktu sepuasnya.
13. Dalem Kaneman/Yayasan Siswa Among Beksa
Oleh: Nursiam Tarniasih, Rizkia Hety Netarahim, Lestariningsih, Ayu Putri Romadhony
Kategori. Objek/daya tarik ini merupakan gabungan tempat kursus seni tari dan pertunjukan tari.
Lokasi. Dalem Kaneman, Kadipaten Kidul Nomor 44, Yogyakarta.
Aksesibilitas. Jalan beraspal, dengan lokasi yang strategis sehingga mudah dijangkau denganberbagai jenis kendaraan, baik roda dua, roda empat, maupun kendaraan umum.
Sarana Pendukung. Perangkat gamelan, kostum, toilet umum yang memadai, dan terjaga kebersihannya, serta sound system seperti speaker, mikropone, tape, CD, dll, yang mendukung kegiatan di Ndalem Kaneman.
Deskripsi. Yayasan Siswa Among Beksa (Yasab) adalah salah satu contoh organisasi Kesenian Jawa, khususnya dalam bidang tari, karawitan dan tembang klasik gaya Yogyakarta Mataram. Yayasan ini berdiri pada tanggal 13 Mei 1952, dipimpin oleh seorang pangeran bernama G.B.P.H Yudhanegara, yaitu adik Sultan Hamengkubuwono IX. Beliau bersama para anggota Bebadan Among Beksa Keraton Yogyakarta, pada waktu itu bermaksud ingin menyebarluaskan tari klasik gaya Yogyakarta diluar tembok istana, dengan alasan agar usaha dalam melestarikan dan mengembangkan tari klasik gaya Yogyakarta tidak terikat sepenuhnya oleh peraturan di istana.
Paguyuban berubah status menjadi yayasan dengan S.K. Akte Notaris Nomor 15 dari Bapak Imam Syamhudi S.H. dengan tanggal 20 Juli 1978, yang anggotanya terdiri dari segenap lapisan masyarakat, baik mahasiswa, pelajar, karyawan dan juga dari kalangan keraton. Yayasan Siswa Among Beksa bertujuan untuk
- Mempelajari kesenian klasik gaya Yogyakarta Mataram.
- Menggali kesenian klasik gaya Yogyakarta.
- Memelihara kesenian Klasik gaya Yogyakarta Mataram
- Membina kesenian klasik gaya Yogyakarta Mataram
- Mengembangkan kesenian klasik gaya Yogyakarta Mataram.
- Mengamalkan dan mengamankan kesenia klasik gaya Yogyakarta mataram
Untuk melaksanakan tujuannya, yayasan ini menyelenggarakan:
- Latihan-latihan, penataran kesenian klasik gaya Yogyakarta-Mataram
- Pergelaran-pergelaran, diskusi-diskusi seni
- Penerangan-penerangan kesenian kepada masyarakat
Organisasi Yasab merupakan suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial dan kemanusiaan,adapun kegiatan Yasab antara lain: mengadakan kursus tari dilaksanakan empat kali seminggu,bertempat di nDalem Kaneman dan nDalem Mangkubumen,pergelaran tari diadakan apabila ada permintaan dari masyarakat dan acara peringatan HUT Yasab.
Kegiatan lainnya adalah kegiatan lainnya adalah kegiatan yang berhubungan dengan kesenian klasik. Dalam mengelola dan mengontrol seluruh kegiatan tersebut dibutuhkan managemen atau kepemimpinan. Keberhasilan Yasab sebagai organisasi tari klasik dipengaruhi oleh organisasi sebelumnya yaitu, Bebadan Among Beksa dan Peguyuban Siswa Among Beksa.
Latihan tari diselenggarakan setiap hari Rabu dan Jumat, mulai pukul 20.00-selesai, sementara pendidikan tari diselenggarakan pada hari Selasa dan Kamis. Kegiatan pendidikan tingkat calon penari ini diprogramkan untuk ditempuh selama 2 tahun.
What to see. Wisatawan dapat melihat seni pertunjukan tari yang merupakan satu paket wisata dengan dinner dengan durasi tari selama 15 menit. Pertunjukan tari mulai dari tari Bedaya Gandrung Manis karya Sultan Hamengkubuwono VII, Srimpi Renggawati karya Sultan Hamengkubuwono X, golek, klana topeng, beksan dan wayang wong. Pertunjukan tersebut menjadi suatu paket wisata yang ditawarkan oleh biro perjalanan wisata dan pertunjukan tersebut ditampilkan untuk menjamu para wisatawan pada saat dinner di tempat tersebut. Waktu dinner di Dalem Kaneman mulai pukul 19.00-21.00 WIB dengan menu makanan lokal/khas Yogyakarta.
