(Tidak) Boleh Memotret di Museum
[]
Di museum-museum sering dijumpai tanda larangan memotret. Bagi pengunjung yang senang memotret, larangan tersebut dapat dianggap tidak ramah. Akan tetapi, larangan memotret di museum sebenarnya tidak terlalu kaku. Beberapa museum yang memiliki tanda tersebut di pintu ternyata membiarkan saja para pengunjung yang memotret. Sementara itu, banyak museum (dan objek turisme sejenis) yang mengijinkan pengunjung untuk memotret, dan sebagian sedikit membatasi: diperbolehkan memotret setelah membayar biaya tertentu.
Museum melarang pengunjungnya memotret kemungkinan karena alasan berikut.
- Melindungi objek dari rusak karena cahaya lampu kilat. Terdapat objek yang rentan terhadap cahaya, seperti tekstil atau lukisan terutama jika tidak dilindungi. Satu dua kali lampu kilat mungkin tidak membahayakan, akan tetapi untuk objek sangat populer mungkin akan dipotret ribuan kali dalam satu hari saja.
- Melindungi pengunjung lain dari gangguan orang-orang yang memotret. Pada zaman ketika semua orang memiliki kamera seperti sekarang ini, dan terdapat kecenderungan ‘selfie’ maka akan sangat banyak pengunjung yang akan memotret suatu objek. Hal ini dapat menggangu pengunjung lain karena mereka akan terhalang oleh pose pengunjung di depan objek. Pemotret mungkin juga akan mencegah seorang pengunjung untuk mendekati objek tertentu agar ia memperoleh foto penuh dari objek tersebut. Selain lampu yang menggangu, suara tombol kamera juga dapat merusak suasana museum.
- Menjaga agar museum tidak terasa seperti tempat wisata lain. Beberapa museum khawatir jika banyak pengunjung memotret maka akan membut museum seakan tempat wisata belaka, bukan tempat merenung, edukasi, dan sebagainya.
- Melindungi objek dari pencurian atau penduplikatan. Dikhawatirkan orang mendapatkan data rinci mengenai karakter suatu objek sehingga dapat menduplikasinya, meski sebenarnya seorang ahli akan dapat mengidentifikasi dengan mudah. Dikhawatirkan juga pengunjung akan memotret ruang dan sistem keamanan sehingga akan memudahkan mereka menerobos.
- Melindungi ‘hak cipta’ objek. Beberapa karya, terutama karya seni, mungkin masih memiliki hak cipta.
- Melindungi hak pemilik objek. Kadang pemilik objek yang dipamerkan tidak menghendaki objek miliknya dipotret.
- Melindungi kepentingan ekonomi pemilik atau museum. Memotret kadang diijinkan setelah membayar ongkos tambahan. Museum juga dapat menarik biaya tertentu untuk pemotretan terutama dalam keperluan komersial. Mereka berharap dapat menarik semacam royalti atas foto-foto objek mereka yang digunakan secara komersial. Undang-undang No 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya juga melarang pendokumentasian cagar budaya tanpa ijin untuk keperluan komersial.
***
Salah satu museum terkemuka di Eropa terlihat melarang pengunjung untuk memotret di ruang pamer. Bahkan, untuk masuk ke dalamnya pun pengunjung harus melewati pemeriksaan seperti di bandara. Akan tetapi, museum memberikan kompensasi bagi pelarangan tersebut. Masyarakat dapat menikmati foto-foto koleksi museum dalam kualitas yang bagus yang dapat diunduh di website museum maupun dalam bentuk sekunder lain di toko suvenir. Larangan ini boleh jadi digunakan untuk melindungi objek dari cahaya lampu kilat, dan menghindari kerumunan atau gangguan dari pengunjung kepada pengunjung lain karena memotret.
Sementara itu, banyak juga museum yang memperkenankan pengunjung untuk memotret. Museum Louvre di Paris, Prancis, mempekenankan pengunjung memotret. Di bagian ruang Monalisa museum ini pengunjung harus antre atau berdesakan untuk memotret lukisan terkenal tersebut. Hasil yang didapat kelihatannya akan tidak sebagus foto pada kartupos yang dijual di toko suvenir, tetapi tetap saja semua orang mengacungkan kamera di depan lukisan Leonardo da Vinci tersebut.
Kebalikannya, Museum Neues di Berlin memperkenankan pengunjung memotret kecuali untuk patung dada Nefertiti dari Mesir. Patung ini diletakkan sendirian di ruang yang tidak begitu besar namun cukup bagi pengunjung untuk mengaguminya. Barangkali ulah pengunjung yang memotret dikhawatirkan akan mengganggu penikmatan patung tersebut oleh pengunjung lain.
Saya kemudian pergi ke kios suvenir untuk mencari gambar Nefertiti di kartu pos. [z]