Antre daging
\
Setiap hari raya Idul Adha seperti sekarang, selalu diberitakan di media massa tentang penyembelihan kurban dan pembagiannya. Banyak binatang kurban disembelih dan banyak masyarakat berkerumun di tempat-tempat pembagian daging. Bahkan, dua hari ini juga banyak diberitakan adanya kericuhan dalam antrean.
Banyak hewan kurban yang disembelih tentu membanggakan. Berarti masyarakat semakin makmur dan semoga semakin meningkat pula ketakwaan dan kesadaran untuk berkorban. Akan tetapi, kerumunan dan antrean masyarakat sungguh tidak menyamankan perasaan saya. Seakan mempertontonkan kemiskinan. Apalagi jika disertai dengan desak-desakan dan kericuhan.
*
Perlu pikirkan lagi bagaimana sistem pembagian daging kurban yang baik. Antisipasi kericuhan misalnya dilakukan di Masjid Istiqlal yang menyediakan lima ribu lembar kupon:
“Mengenai prosedur pembagian daging kurban agar berlangsung tertib, penerima daging kurban akan diminta mencelupkan jarinya di tinta, seperti saat pemilu. Pembagian kurban akan dilakukan di halaman belakang Masjid Istiqlal. Di sana telah disediakan dua tenda dengan 500 kursi di setiap tenda. Satu tenda untuk pria dan satu tenda untuk wanita. Jadi, penerima daging kurban yang telah memperoleh kupon menunggu di tenda tersebut.
Setelah mendapatkan kupon, peserta akan berjalan sejauh 20 meter untuk mengambil daging kurban. “Jadi, tidak ada orang yang bergerombol dan berdiri untuk mendapatkan kupon,” kata Subandi.1 “
Menurut saya, mustahik menerima daging kurban di rumah masing-masing adalah yang sebaik-baiknya. Akan tetapi, tentu hal ini sulit dilakukan terutama jika suatu lembaga mengelola banyak hewan kurban.
Maka, ‘desentralisasi’, ‘dekonsentrasi’, atau apapun sebangsanya, dapat menjadi salah satu solusi: konsentrasi pengumpulan hewan korban dipecah dan didekatkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Maka, lembaga-lembaga yang dekat dengan masyarakat menjadi tulang punggung proses ini, seperti mushola kecil dan rukun tetangga-rukun warga.
Barangkali, keterbatasan tenaga pemotong akan menjadi kendala. Di dusun saya, mbah kaum menjadi pemotong dan semua warga membantu untuk menguliti dan mencacah daging beserta tulang-belulangnya. Penyebaran waktu pemotongan selama idul adha dan hari tasyrik dapat juga membantu mendistribusikan tenaga.
Dengan memecah penumpukan hewan kurban, pembagian akan lebih merata dan dapat ditangani oleh lembaga-lembaga kecil. Mereka juga dapat menyampaikan daging kurban dengan mendatangi langsung kepada masyarakat di sekeliling mereka. Jika toh terpaksa ada antrean, maka hanya terjadi kerumunan kecil.
Cara lain adalah dengan menunda pembagian. Daging diawetkan dan dibagikan tidak pada hari pemotongan. Hal ini dilakukan antara lain oleh Rumah Zakat Indonesia dengan program (produk?) bernama Superqurban. Daging kurban dikalengkan dan mereka dapat membaginya hingga beberapa tahun kemudian. Pihak yang berkurban juga dapat mengambil daging tersebut setelah selesai diproses dan mereka dapat menyampaikan sendiri kepada yang berhak.2
Dengan cara ini waktu dan sasaran pembagian dapat ditentukan, misalnya diberikan kepada korban bencana yang terjadi jauh hari setelah hari raya kurban.3
Pembagian di luar hari raya baik oleh individu maupun lembaga diharap dapat menghindari hiruk pikuk, antrean, dan kericuhan. Apalagi jika lembaga pengelola atau bahkan shahibul kurban mendatangi sendiri lokasi atau si penerima.4
**
Pembagian daging kurban adalah peristiwa tahunan yang telah berlangsung selama berabad-abad. Mestinya banyak pelajaran dari rutinitas tersebut untuk menyempurnakan tatacara dan sistem yang digunakan. Semoga di sisa hari tasyrik ini dan di tahun-tahun mendatang pembagian kurban menjadi lebih baik.[z]
Catatan Kaki
- megapolitan.kompas.com/read/2012/10/26/20303853/Penyembelihan.Sapi.Jumbo.dari.SBY.Jadi.Tontonan [↩]
- Menurut pengalaman, prosedur di RZI sendiri mudah. Pekurban tinggal menyerahkan sejumlah uang, dan dalam beberapa hari pekurban akan mendapatkan sejumlah tertentu daging kaleng, yang dapat disampaikan sendiri kepada yang berhak atau titip ke RZI. [↩]
- Hmmm, tetapi ternyata ada juga partai yang memanfaatkan cara pengalengan daging ini untuk berkampanye. Cerdas dan tangkas, ya … [↩]
- Beberapa tahun terakhir sering terkabar adanya kericuhan yang kadang merenggut jiwa akibat para penerima –zakat, dalam kasus-kasus tersebut– yang mendatangi pemberi, bukan sebaliknya. [↩]