Slipi
\
Banyak toponim yang membuat berkerut kening, baik karena kata-katanya terlalu aneh untuk pemahaman sekarang, atau bahkan terlalu sederhana sehingga kita dengan mudah dapat mengetahui arti leksikalnya, tetapi arti historisnya tetap tanda tanya.
Kali Sekretaris, misalnya. Salah satu batang sungai di Jakarta ini namanya akrab dengan kita sekarang, karena kata ‘sekretaris’ adalah kata ‘modern’, serapan dari Barat, yang masih hidup dan produktif pada masa kini. Namun, perkara mengapa dinamai sekretaris, perlu menengok sejarahnya yang entah ada atau tidak sumbernya.
Kadang kita juga mengasosiasikan dengan berbagai hal yang mungkin jauh dari sejarahnya, terutama jika kata-kata tersebut maknanya harus ditebak terlebih dahulu karena mungkin sudah tidak hidup di masa sekarang, atau berasal entah dari bahasa apa.
Slipi, misalnya. Toponim di Jakarta Barat ini bagi saya berasosiasi dengan tidur, yang dalam bahasa Inggris adalah sleep, terutama karena harus berada beberapa hari di sebuah hotel di daerah Slipi. Artinya, pindah tidur dari rumah.
Ya. Hotel meski dalam konteks M.I.C.E. bukan hanya untuk tidur, tetapi tidak ada luputnya mengasosiasikan dengan tempat untuk tidur. Bahkan di Yogyakarta terdapat hotel yang bernama “Nendra”, yang artinya adalah tidur.
Laman eksiklopedi milik Dinas Pariwisata DKI juga membuka kemungkinan kata ‘slipi’ berkait dengan tidur1. Konon, pernah ada satu bagian jalan berbentuk bundaran yang membuat ngantuk, sleepy, para pengendara ….
Tentu, untuk kata-kata dari masa silam semacam itu umumnya terdapat berbagai penafsiran karena kita sekarang tidak tahu persis mengapa nama tempat tersebut dahulu digunakan.
Uuuhhh ahemmm …. [z]
Baca juga:
M.P., 26 Mei 2021
Catatan Kaki
- http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/slipi–kampung?lang=id [↩]