Pameran yang Bukan Rutinitas
\
Tanggal 26 Juli 2023, Museum Sonobudoyo menyelenggarakan Master Class bertema Perencanaan dan Pengembangan Pameran Museum, bekerja sama dengan Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Pembicara pada workshop ini adalah Nadya Sinunyita, manajer International and Domestic Engagement, National Museum of Australia.
Selama dua jam, Nadya menyampaikan materi tentang Museum Nasional Australia dan memberikan contoh kasus penyiapan pameran “Belonging: Stories from Far North Queensland” yang sedang berlangsung di Australia. Menurut saya, workshop ini relevan dengan kondisi museum di Indonesia dalam beberapa hal sebagai berikut.
- Membuat museum (kembali) relevan, dengan menyampaikan pentingnya public engagement. Museum dapat menjadi sarana bagi kelompok-kelompok masyarakat untuk mengekspresikan diri mereka. Selama ini kebanyakan museum tidak mengembangkan kegiatan termasuk pameran yang berorientasi pada publik.
- Memberikan gambaran tentang salah satu cara pengumpulan objek (collecting), yaitu dengan memberi fasilitas bagi kelompok masyarakat untuk dapat memproduksi artefak dan cerita yang dapat dikumpulkan oleh museum. Pengumpulan objek selama ini (jika ada) lebih banyak diputuskan sepihak oleh museum, dan sering terpisah dari narasi yang menyertainya.
- Menyatakan bahwa objek menjadi alat untuk bercerita atau mengumpulkan cerita. Masalah adanya (keragaman) cerita di balik objek banyak dilewatkan dalam museum kita.
- Memberikan penekanan tentang strategi pengelolaan pameran, yaitu dengan membagi dalam modul-modul yang dapat terpisah. Modul utama berupa pameran objek lebih statis, dan modul tambahan dapat dikembangkan untuk berbagai keperluan termasuk fund raising.
Karena perannya begitu penting dalam suatu museum, pameran (temporer) sebaiknya dirancang dengan dan dilaksanakan dengan sepenuh hati oleh museum, tidak sekedar rutinitas. [z]