Hotel
\
“Hotel kok mung jangan kacang,” kata seorang teman. Di hotel kok hanya makan dengan sayur kacang panjang.
Iya juga ya.
Citra hotel sebagian memang kemewahan. Nginep di hotel, misalnya, adalah menikmati kemewahan: dilayani, kasur empuk, air panas, gedung bagus. Yang datang mesti juga cantik-cantik atau bagus-bagus.
Namun teman saya yang lain pernah bingung. Jika sudah membayar mahal, apakah hanya untuk tidur? Kan tidak terasa … tetapi jika akan melek semalaman juga tidak betah.
Nah, hotel yang merupakan ‘barang’ mewah itu juga identik dengan Barat. Kata ‘hotel’ kan bukan berasal dari bahasa kita. Hotel juga berstandar internasional dengan sistem perbintangannya. Maka, ketika bertemu dengan jangan kacang, rujak cingur, dan beraneka ragam kuliner tradisional kita lainnya, teman saya bersungut-sungut. Meski tidak sampai keluar ‘sungut’-nya. Dirasa makanan itu tidaklah internasional, yang sebenarnya dapat kita perdebatkan juga kriteria internasional itu.
Perkaranya, kadang hotel adalah semacam oase. Sebagian memang menggunakan hotel sebagai sarana praktis: untuk tidur menginap di perjalanan, untuk sarana MICE. Namun, ada juga yang menggunakan hotel untuk melarikan diri dari keseharian.
Mirip dengan konsep wisata: pergi ke luar dari tempat kediamannya dan tidak untuk bekerja.
Jika keseharian kita makan dengan sayur jangan kacang, maka di hotel akan berharap bertemu dengan roti-keju, yang bukan berasal dari habitatnya. Begitu kira-kira.
Namun hotel bukan hanya (dan barangkali memang tidak) ditujukan untuk mencatu para tetangganya, kecuali ia ikut MICE yang umumnya diorganisir atau dibayari kantor. Jika makan di restoran hotel dan memegang sendok yang segede gaban itu, saya merasa bahwa hotel bukan untuk saya.
Hotel juga buat orang asing yang datang dari tempat tinggalnya luar Indonesia. Mereka mungkin ingin melupakan keju dan mencicipi singkong. Maka dekorasi hotel, dari jaringan internasional pun, biasanya juga menyertakan unsur-unsur tradisional sekitarnya.
… dan salah satu hidangan hotel berbintang itu di pagi yang mendung tersebut adalah “Singkong Thailand”.
Maka, memang orang yang ikut mice di hotel di dekat rumahnya akan mengeluarkan sungut, eh bersungut-sungut, karena kadang jangan kacang-nya lebih enak yang di rumah. Lebih spicy, dan sambalnya pedas beneran. [z]