Mencerita Makanan
\
Makanan merupakan topik menarik, juga di museum. Setidaknya ada enam pameran temporer tentang makanan yang saya pernah kunjungi. Pertama adalah pameran tentang makanan Indonesia (Indische Keuken) yang digelar di salah satu Pasar Tong Tong di Denhaag, tahun 2012. Seorang ahli masakan Indonesia di Belanda memamerkan berbagai peralatan yang digunakan untuk membuat masakan khas Indonesia, atau mungkin lebih tepat disebut Indische, “Indis” dalam bahasa kita, karena bukan murni Indonesia tetapi sudah dipengaruhi gaya Belanda.
- Baca juga: Nonton Pasar Tong Tong untuk cerita tentang festival tersebut.
Pameran kedua adalah tentang kuliner Yahudi, yang digelar di Museum Sejarah Yahudi di Amsterdam, mungkin sekitar tahun 2012 juga. Berbagai jenis, gagasan, peralatan, serta sebaran makanan yang berasal dari budaya Yahudi ditampilkan dalam pameran termporer tersebut. Disajikan pula masalah kosher terkait dengan daging yang boleh dan tidak boleh dimakan, lengkap dengan menghadirkan kitab suci berbentuk gulungan terkait masalah tersebut.
Satu pameran tentang minuman saya kunjungi di Fakultas Ilmu Budaya UGM, tahun 2015. Pameran tersebut bertajuk “Kekopikinian”, merespon perkembangan di bidang minuman yang lagi marak di Indonesia, baik sebagai minuman sachet maupun minuman yang disajikan di kafe. Pameran tersebut diselenggarakan oleh mahasiswa S1 dan S2 Arkeologi yang mengambil kelas Pameran Museum di masing-masing prodinya.
- Baca juga: “Pameran Kekopikinian” untuk cerita tentang pameran tersebut.
Keempat, pameran “Bujana” yang digelar oleh Museum Sonobudoyo tahun 2016. Dengan anak judul “between conflict and negotiation”, pameran ini menyajikan (peralatan) makanan yang memperlihatkan berbagai pengaruh budaya. Perjamuan makan yang diselenggarakan oleh Sri Kresna dalam cerita Mahabharata sebagai upaya meredam konflik menjadi dasar dari pemilihan tema ini.
- Baca juga: “Lukis Gelas” untuk pengalaman mengikuti side event pameran “Bujana”.
Kemudian, beberapa bulan yang lalu, saya mengunjungi pameran bertajuk “Bojakrama” di Kraton Yogyakarta. Pameran ini menyajikan tradisi kuliner di Kraton Yogyakarta terutama berkait dengan peristiwa kenegaraan yang penuh aturan protokoler. Meski demikian, pameran juga menyajikan kebiasaan keseharian dalam kaitan dengan makanan di Kraton.
Pameran keenam yang baru saya lihat beberapa jam yang lalu adalah “Upaboga: Ketika Makanan Bercerita”, yang digelar oleh Museum Sonobudoyo. Pameran ini diselenggarakan 6 November hingga 30 Desember 2021 di Gedung Pamer Temporer, Jl. Pangurakan, Yogyakarta.
Upaboga menampilkan riwayat historis makanan sejak masa Prasejarah hingga muncul pengaruh kolonial, rempah-rempah sebagai tema makanan Nusantara, teknik penyiapan makanan dari pengolahan tanah hingga memasak makanan. Ditampilkan juga replika berbagai jenis kudapan yang khas dari sekitar Yogyakarta, dan tentu berbagai makanan yang bernilai simbolik, terutama tumpeng.
Eh, ada juga toga, tanaman obat keluarga, yang dipasang tanaman live lengkap dengan pot plastik hitamnya.
***
Dari pameran-pameran tersebut terlihat bahwa makanan (dalam hal ini termasuk minuman tentunya) bukan hanya masalah mengenyangkan perut. Berbagai proses penyiapan yang panjang sejak penyiapan lahan pertanian (sampai penyajian, bahkan mungkin sampai kepada menyorongkan ke mulut) merupakan tema yang menarik untuk disajikan. Proses tersebut mungkin merupakan hal teknis belaka namun tidak menutup kemungkinan terlibatnya unsur-unsur lain seperti religi bahkan politik. Makanan juga sangat kental dengan masalah politis dan simbolik bagi masyarakat baik tradisional maupun modern. Secara kronologis, sejarah perkembangan makanan juga penting untuk disampaikan.
Berbagai objek dapat menceritakan masalah-masalah tersebut, baik objek keseharian, objek pabrikatif, maupun objek yang bersifat seni dan budaya kelas-tinggi. Buku-buku resep, bungkus makanan, iklan, dapat digunakan untuk bercerita. Masalah makanan sangat lekat dengan manusia, budaya, dan lingkungan sehingga akan sangat banyak hal yang dapat diungkap.
***
… dan saya menulis postingan ini sambil menunggu datangnya makan siang yang dipesan melalui aplikasi daring. Kemajuan upaboga mutakhir. [z]
- Baca juga: Rendang di Museum Randang