Telolet
\
Sebenarnya saya tulalit mendapati perkembangan kemini. Anak-anak, juga yang dewasa, berdiri di pinggir jalan dan meminta sopir bis menekan klakson yang berbunyi “telolet” itu. Mereka kemudian tertawa bahagia. Konon postingan hal ini menjadi trending topik di dunia.
Tulalit saya adalah apa bagusnya mendengar suara itu di jalan. Saya lebih setuju pada semboyan “injak rem daripada bunyikan klakson”. Jika ada yang mengklakson, apa lagi di bangjo, saya biasanya merengut.
Tapi memang suara klakson itu cukup khas dan menarik perhatian. Bis (mungkin truk juga) yang biasa melaju kencang perlu menyingkirkan segenap halangan dan rintangan di jalan agar mereka tiba di tujuan tepat waktu. Atau lebih cepat agar punya sedikit waktu untuk beristirahat di terminal.
Suara itu jelas tidak dicipta untuk ditujukan kepada segerombolan anak di pinggir jalan. Jadi, mengapa anak-anak bahagia dengan pembajakan itu?
Ikut tren, boleh jadi. Karena lagi viral di dunia maya (anak-anak itu tahu apa tidak?) maka mereka juga ikut. Atau karena jenuh. Cari lucu-lucuan yang murah meriah. Teman saya, Fajri, malah menganalisis bahwa hal itu karena orang bosan dengan segala macam hoax dan kebencian di medsos. Maka, guyon sederhana yang gampang dicerna lebih disuka.
Boleh jadi, Jri… [z]