Batik Mandela
/
Perjuangan Nelson Mandela melawan apartheid tidak perlu diragukan lagi. Seluruh dunia memberi penghormatan dan mengenang kembali pada masa perkabungan atas meninggalnya tokoh dari Afrika Selatan tersebut. Ia meninggal kemarin di usia ke-95.
Yang membuat saya masih terheran-heran adalah kesukaannya mengenakan batik Indonesia di berbagai acara, bahkan acara resmi. Saya google gambar Mandela pagi ini dan menemukan bahwa foto pertama yang muncul menggambarkan tokoh ini mengenakan batik. Foto itu dimuat oleh es.wikipedia.org
Saya ingat ada seorang terkenal yang menulis kolom di harian terkemuka Indonesia beberapa tahun silam yang membandingkannya dengan jas sebagai pakaian resmi. Tulisnya, batik seperti pakaian hawaii yang digunakan untuk ke pantai. Bukan untuk ke acara resmi.
Yah, apa masalahnya? Tidak harus tuxedo untuk dapat disebut sebagai pakaian ‘resmi’. Saya ingat tulisan Umar Kayam yang merasa saltum waktu mengenakan jas ketika menemui Pangeran Charles. Waktu itu sang pangeran dan istrinya, Putri Diana, berkunjung ke Indonesia. Pasalnya, teman-temannya yang lain seperti Jaya Suprana mengenakan batik dalam undangan yang menyebut pakaian resmi sebagai dress code.
Di televisi pagi ini (atau semalam) diceritakan bahwa konon Mandela pernah mengenakan batik juga waktu bertemu Pak Harto di Jakarta. Waktu itu Pak Harto mengenakan pakaian resmi, yaitu jas. Saya tidak nemu foto itu, tetapi terdapat foto lain menggambarkan Mandela mengenakan batik ketika bertemu Bill Clinton. Keduanya ketika itu sudah menjadi mantan presiden.
***
Afrika sebenarnya juga mengenal batik. Hal itu terjadi secara kebetulan. Ketika masa Kolonial, orang-orang Eropa memproduksi batik di Eropa sono untuk dijual di Indonesia yang waktu itu cukup tinggi kebutuhannya akan bahan sandang yang satu ini. Akan tetapi ternyata batik buatan Eropa itu tidak laku di Indonesia karena dianggap tidak halus. karena urusan jalur perdagangan, jadilah batik itu mendapat pasar di Afrika.
Di Dappermarkt, pasar di sisi timur kota Amsterdam yang tidak jauh dari Tropenmuseum, terdapat beberapa penjual kain batik Afrika semacam ini. Di kawasan tersebut memang banyak orang dari Afrika yang tinggal. Batik yang dijajakan dengan digantung pada lapak itu bukan batik tulis, melainkan printing dengan motif besar-besar dan dominasi warna biru. Beberapa motif masih dapat dikenali sebagai pengaruh dari Jawa, misalnya kawung, yang dikombinasi dengan motif abstrak dan sesuluran lain.
***
Masih di acara televisi yang sama disebutkan bahwa Mandela sering tampil sederhana dengan batik Indonesia. Sederhana? Secara paradoksal si mas penyiar menambahkan bahwa batik yang dikenakan Mandela adalah karya Iwan Tirta! [z]