Arkeologi Makam di Indonesia
\
Makam merupakan salah satu tinggalan arkeologis utama pada masa Islam di Indonesia. Timothy Earl Behrend memang hanya memasukkan kraton, taman, dan masjid, serta tidak memasukkan makam sebagai bagian dari data utama saat menulis bibliografi: “Kraton, Taman, Mesjid: A Brief Survey and Bibliographic Review of Islamic Antiquities in Java”. Tulisan tersebut dimuat dalam jurnal Indonesia and the Malay World 12(35):29-55 tahun 1984. Akan tetapi makam menjadi salah satu kajian populer bagi skripsi-skripsi arkeologi.
Beberapa tulisan arkeologis (juga sejarah dan sejarah seni) tentang makam Islam di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut.
Jawa
Tahun 1984 sebagaimana telah disebut di atas, Behrend menulis “Kraton, Taman, Mesjid: A Brief Survey and Bibliographic Review of Islamic Antiquities in Java”. Machi Suhadi dan Halina Hambali tahun 1994/1995 menulis “Makam-Makam Wali Sanga di Jawa” yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan.
D.I. Yogyakarta
Lutfi Khamid tahun 2002 menulis “Situs Makam Gunung Kelir, Pleret, Yogyakarta. Tinjauan Tataruang Mikro dan Makro” sebagai skripsi di Jurusan Arkeologi FIB UGM.
Jawa Timur
Singgih Bekti N menulis “Perubahan Bentuk, Makna, dan Fungsi Pendapa Rante pada Kompleks Makam Sunan Bonang di Tuban” (Skripsi Arkeologi FIB UGM).
Sulawesi
Tahun 1982/1983 Direktorat Jenderal Kebudayaan menerbitkan buku “Ragam Hias beberapa Makam Islam di Sulawesi Selatan”. Buku ini mengambil data dari kompleks Makam Raja-Raja Gowa, kompleks Makam Raja-Raja Tallo, kompleks Makam Raja-Raja Binamu (Bataliung), kompleks Makam Raja-Raja Watan Lamuru, kompleks Makam Raja-Raja Banggau di Ondongan Majene, kompleks Makam Raja-Raja Banggae di Totoli Majene, kompleks Makam Jera Lompo E, serta Makam We Tanre Olle.
#dari berbagai sumber, primer maupun sekunder, tidak merupakan catatan yang lengkap.