Font Kota
][
Apakah perlu suatu kota menggunakan font secara konsisten? Beragam pendapat mestinya. Cuma rasanya akan lebih baik jika tipografi kota tidak ‘pating creblung‘ dan chaotic. Rapi, memudahkan, dan memorable.
Salah satu hal yang memikat dari Berlin adalah penggunaan font yang cukup unik. Mereka tidak menggunakan font arial yang umum digunakan, atau mungkin huruf serif yang dianggap ‘resmi’. Petunjuk jalan di Berlin menggunakan sans serif–huruf tanpa ekor yang rapi, condensed, dan agak bergaya dengan permainan tebal-tipis sehingga tidak terlalu kaku seperti arial. Mereka juga tidak menggunakan huruf besar semua tanpa merasa kekanakan atau informal. Konon terdapat berbagai font yang digunakan untuk papan petunjuk jalan ini, tetapi umumnya menggunakan tipe yang mirip.
Satu lagi, eszett yang unik untuk menulis kata ‘strasse‘, cukup memorable.
Lepas dari masalah yang masih membelit bekas wilayah Berlin Timur dan Berlin Barat, dua hal tersebut, font dan eszett, membuat kita merasa di suatu kota, Berlin.1 Sentuhan kecil, tetapi cukup bermakna: papan nama jalan bukan sekedar tanda yang memberikan informasi (nama) tempat tersebut. Lebih dari itu, beragam pesan dan kesan dapat disampaikan melalui perancangan yang baik. [z]
Catatan Kaki
- Dahulu papan nama jalan di Berlin Timur memiliki font yang berbeda dan sekarang terlihat ‘diseragamkan’ dengan saudara kembarnya di Barat. [↩]