MQ: Manajemen (daging) Qurban
/
Tentu banyak pelajaran dapat kita petik dari perayaan Hari Raya Idul Adha yang berlangsung sejak kemarin hingga dua hari mendatang.
Penyelenggaraan acara tersebut biasanya merupakan hal amatir, hanya berdasar guyub rukun sesama warga. Oleh karena itu, meski bertahun-tahun bahkan berabad-abad peristiwa semacam ini kita jalani selalu saja ada masalah yang mungkin tidak besar tetapi cukup bikin pening.
Pembagian daging
Salah satu hal yang selalu menjadi masalah adalah pembagian daging hewan kurban. Pembagian secara makro sudah pernah saya tulis. Kali ini perhatian saya tertarik dengan peristiwa di kampung saya kemarin, yang panitianya pusing tujuh keliling membagi daging kurban.
- Baca juga: Antre Daging
Kurban waktu itu hanya seekor sapi yang disembelih dengan mengundang mbah kaum untuk melakukannya. Karena umumnya pekurban dari RT tempat saya tinggal, maka hewan tersebut diurus oleh warga RT. Beberapa warga lain RT juga membantu, karena mereka dianggap terbiasa melakukan pemotongan hewan berkaki empat.
Nah, meski hanya seekor sapi dan menurut catatan dari Pak Kadus (hanya) terdapat 130-an orang yang hendak diberi jatah daging, tetapi hingga tengah hari baru kami dapat menyelesaikan acara tahunan tersebut.
Hal itu terjadi karena ternyata perkara pembagian bukan hal yang mudah. Siapa, mendapat apa, dan seberapa menjadi perhatian. Para pekurban diambilkan terlebih dahulu beberapa bagian daging. Tidak masalah. Pak Kaum yang tadi membantu (meski sudah diberi honor berupa uang tunai) juga diberi daging lebih dari yang lain. Ok.
Daftar membengkak
Setelah pembagian untuk para pekurban itu, masalah mulai muncul. Daging ternyata cukup banyak. Takaran yang mulanya 250 gram dinaikkan menjadi 350 gram. Jumlah bungkusan daging pun hampir menjadi dua kali lipat. Maka setelah bergerak ke daftar warga, masalah lain juga menyusul: siapa saja yang hendak ditambahkan, terutama dari luar wilayah yang tadi menjadi target.
Kemudian daftar yang sudah dibuat berkembang dengan cukup pesat hingga menghasilkan 200-an calon penerima. Setelah semua pihak yang didaftar sebagai calon penerima mendapatkan pembagian daging, ternyata bungkusan masih cukup banyak. Para anak muda yang tadi membantu pun sudah mendapat bagian. Mereka tidak diberi upah, melainkan sekadar diberi lebih agar lebih merasa senang.
Akhirnya daging juga mengalir ke berbagai pihak di luar desa, yaitu pada mereka yang sering berhubungan dengan warga kami. Saya pikir tidak apalah, karena menurut penjelasan di televisi tadi pagi sepertiga daging ditujukan untuk para kenalan.
Akan tetapi, masih tersisa juga cukup banyak. Akhirnya, para shahibul qurban mendapat bagian lagi: mereka mendapat sekitar selusin bungkus daging untuk dibagikan sesuai pilihan sendiri, mungkin ke saudara atau kenalan dan sebagainya yang tidak diakomodir oleh panitia.
Manajemen Daging
Untuk mempermudah pembagian daging dalam acara tahunan semacam ini dapat diciptakan satu sistem manajemen daging yang fleksibel. Saya bayangkan, yang dapat disiapkan sejak awal mula adalah daftar calon penerima. Daftar ini cukup besar dengan mencakup calon penerima prioritas dan calon penerima cadangan. Jika daging dengan kuota tertentu berlebih di penerima prioritas, maka akan melimpah ke penerima cadangan.
Calon penerima prioritas dapat sesuai dengan rumah yang biasanya berjumlah lebih sedikit. Jadi, satu rumah akan mendapat satu bungkus daging. Kemudian, calon tambahan dapat merupakan anggota rumah yang memiliki dapur sendiri, atau memiliki KK sendiri. Dapat juga warga di sekitar wilayah target pembagian. Atau jika anggota keluarga melebihi jumlah tertentu maka akan mendapat satu lagi kupon …
Semua tergantung kepada pandangan panitia: siapa saja yang akan diajak berbahagia di hari raya ini.
Untuk berat daging per bungkus, dapat didapat dari jumlah total berat daging dibagi penerima prioritas. Jika hasilnya melebihi kelayakan (biasanya 250-350 gr) maka jumlah penerima ditambah, melebar ke penerima cadangan. Dst. Perlu diingat, pembagian tersebut juga memperhatikan bahwa kualitas bagian-bagian ternak tidak sama, antara daging, jeroan, kulit, dan tulang. Terdapat dua model utama berkait dengan kualitas ini: dibuat rata dan orang-orang tertentu mendapat kualitas tertentu. Saya perhatikan, panitia menggunakan model campuran di antara dua model tersebut.
Software MQ
Karena banyak faktor if-then atau jika-kemudian dalam urusan pembagian daging kurban ini, maka mestinya dapat diciptakan perangkat lunak untuk membagi hewan kurban sehingga panitia dan shahibul qurban tidak pusing bahkan sebelum makan sate kambingnya …
Tentu software bukan satu-satunya solusi, bukan pula solusi terbaik. Barangkali memegang ketat perencanaan termasuk memudahkan pekerjaan. Hanya 130 kantong yang akan dibagi, apa pun nanti yang terjadi … misalnya.
Akan tetapi, kita ingin semua ikut menikmati kegembiraan hari raya ini. Warga yang membutuhkan dapat lebih tersantuni dan bersama-sama merayakan dengan kegembiraan yang setara … [z]