Manusia Kangkang
[]
Salah satu ragam hias yang populer di masa Prasejarah Indonesia adalah pola manusia dalam posisi kangkang. Pola semacam ini dapat ditemukan dalam berbagai peninggalan purbakala dari masa sebelum adanya tulisan tersebut.
Menurut kamus, ‘kangkang’, atau ‘mengangkang’ adalah:
“me·ngang·kang: v berdiri (duduk, tidur, berjalan) dng kaki terbuka lebar: duduklah yg baik, jangan ~ spt itu;1
*
Dengan penelusuran singkat melalui Oom Google, saya dapatkan beberapa di antara ragam hias tersebut.
Airmadidi, Minahasa, Sulawesi Utara
Di wilayah Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara, terdapat kubur yang disebut waruga, yaitu semacam peti kubur yang terbuat dari batu. Benda ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian badan dan bagian tutup. Kebanyakan waruga memiliki hiasan, baik pada bagian wadah maupun bagian tutup. Jenis hiasan yang dipahatkan umumnya berupa pola manusia, tumbuhan (sesuluran), geometri, binatang, dan sebagainya. Di antara keragaman tersebut terdapat pola hias menggambarkan manusia kangkang dan manusia melahirkan.2
Gua Cucukang, Bulupodo, Sinjai, Sulawesi Selatan
Gua ini terletak di kawasan pegunungan Lompo Batang di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Situs ini berada di ketinggian dua ribu delapan ratus meter di atas permukaan laut. Pada dinding Gua Cucukang terdapat goresan gambar manusia dengan posisi tangan menengadah ke atas seperti berdoa, kaki mengangkang, dan kepala bulat. Di atasnya terdapat segitiga terbalik yang melambangkan kekuatan langit.3
Karampuang, Sinjai, Sulawesi Selatan
Dusun Karampuang Desa Tompobulu Kecamatan Bulupoddo Kabupaten Sinjai, adalah satu kawasan adat yang berjarak kurang lebih 40 km dari pusat kota Sinjai. Konon terdapat goresan pola manusia kangkang di situs tersebut.4
Ai Renung, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Di Situs Ai Renung, Desa Batu Tering, Kecamatan Moyohulu, Sumbawa, terdapat satu kompleks sarkofagus, yaitu satu jenis peti kubur pada masa prasejarah. Pada salah satu sarkofagus tersebut ditemui pahatan dengan pola manusia kangkang.5
Situs Batu Tata, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Masih di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, terdapat satu batu yang kemungkinan adalah menhir. Pada peninggalah tersebut terdapat pahatan berbentuk manusia kangkang di salah satu sisinya.5
Dusun Tuo, Merangin, Jambi
Situs ini terletak di Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merangin, Jambi. Di situs ini terdapat peninggalan megalitik semacam batu lesung. Salah satu ukiran pada batu tersebut menggambarkan enam orang dalam posisi kangkang yang bersambungan, seolah yang satu menyangga yang lain.6
*
Tidak hanya pada peninggalan Prasejarah, pada folklor Jawa juga terdapat nama Yuyu Kangkang. Dia adalah tokoh pengganggu pada cerita judul “Ande-Ande Lumut”. Mengapa ia menggunakan kata ‘kangkang‘ pada namanya? Apakah ini semacam kesukaan orang Jawa membuat pleonasme, karena yuyu (=ketam, kepiting sawah) memang berpose (me-)kangkang dengan kaki (-kaki) kanan dan kiri terpisah jauh? Atau ia termasuk ‘manusia kangkang’, terusan simbolik dari masa Prasejarah? [z]
Catatan Kaki
- http://www.artikata.com/arti-332816-kangkang.html [↩]
- http://www.theminahasa.net/history/stories/megalithid02.html [↩]
- http://www.indosiar.com/ragam/situs-manusia-kangkang_56847.html [↩]
- http://www.kabarkami.com/hukum-adat-masyarakat-karampuang-melestarikan-hutan.html [↩]
- http://www.jelajahsumbawa.com/2012/09/situs-situs-sejarah-di-sumbawa.html [↩] [↩]
- http://belajarsejarah.com/?detail=beritanya&id=50&kode=1 [↩]