Menilai Buku
[]
What is the significance of a book cover?
‘Jangan nilai buku dari kovernya’, sebuah pernyataan yang populer, atau dipopulerkan. ‘Nilai’, ‘judge‘, mungkin menyatakan kualitas tulisan atawa isi buku.
Jadi, harus membaca buku hingga selesai, membaca resensinya, membaca daftar isinya? Atau membaca judulnya (yang harusnya menggambarkan isi), nama penulisnya (bahwa penulis tertentu selalu menulis bagus), nama penerbitnya (jaminan buku bermutu dari penerbit kondang)? Nanti muncul pernyataan lain: jangan nilai buku dari penulisnya, nilailah dari penerbitnya …
Beberapa teman saya menilai dari: tahun terbit. Buku-buku berangka tahun agak lama tidak pernah dilirik. Mungkin buku satu-dua tahun yang lalu sudah dibacanya semua, atau seperti teknik membaca mailing list: baca yang terakhir, akan mendapatkan semua.1
*
Sejak sekitar awal tahun 1990-an, sampul buku menjadi perhatian para perancang. Buku-buku terbitan Yogya sejak masa itu memiliki kover yang susah dilewatkan. Beberapa desainer kover ngetop antara lain Harry ‘Si Ong’ Wahyu dan Kang Buldanul Khuri. Buku-buku itu menggoda untuk dimiliki.
*
Berkait dengan don’t judge a book by its cover, apakah sebaiknya saya katakan: buku ini bagus kovernya tetapi bukan isinya? Banyak sisi dari sebuah buku. Di masa lalu, kover dan aspek tampilan lainnya juga penting. Naskah-naskah lama, juga kitab-kitab suci, banyak memiliki hiasan yang disebut iluminasi–meskipun pada naskah Nusantara jarang ditemukan sebagai sampul.
Perkara kover ini penting lho, seperti ensiklopedi yang diletakkan berjajar di rak di ruang kerja, apakah karena isinya? Konon ada buku ensiklopedi ‘bohongan’, hanya kulitnya saja dan yang jelas cukup keren dipajang. Tapi, zaman buku eksiklopedi diganti mBah Gugel sekarang ini, apa ya pajangan di ruang kerja?
*
‘Jangan nilai buku dari kovernya’ juga merupakan kiasan. Maksudnya, jangan nilai sesuatu dari apa yang nampak, melainkan dari isinya. Teman saya yang lain ngeles: jika terlanjur tidak memilih kover yang bagus dan ternyata isi tidak seperti yang diharapkan berarti rugi dua kali.
Ah. Sesukamu.[z]
Catatan Kaki
- Bagi kalangan akademisi mungkin perlu mengetahui perkembangan terbaru dari bidang ilmunya. [↩]