Bakti di Kala Pandemi
[]
Kegiatan di bidang pengembangan (=pemajuan?) kebudayaan tidak surut kegiatannya kendati sebagian (atau seluruh) staf harus bekerja dari rumah, tidak melayani publik secara tatap muka. Beberapa di antaranya malah menunjukkan eksistensi dengan menggunakan media sosial sebagai perantara. Jika biasanya untuk mendapatkan sesuatu (informasi misalnya), publik harus berkunjung ke kantor, ke pameran tetap, ke pameran temporer, atau program outreach seperti pameran di mal, maka sekarang informasi itu dengan sendirinya sampai ke publik yang dapat menerimanya di rumah. Tentu, karena publik juga harus bekerja di rumah, tinggal di rumah.
Di kala pandemi Covid-19 melanda ini, museum dan berbagai institusi serta kelompok kebudayaan rajin mengunggah berbagai informasi di media sosial, juga menyelenggarakan berbagai seminar daring. Buku-buku dan jurnal elektronik juga dibuka aksesnya, atau disampaikan lagi kepada publik bahwa materi tersebut ada dan dapat diakses.
Bagi museum, tindakan ini merupakan upaya mempertahankan eksistensinya, bahwa mereka tetap ada meski secara virtual. Mereka tetap berguna, menjalankan tugasnya meski terdapat banyak keterbatasan.
Beberapa platform atau aplikasi sebenarnya memberi kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan finansial–yang juga dibutuhkan oleh museum untuk bertahan. Selain dengan iklan (konon sebenarnya iklan menurun di kala wabah ini), museum dapat menetapkan bayaran tertentu bagi publik untuk mendapatkan, misalnya, katakunci (password) untuk dapat mengikuti seminar.
Masalahnya mungkin adalah karena sebagian (besar?) museum kita tidak siap. Media sosial mungkin sudah akrab bagi para pengelola museum, tetapi sebagai institusi perlu persiapan yang lebih baik, misalnya dengan menunjuk pengelola media sosial, menyiapkan materi untuk diunggah, atau menyiapkan tim untuk mengelola seminar daring.
Tim ini bisa terdiri atas kurator, edukator, dan humas, sebagaimana ditunjukkan oleh Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2015. Masing-masing tenaga teknis tersebut memiliki peran yang saling mendukung dalam melaksanakan diseminasi informasi, edukasi, atau menjembatani publik.
Jika museum sudah memiliki tenaga untuk itu, tinggal kehendak saja yang akan menggerakkan.
Tetap di rumah, tetap sehat. [z]