Lebaran Pandemi
\
Lebaran kali ini tidak kurang sulitnya daripada tahun kemarin. Jika tahun kemarin masih ada dugaan, atau harapan, bahwa tahun berikutnya akan dapat berlebaran lagi secara normal, maka tahun ini sepertinya tidak terlalu optimis semacam itu.
Himbauan untuk tidak mudik kali ini didukung di berbagai lini. Di perbatasan-perbatasan provinsi dilakukan penyekatan pemudik. Tagar #lebarandijakartaaja digunakan di media sosial, setidaknya saya lihat di twibbon pemda DKI. Akibatnya adalah jalanan di Yogyakarta relatif sepi dibanding lebaran biasanya, bahkan jika dibanding hari biasa.
Yang sama antara lebaran kali ini dengan lebaran-lebaran yang telah lalu adalah acara televisi, yang menyajikan film-film Warkop, meski kali ini terdapat tambahan Warkop Reborn.
Shalat ied di beberapa kota ditiadakan. Di kedua alun-alun Yogyakarta, tidak diselenggarakan shalat seperti juga tahun kemarin. Beberapa kelompok kecil setingkat RT atau RW menyelenggarakan shalat untuk lingkungan mereka sendiri. Kali ini kelihatannya lebih longgar dari tahun kemarin yang cenderung menyelengarakan shalat di rumah masing-masing.
Jadi, lebaran kali ini berkurang empat hal: tidak shalat ied di alun-alun utara, tidak antre beli sate gajih di seberang Rotowijayan, tidak membelikan balon buat anak-anak, dan tidak nonton prajurit kraton parade di jalan menjemput gunungan.
Acara kunjung-mengunjungi juga berkurang. Tadi padi Bu RW setelah shalat bersama warga menyampaikan bahwa maaf-memaafkan dilakukan dengan pidato beliau saja. Warga kemudian bubar dan tidak saling berkunjung. Beberapa orang saya temukan berpakaian bagus di gerbang, entah dari atau mau ke mana.
Di desa, saya lihat kegiatan kunjung-mengunjung antartetangga berkurang, meski sedikit saja. Berkunjung antarkeluarga yang berjauhan tempat tinggal berkurang jauh.
Yang tetap, dan kelihatannya bertambah pada lebaran kali ini adalah suara mercon. [z]
Baca juga: mercon