Lengan Panjang
/
Masalah panjang lengan (baju) memang kadang membuat repot. Kadang kita harus bergalau memutuskan apakah akan mengenakan baju berlengan panjang atau pendek. Keputusan seperti ini biasanya harus saya ambil manakala istri saya menanyakan baju batik apa yang akan saya kenakan ke suatu acara. Rasanya, jika acara tersebut resepsi yang formal, yang saya sederhanakan sebagai acara dengan makan-makan, maka sebaiknya mengenakan lengan panjang. Jika bukan makan-makan bukan acara utama maka bolehlah mengenakan lengan pendek.
Akan tetapi, saya suka melanggar ‘kepercayaan’ saya itu: jika acara resepsi dilakukan siang hari, dan nanti acaranya tidak formal amat di Grha Sabha misalnya, maka saya pilih baju batik lengan pendek agar tidak terlalu ‘kaku’. Juga biar tidak sumuk.
Jika di undangan di tulis ‘smart casual’, maka saya pilih lengan pendek, seperti yang saya kenakan setiap hari jumat. Di hari itu pegawai UGM diminta mengenakan motif tradisional, begitu jika tak salah surat edaran dari rektor bertahun-tahun yang lalu. Tidak ada keharusan mengenakan batik. Akan tetapi, banyak para pria yang mengartikannya sebagai mengenakan baju batik, lengan panjang lagi. Alhasil, kampus malah seperti sedang ada acara kondangan …
Jadi, rasanya malah sedikit acara yang saya hadiri dengan lengan panjang. Tetapi, saya bukan anti-lengan panjang. Sepanjang saya jadi mahasiswa dahulu hingga sebelum menikah, rasanya semua baju saya bertipe lengan panjang.1 Baju itu saya kenakan dengan menggulung ujung lengan. Gaya agak zadul mungkin … hanya pikir saya gaya itu agak sopan tetapi tidak formal amat.
Sekarang, ketika manajemen baju dipegang oleh istri, saya tidak menemukan banyak baju berlengan panjang di lemari. Menurutnya, sulit menemukan baju lengan panjang dengan potongan bawah yang lurus karena akan saya kenakan di luar celana. Jadi, yaa secara prosentase saya lebih sering berlengan pendek.
Latar belakang demkian membuat lengan pendek sebenarnya bukan ‘cita rasa sendiri’. Terpaksa, adanya itu …
Kecuali berlengan pendek pas kondangan itu. [z]
Catatan kaki
- dan bermotif kotak-kotak sehingga adik saya membelikan baju yang tidak kotak dan tidak garis, seorang mahasiswa Sejarah menjuluki pakaian saya seperti karung goni. [↩]