Nonton FKY di Pasar Ngasem
|
Festival Kesenian Yogyakarta atawa FKY kali ini cukup istimewa. Pada usianya yang mencapai seperempat abad, pusat kegiatan berpindah dari tempat biasanya, yaitu dari kompleks Museum Benteng Vredeburg, ke kompleks Pasar Ngasem. Perhelatan seni ini dilaksanakan mulai 25 Juni-5 Juli 2013 yang baru lalu. Selain di bekas Pasar Burung Ngasem, kegiatan juga dilakukan antara lain di beberapa monumen dan rumah seniman.
Kompleks Pasar Ngasem hasil revitalisasi memiliki tempat terbuka dengan panggung serupa amfiteater di sisi selatan dan kios-kios di sisi timurnya. Di sisi utara terdapat juga los-los yang kelihatannya sebagian besar masih kosong. Pasar sayur di sisi barat juga telah direnovasi sehingga cukup nyaman untuk berbelanja–bahkan berwisata.
Kompleks timur itulah yang digunakan untuk arena FKY. Selain itu, beberapa spot di Tamansari juga disertakan sebagai pendukung, seperti bengkel (workshop) para kriyawan dan seniman Tamansari.
Barangkali, kemeriahan semacam ini yang dibayangkan oleh para penggagas dan perancang revitalisasi Tamansari. Orang berdatangan menikmati sajian kesenian di panggung terbuka, para perajin membuka lapak di kios-kios sekitarnya.1
Rasa saya keren sekali kompleks Pasar Ngasem sewaktu FKY itu. Kawasan itu menjadi hidup, para pedagang dan perajin memenuhi kios-kios, juga panggung terbuka menjadi ramai dengan kegiatan kesenian. Keindahan sisa bangunan Pulo Cemethi yang merupakan bagian dari Tamansari dapat dinikmati. Apalagi ketika di malam hari bangunan tersebut diberi sorotan pola-pola cahaya dari beberapa lampu dari belakang panggung.
***
Hal yang perlu dipikirkan untuk penyelenggaraan acara besar di Tamansari, terutama untuk acara temporer yang pastinya mengundang banyak pengunjung adalah penataan lalu-lintas dan parkir. Jalan Ngasem cukup sempit, sering dilewati rombongan dengan bis besar. Sehari-hari, parkir sepeda motor biasanya hanya di sisi dalam pagar pasar dan sisi barat Jalan Ngasem. Parkir juga dapat dilakukan di sebelah barat pasar, juga di sekitar Sompilan, ‘pulau’ jalan yang ada pohon beringinnya di timur pasar itu.
Pada FKY kali ini konon terdapat tujuh kantung parkir. Akan tetapi, seputar pertigaan di depan venue Pasar Ngasem terlihat ramai digunakan untuk meletakkan kendaraan roda dua sehingga menambah sempit jalan.
Jangan sampai masalah parkir ini kemudian membuat orang malas mengunjungi kasawan pasar Ngasem, seperti dahulu ketika pasar burung dan ikan hias masih berada di tempat ini. Parkir motor yang dapat dua lapis di bahu jalan di depan pasar waktu itu cukup membuat orang malas sekedar melewati Pasar Ngasem di hari minggu.
Integrasi dengan pasar tradisional di sisi barat juga perlu lebih dipertegas. Pasar Ngasem yang legendaris dengan berbagai makanan tradisonalnya juga sayur-mayurnya dapat menjadi alternatif wisata. Boleh jadi, kegiatan kesenian semacam FKY dapat menjadi sarana promosi bagi pasar tradisional.
***
Tidak sabar menunggu ada event lain di Plaza Pasar Ngasem … [z]
Catatan Kaki
- Setelah direnovasi beberapa waktu yang lalu, kompleks ini terlihat sepi kegiatan meski pernah terdapat beberapa pentas malam minggu. [↩]