Toko Buku
\
Terkabar jaringan toko buku Gunung Agung akan menutup seluruh tokonya, akhir tahun ini. Padahal baru beberapa hari yang lalu saya lewat di depannya, di Kwitang. Juga lewat di dekat Mal Atrium di Senen, yang sepuluh tahun yang lalu saya ke toko Gunung Agung di dalamnya.
***
Kabar rencana penutupan toko itu membuat diskusi di media sosial. Mengapa toko buku bertumbangan, apakah karena minat baca kita kurang, apakah karena tersaing oleh buku bajakan, apakah kita sekarang lebih suka online baik ketika membaca atau membeli?
Jawabannya mungkin menunggu survei. Atau sejarah.
***
Di Yogyakarta, sudah sering saya menyaksikan toko buku tutup. Dari jaringan Gunung Agung, kelihatannya toko buku Wali Songo duluan tutup. Toko ini ada di selatan pertigaan Terban-Jalan Sudirman, kurang lebih di belakang pos polisi itu.
Toko Buku Gunung Agung, yang saya tidak yakin berhubungan dengan jejaring dari Jakarta itu, merupakan toko buku yang tua. Toko terletak di utara Tugu itu juga telah tutup. Sekarang lokasinya digunakan untuk cafe. Toko buku Sari Ilmu, meski tokonya masih ada di Malioboro, saya tidak yakin masih menjual buku. Coba kapan-kapan saya tengok toko di seberang Malioboro Mal tersebut. Eh, Malioboro Plaza.
Dahulu juga ada toko buku Indira. Tempat ini ada di barat RS Bethesda, mungkin yang sekarang menjadi bangunan besar itu. Saya sempat juga membeli buku di toko milik penerbit Bina Ilmu, di Perumahan Sonosewu.
Toko Buku Toga Mas, sekarang masih ada dua di Yogyakarta. Toko ini pernah membuka dua toko lain yang sekarang tutup, yaitu toko di Jalan Solo, mungkin sekitar Ace Hardware sekarang, dan toko di dalam Mal Galeria. Tidak jauh dari Togamas di Jalan Affandi, persis di selatan Perempatan Condongcatur, dahulu ada toko buku Tiga Serangkai.
Toko lain yang tutup adalah dua toko berdampingan di Jalan Gejayan, di selatan Selokan Mataram. Salah satu toko tersebut bernama Raja Murah. Kebanyakan buku yang dijual adalah buku bekas.
Di UGM, dulu ada toko buku BPFE, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Letak toko itu adalah di seberang Diploma Ekonomi, di sisi timur jalan baru itu, tidak jauh dari bangjo.
Toko buku Kristen dulu ada di tempat yang sekarang menjadi Galeria. Saya lupa apa namanya adalah Betania, yang sekarang ada di sekitar Gowongan.
Terakhir tutup adalah toko buku Periplus di Malioboro Plaza, dulu bernama Mal Malioboro. Saya tidak tahu apakah di Bandara Adisutjipto masih ada toko ini, dahulu di ruang tunggu keberangkatan. Di YIA, toko ini juga membuka gerai di ruang tunggu keberangkatan.
***
Selain toko-toko yang tutup itu, tentu masih cukup banyak toko buku yang dapat mensuplai keperluan masyarakat kota pelajar ini. Gramedia masih ada dengan beberapa toko di beberapa mal. Toga Mas masih memiliki dua gerai, Social Agency Baru masih memiliki cukup banyak toko. Shopping Center juga masih eksis, kios-kios buku di Jalan Kahar Muzakkir dh Jalan Jati, di timur SMA 6, juga masih. Toko buku Kristen ada di kompleks Gereja Sawo Kembar di timur RS Bethesda. UGM Press memindah toko dari depan kompleks Fakultas Teknik ke Klebengan, dekat Percetakan Kanisius sana. Eh, di Kanisius dahulu juga ada toko buku. Mudah-mudahan sekarang juga masih ada.
Toko-toko lain juga bermunculan. Di media sosial saya lihat beberapa toko buku bermunculan, umumnya di sekitar pemukiman warga, kadang bergabung dengan kedai kopi. Mungkin strategi untuk menjaring pelanggan. [z]