Haru Biru
\
Kita sering menggunakan istilah “haru biru” untuk menggambarkan suasana sedih yang mengenai banyak orang. Seorang penyiar televisi menggambarkan pemakaman Taufik Kiemas yang baru lalu sebagai “… suasana yang mengharu biru ini… “.
Mengamati penggunaan kata majemuk ini dengan bantuan Google, selain berkait dengan kematian, kata ‘haru biru’ juga produktif digunakan untuk melukiskan suasana permohonan maaf. Perdamaian dua pihak yang berseteru, juga antara murid dan guru menjelang ujian …
Beberapa hari sebelumnya, saya baca kolom bahasa di koran Kompas yang mengaitkan haru biru dengan huru-hara. Setelah saya cek di kamus daring, ternyata haru biru memang tidak dihubungkan dengan dengan suasana haru.
Menurut KBBI daring,
1 ha·ru n rawan hati (kasihan, iba, dsb) krn mendengar atau melihat sesuatu: ia memandang dng — kpd kedua anak piatu itu;
meng·ha·ru v menggugah rasa haru: kata-katanya lirih ~ diriku;
meng·ha·ru·kan v 1 merawankan hati: kematiannya sangat ~; 2 memesonakan; mengesankan: dialah satu-satunya pembaca Alquran yg amat ~;
ter·ha·ru v merasa rawan hati (iba, kasihan, dsb) krn melihat atau mendengar sesuatu: kami benar-benar ~ mendengar nyanyian anak-anak itu;
ke·ter·ha·ru·an n keadaan terharu; keharuan: ~ itu menyebabkan kami tidak dapat berkata-kata;
ke·ha·ru·an n perasaan haru: ia ingin menghilangkan ~ dr dl hatinya
2 ha·ru Mk v kacau;
meng·ha·ru v 1 mengacau; mengaduk: ibu ~ santan dng tepung; 2 mengganggu (terutama tt hantu dan setan): sekalian hantu air tiada berani ~ dia;
meng·ha·ru·kan v mengacaukan; merusuhkan: gerombolan itu datang ~ kampung halaman kami;
peng·ha·ru n pengacau; pengganggu; perusuh
Sementara itu, menurut kamus yang sama, dalam lema haru biru ditulis:
ha·ru bi·ru n kerusuhan; keributan; kekacauan; huru- hara;
meng·ha·ru bi·ru v membuat rusuh (ribut); mengacau;
meng·ha·ru·bi·ru·kan v mengacaukan; menimbulkan kerusuhan; mengacaubalaukan;
ter·ha·ru bi·ru v terkacaukan: pikirannya ~ oleh peristiwa yg baru dialaminya
Pada kamus tersebut terlihat bahwa “haru” didefinisikan dalam dua hal. Pertama berkait dengan kasihan, iba, dan sebagainya, dan kedua berkait dengan dengan kerusuhan dan sebangsanya. Nah, “haru biru” dihubungkan dengan arti kedua, bukan arti pertama.
Mungkin kita terpaku dengan kata “haru” yang artinya berdekatan dengan sedih itu meski tidak tepat benar, dan “biru” yang juga berkonotasi sedih. Kemudian, kita menggunakannya untuk melukiskan upacara pemakaman tanpa kerusuhan.
“Aku tak pernah lupa mensyukuri karunia
Netral, “Haru Biru”, dari album Putih, 2005.
Mentertawakan luka menangisi gembira”
[z]