Koleksi di Ruang Pamer
[]
Museum sering gagal menghadirkan cerita tentang objek yang dipajang di ruang-ruang pamer mereka. Meski museum lekat dengan objek, namun sebenarnya yang dihadirkan kepada publik adalah cerita tentang mereka. Objek-objek tersebut layaknya aktor dalam teater, yang diminta berbicara sesuai dengan maksud museum. Kegagalan museum sering terjadi dengan membiarkan objek di dalam vitrin, untuk berbicara sendiri tentang identitas dan maksud kehadiran mereka di ruang pamer. Namun, objek-objek tersebut kadang seperti aktor teater yang tidak dibekali dengan skrip sehingga tidak tahu harus berbicara apa kepada pengunjung.
Fakta
Judul: Kajian Koleksi Ruang Pamer Museum Sonobudoyo
Penulis: Tim Kajian Koleksi Ruang Pamer
Penerbit: Museum Negeri Sonobudoyo
Kota, tahun: Yogyakarta, 2015
Halaman: vi+146.
ISBN:602-1222-57-1
Maka, pendampingan sangat diperlukan dalam pameran museum. Objek tidak dapat dibiarkan sendiri–kecuali untuk museum dengan tipe objek oriented seperti museum senirupa. Museum etnografi dan sejarah memerlukan perangkat-perangkat komunikasi seperti label (atau keterangan) yang disandingkan dengan ruang, vitrin, atau bahkan juga objek. Museum juga dapat memberikan pemandu untuk menjembatani komunikasi antara objek dan pengunjung. Terakhir, museum juga dapat menerbitkan panduan untuk memandu museum memahami maksud dari pameran–yaitu kehadiran objek dalam konstelasi tertentu di ruang pamer.
Salah satu buku panduan ini dihadirkan oleh Museum Sonobudoyo dalam bentuk buku “Kajian Koleksi Ruang Pamer Museum Sonobudoyo”. Di dalam buku ini ditemukan cerita yang hendak disampaikan oleh museum melalui objek dan penataannya di dalam ruang pamer. [z]