Tidur
\
Singapura. Hampir seharian jalan mengunjungi beberapa museum, membuat saya sulit tidur. Ngantuk juga, tetapi capek di kaki terpaksa harus dinikmati. Selarut ini, yang oleh televisi Indonesia sudah dikatakan sebagai pagi, belum juga saya memincingkan mata.
Begitu pula di luar sana. Orang-orang masih ramai berlalu lalang. Jam 00 ini rasanya lebih ramai daripada jam delapan pagi. Mungkin orang-orang Negeri Singa ini jarang tidur. Selarut apapun masih ada kehidupan di luar. Mall super besar tepat di seberang jalan kami menginap malah buka sepanjang 24 jam!
Mereka itu masyarakat insomnia, kali. Universitas memang tutup hingga jam setengah enam sore, namun kuliah dapat hingga jam sepuluh malam, kata Pak Miksic, kolega Jurusan Arkeologi yang sekarang mengajar di NUS. Kuliah larut itu ditujukan buat orang-orang yang mau sekolah pascasarjana tetapi harus mencari uang dulu.
Nah, jika pulang jam sepuluh, padahal paginya harus bekerja, belajarnya mesti setelah larut itu. Paper dan projek-projek kuliah mesti juga dikerjakan malam hari.
Uhhhaaahmmmm! [z]