Representasi Perempuan dalam Pameran
\
Disampaikan dalam diskusi Curatorial Class, dalam rangka Abhinaya Karya 2023: Kamala Padma. Museum Sonobudoyo, 5 Juli 2023.
Tidak banyak museum yang secara khusus terkait dengan perempuan. Di Indonesia mungkin hanya tiga, yaitu dua museum Kartini di Jawa Tengah, dan Museum Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia di Yogyakarta.
Meski demikian, sebenarnya cukup banyak museum yang menampilkan tema perempuan, seperti diorama di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang menampilkan scene tentang Kongres Perempuan pertama yang dilakukan di Yogyakarta. Beberapa museum juga menyajikan pameran temporer tentang perempuan, seperti pameran “Pengilon: Kisah Perempuan dalam Silang Budaya” (Museum Sonobudoyo 2017), “The Truth inside You: Alunan Kisah tentang Perempuan” (Museum Nasional, 2022-2023), dan tentunya pameran “Kamala Padma: Laga dalam Hening, Pijar dalam Petang” (Museum Sonobudoyo, 2023) yang sedang berlangsung.1
Seturut Richard Sandell, museum yang inklusif secara sosial akan memfasilitasi kelompok-kelompok masyarakat, baik dalam representasi (untuk ditampilkan), partisipasi (berperan dalam penampilan tersebut), dan akses untuk menikmatinya.
Dalam kerangka tersebut, setidaknya perempuan terlibat dalam pameran sebagai tema (yang dipamerkan), juga sebagai pengambil keputusan (kuratorial, manajemen) yang berpengaruh dalam pameran.
- Kebetulan, di pameran-pameran tersebut terlibat beberapa personal yang merupakan alumnus Arkeologi UGM. [↩]