Jamu
\
Masih hangat ingatan akan pameran BPCB DIY yang dikurasi oleh Mas Sri Margana tentang rempah, terlintas di pikiran saya akan jamu. Saya tidak tahu apa hubungan rempah dengan jamu, hanya rasanya jamu itu memiliki aroma dan rasa spesifik, dibuat dengan tetumbuhan sehingga barangkali termasuk ke dalam produk berbasis rempah.
- Baca juga: “Menunggang Rempah“
Saya lebih tertarik pada kata “jamu”. Dalam bahasa Indonesia terdapat pula istilah jadian “dijamu”, “perjamuan”. Keduanya membayangkan adanya makanan yang diberikan kepada tetamu.
Apakah dahulu sesuguhan untuk menjamu para tetamu itu adalah “jamu” dalam arti cairan herbal dengan aroma dan rasa spesifik, mungkin seperti jamu yang dijual keliling oleh mbok dan mbak jamu?
Setidaknya, di Nusantara — sangat kuat di Riau — terdapat tradisi menyuguh tetamu dengan sirih-pinang. Tentu dua bagian dari tanaman itu beraroma dan berasa khas. Daun sirih (Piper batle L.) dan biji pinang (Areca catechu) juga memiliki khasiat untuk pengobatan.
Eh, melamar anak gadis juga disebut meminang. Mungkin rombongan pelamar membawa buah pinang untuk keperluan itu.
Jadi, cukup kuat hubungan antara rerempah ini dengan kehidupan sosial di Nusantara. Tentu dengan catatan hanya jika sirih, pinang, dan bahan jejamuan adalah termasuk rempah.
***
Browsing tentang Warisan Budaya Tak Benda di situs Unesco, saya menemukan “joumou soup” dari Haiti yang dimasukkan ke dalam daftar tahun 2003.1
“Joumou or giraumon soup is a traditional Haitian pumpkin soup made with vegetables, plantains, meat, pasta and spices.”
Setidaknya terdapat spices, rempah, di dalam sup yang isinya dominan labu itu. Kebetulan, pada laman di website Unesco tersebut juga dicantumkan gambar alat penumbuk berupa lumpang kecil dengan alu, keduanya dari kayu. Rasanya seperti alat untuk menumbuk rerempah jamu.
“Originally reserved for slave owners, Haitians took ownership of the soup when they gained independence from France, turning it into a symbol of their newly acquired freedom and an expression of their dignity and resilience.”
Nah, ada rasa perhelatan komunal juga di situ. Lebih lanjut,
“… and is prepared and consumed specifically on the first of January – Haiti’s Independence Day – when it constitutes the first meal of the year.”
***
Jamu, yang mana pun, menyehatkan dan mempererat persaudaraan. [z]
- https://ich.unesco.org/en/joumou-soup-01221 [↩]