Candi Prambanan
\
Seri Perpanjangan Pengalaman “Patembaya”
Rasanya orang mengenal candi yang menjulang tinggi di perbatasan Yogyakarta-Jawa Tengah itu adalah Candi Prambanan. Tentu tidak salah, karena memang itu yang sering disebut. Penamaan suatu candi dapat berdasar nama tempat bangunan tersebut berada.
Prambanan adalah nama wilayah yang sebagian berada di Klaten, Jawa Tengah, sebagian berada di Sleman Yogyakarta. Maka terdapat Kecamatan Prambanan di Klaten dan Kecamatan (Kepanewon) Prambanan di Sleman.
Maket Candi Prambanan, dipamerkan dalam Jogja Museum Expo, 27 September sd 1 Oktober 2023. Maket tersebut milik Museum Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta.
Bagi saya kadang agak rumit untuk menyebut nama candi itu, atau candi-candi itu. Di Prambanan terdapat banyak candi, sehingga bisa membingungkan: candi yang mana yang disebut Prambanan. Di dalam kompleks “Candi Prambanan” itu sendiri terdapat banyak bangunan candi. Ada yang disebut Candi Syiwa, yaitu yang paling tinggi di tengah, ada Candi Brahma, dan Candi Wisnu. Ada lebih dari dua ratus bangunan candi yang hanya sebagian kecil di antaranya yang memiliki nama semacam itu.
Kemudian, Unesco menyebut adanya kompleks “Prambanan Temple Compound” yang di dalamnya terdapat beberapa gugusan candi. Selain Candi yang sering disebut Candi Prambanan itu, terdapat gugusan Candi Lumbung di tengah dan gugusan Candi Sewu di ujung utara kompleks berpagar itu.
Jadi saya sering menyebut kompleks Candi Prambanan itu sebagai “Percandian Lorojonggrang”, sesuai dengan legenda yang beredar. Hanya, istilah ini juga kadang sedikit mengacau. Loro Jonggrang konon sebutan atau penamaan untuk arca Durga Mahisasuramardini yang merupakan salah satu arca di Candi Syiwa. Legenda populer menyebut adanya permintaan Loro Jonggrang, kadang disebut juga “patembaya”, kepada Bandung Bondowoso untuk membangunkan seribu candi, dalam bahasa jawa disebut “candi sewu”.
Padahal Candi Sewu adalah gugusan yang lain, yang paling utara itu.
Nah.