Kuliah Lapangan 10 Juli 2022
\
PURO MANGKUNEGARAN
Puro Mangkunegaran adalah istana dari pemerintahan wilayah otonom setingkat kadipaten. Wialyah ini merupakan hasil pembagian tahun 1757 yang mengakhiri konflik Kraton Surakarta (sejak Pakubuwono II) dengan RM Said yang kemudian menjadi Mangkunegoro I.
Berbeda dari keraton yang menghadap ke utara, Puro Mangkunegaran menghadap ke selatan, seperti kebanyakan bangunan tradisional di Jawa (sisi selatan). Komponen utamanya adalah pendapa, dalem ageng, serta gandhok. Sebagai puro, terdapat pula tanah lapang di sisi depan, serta masjid di sisi barat. Beberapa bangunan pendukung juga ditambahkan.
Puro Mangkunegaran pernah sangat berhasil dalam bisnis, dengan perkebunan dan beberapa pabrik gula yang paling maju di zamannya. Oleh karena itu, bangunan puro terlihat sangat mewah.
Topik amatan, antara lain:
- Komponen, bentuk, tata letak bangunan tradisional.
- kompleks sebagai istana: komponen bangunan, tata letak.
- Fungsi bangunan atau komponen lain.
- Ornamentasi bangunan
- Objek-objek non-arsitektural. Puro Mangkunegaran memiliki dan memamerkan berbagai objek etnografis dan arkeologis.
- Pembagian dan penanda bagian privat, semi privat, publik.
- Pengaruh Barat pada kompleks: jenis bangunan, ornamentasi.
- Penggunaan kontemporer (hunian, budaya, wisata)
Mangkunegaran juga memiliki berbagai peninggalan di wilayahnya, baik di dalam kota maupun di luar kota Surakarta. Peninggalan itu misalnya adalah kawasan Banjarsari, Taman Balekambang, dan beberapa pabrik gula.
MAKAM BAYAT
Makam Bayat merupakan kompleks makam dari abad ke-16, dengan tokoh utama Ki Ageng Pandan Arang, seorang penyebar agama Islam yang dikenal dengan nama Sunan Tembayat. Makam ini terletak di Bukit Jabalkat, dengan beberapa bagian makam yang masing-masing dipisahkan dengan pagar dan gapura. Beberapa bagian gapura dan cungkup merupakan hasil renovasi pada masa Sultan Agung, di awal abad ke-17.
Topik amatan, antara lain:
- Penataan kompleks
- Bentuk cungkup
- Bentuk nisan dan jirat
- Bentuk gapura
- Ornamentasi bangunan, gapura, dan objek lain.
- Inskripsi
- Tradisi ziarah dan wisata
Kawasan Bayat menarik dari sisi lingkungan fisik dan budaya. Terdapat stasiun geologi milik UGM di Bayat, juga potensi budaya seperti gerabah dan batik. Gerabah Pagerjurang terkenal karena menggunakan meja putar (perbot) miring. Gerabah ini juga telah ditingkatkan kualitasnya oleh ahli dari Jepang, Chitaru Kawasaki.