“Kasta” Batik
|
Tidak semua batik adalah “batik”. Paguyuban Pecinta Batk “Sekar Jagad” di Yogyakarta mempopulerkan istilah BBB, alias “batik bukan batik” untuk menjuluki kain yang tidak dikerjakan dengan teknik batik namun menggunakan motif hias yang umum digunakan pada kain batik.
Secara sederhana, batik adalah kain yang dihasilkan dengan teknik tutup-celup dengan menggunakan malam (lilin batik) sebagai bahan penutup. Teknik ini akan menghasilkan warna celupan pada kain di luar bagian yang tertutup malam. Terdapat banyak cara untuk menghasilkan kain batik yang masing-masing memiliki keunggulan tersendiri.
Kasta
Maka, secara berturut-turut, “kasta” batik dari sisi teknis ini adalah sebagai berikut.
- 1. Batik tulis. Dikerjakan dengan menempelkan malam pada kain dengan menggunakan canting sebelum dicelup dengan pewarna.
- 2. Batik cap. Dikerjakan dengan menempelkan malam menggunakan cap tembaga sebelum dicekup dengan pewarna.
- 3. Batik kombinasi, antara cap dan tulis.
- 4. Batik coletan, dikerjakan dengan tulis atau cap, namun pada bagian-bagian tertentu diberi warna menggunakan kuas.
- 5. Batik kombinasi printing dan tulis/cap. Ada yang rajin memberikan sentuhan batik pada kain printing bermotif batik. Biasanya pola dasar dikerjakan dengan printing, sementara detil atau isen-isen dilakukan dengan batik, meski dapat pula sebaliknya, misalnya mengisi bagian-bagian tertentu dengan teknik sablon.
Selain dicelup dengan pewarna, pada perkembangannya terdapat kain batik yang diproses dengan penghilang warna. Jika dicelup pewarna maka motif batik akan menjadi negatif, sementara jika dicelup penghilang warna, yang disebut dengan batik cabut, maka hasilnya akan positif. Bagian yang tertutup malam akan tetap berwarna.
Di luar kategori teknik-teknik batik tersebut, terdapat kain yang oleh masyarakat juga sering disebut dengan batik meski tidak dikerjakan dengan teknik batik. Terkadang malah tidak menggunakan motif yang biasa digunakan dalam batik sama sekali. Jadi, sebenarnya “batik” ini di luar kasta.
- 6. Batik printing. Kain ini berkategori BBB, alias “batik bukan batik”, yaitu kain yang menggunakan motif batik sebagai hiasan dan diproduksi dengan teknik cetak.
Harga dan Kualitas
Perbedaan teknik pembuatan tersebut berdampak pada kualitas dan tentu harga kain. Kualitas kriya batik terlihat tinggi pada teknik canting. Sebagaimana teknik manual lain, teknik canting menghasilkan gambar yang kadang tidak konsisten dan kerumitan sedang. Sementara itu, batik cap menghasilkan pola yang cukup seragam.
Secara ekstrem, hal tersebut di atas berbeda dari motif batik yang dihasilkan dengan mesin, yang sama merata pada setiap pola dan dapat menghasilkan garis tipis atau titik kecil yang halus dan konsisten. Besar garis atau titik pada batik manual ditentukan oleh besar lubang canting atau cap tembaga.
Tentang harga, umumnya batik tulis dikerjakan secara manual, satu demi satu, sehingga menjadi lebih mahal. Namun, banyak siasat untuk membuat harga batik tulis tidak terlalu tinggi. Misalnya adalah membuat motif sederhana, memberikan malam hanya satu sisi (tidak diterusi pada sisi kain yang lain), atau pewarnaan tidak intensif seperti batik kelengan yang hanya menggunakan satu warna. Maka, harga batik tulis pun dapat murah, lebih murah daripada batik cap.
Paling murah adalah batik printing karena diproduksi di pabrik secara besar-besaran dengan mesin atau dengan teknik sablon. Batik jenis ini mudah ditemui di toko-toko, juga di tempat-tempat wisata sebagai cinderamata massal. Baju seragam sekolah, kantor, PKK, dan sebangsanya, biasanya menggunakan batik jenis ini karena murah dan motif yang sama persis dapat diperoleh dalam jumlah besar.