Tarian ini juga ditampilkan di Kraton Yogyakarta sebagai paket wisata, ditampilkan pada saat memperingati HUT Yasab dan juga ditampilkan apabila ada permintaan dari masyarakat misal pada waktu pernikahan dimana penarinya berasal dari yayasan ini.
What to do. Wisatawan baik domestik maupun mancanegara juga dapat latihan menari di tempat tersebut.
Waktu yang diperlukan wisatawan untuk menyaksikan pertunjukkan tari jika dalam satu paket wisata dinner maksimal 15 menit, sedangkan jika wisatawan mengikuti kursus tari di tempat tersebut waktu yang diperlukan selama 2 jam yaitu setiap hari Selasa atau Kamis dan Rabu atau Jumat pukul 16.00-18.00.
14. Sanggar/Koperasi Kraton
Oleh: Anggoro Djalu W. dan Dotika Savitri
Kategori
Lokasi. Berada di sebelah barat Kraton Yogyakarta, Ndalem Rotowijayan. Lokasinya berada menjorok ke dalam sebelum pintu gerbang menuju Kraton Yogyakarta.
Aksesibilitas. Jarak tempuh dari Kraton Yogyakarta adalah sekitar 10 meter, karena jalannya yang sempit, untuk melewatinya dapat menggunakan becak atau pun jalan kaki. Lama perjalanan dari kota sekitar ± 10 menit, dan jika dari Kraton menuju Sanggar dan Koperasi Kraton Yogyakarta hanya sekitar ± 2 menit. Jalan yang ada di sana sudah diaspal dengan baik dan dekat dengan alun-alun, jadi memungkinkan wisatawan untuk datang melihatnya.
Sarana Pendukung. Terdapat penyewaan becak dan alat-alat untuk membatik dengan lengkap, selain itu terdapat tempat penjualan pulsa. Keris yang dijual dapat dipesan terlebih dahulu, jika beberapa yang ditawarkan dirasa belum ada yang cocok, karena disana ada beberapa contoh gambar keris yang dapat dibuat sesuai keinginan pembeli.
Pengelolaan. Dikelola oleh para abdi dalem karena koperasi ini milik gabungan semua abdi dalem. Tanpa adanya campur tangan pihak lain, karena kesadaran mereka dalam melestarikan budaya jawa dan untuk kebutuhan abdi dalem juga.
Deskripsi. Merupakan tempat untuk menjual souvenir-souvenir yang terbuat dari kain dengan beraneka ragam motif, karena yang membuatnya dengan melibatkan 63 orang seniman yang memiliki gaya bereksperiman dan kreatifitas yang berbeda. Motif yang ada pada kain dibuat dengan bahan sederhana yaitu dengan canting untuk membatik pola. Selain itu terdapat keris yang dijual, di dekat galeri lukisan, dimana menawarkan beberapa keindahan ukiran keris dan tempatnya yang indah.
Keris yang dijual juga relatif murah, sekitar Rp.100.000,00.
Untuk Batik yang dilukis, dijual seharga Rp 30.000,00 yang paling kecil untuk pelajar, dan Rp 55.000,00 yang paling kecil untuk umum.
Rata-rata harga untuk pelajar antara Rp 30.000,00- Rp 175.000,00. Sedangkan untuk wisatawan atau umum adalah sekitar Rp 55.000,00- Rp 2.000.000,00 (untuk lukisan yang paling besar).
Daya Tarik. Pembuatan kerajinan painting pada kain yang dibingkai indah, sebagian besar hasil karya berupa gambar tokoh pewayangan, situasi di dalam Kraton, dan memiliki banyak aliran dalam mengkeasikannya, serta wisatawan dapat melihat secara langsung proses pembuatannya. Terdapat juga beberapa keris yang dibuat sedemikian rupa indahnya baik bentuk pada kerisnya ataupun sarung yang digunakan. Keris yang sangat tradisional namun ukirannya tetap indah dilihat.
What to see. Berbagai macam bentuk lukisan dan hasil membatik kain yang indah, dan keindahan ukiran pada sarung keris, dan keunikan tersendiri pada keris yang telah dibuat.
What to buy. Souvenir berupa hasil jadi lukisan batik dan keris yang dibuat menggunakan teknik yang sederhana.
What to do. Wisatawan dapat ikut membatik dan belajar untuk membatik dengan teknik sederhana, dan melihat secara langsung proses pembuatan keris.
Durasi. Untuk dapat menikmati keindahan lukisan pada kain dan beberapa keris, dapat dilakukan selama 30-45 menit. Karena lokasinya yang kecil dan karyawan yang bekerja langsung ke objek tersebut, sehingga agar tidak mengganggu waktu para pekerja dalam menghasilkan karyanya. [z]