Diponegoro: Lukisan Penyerbuan Tegalrejo
\
Seri Perpanjangan Pengalaman “Patembaya”
Lukisan tentang Diponegoro yang terkenal adalah dua karya yang kini tergantung di museum, yaitu karya Nikolaas Pieneman dan karya Raden Saleh. Dua lukisan ini diperbincangkan bukan saja karena nilai artistiknya — rasanya malah jarang menemukan bahasan tentang hal ini — tetapi juga karena aspek sosial di baliknya.
Lukisan Pieneman dibuat saat penangkapan Diponegoro. Pieneman adalah pelukis Belanda yang membuat lukisan itu lima tahun setelah sang Pangeran ditangkap. Lukisan Raden Saleh dibuat saat terdengar bahwa Pangeran Diponegoro meninggal dunia. Lukisan ini seakan “parodi” dari karya Pieneman.
Beruntung saya pernah melihat kedua lukisan tersebut.
***
Jika kedua lukisan tersebut mengabadikan peristiwa di Magelang, yang menjadi akhir Perang Jawa, maka terdapat lukisan lain yang memperlihatkan awal perang tersebut. Lukisan yang kelihatannya tanpa judul ini tergantung di Museum Monumen Diponegoro “Sasana Wiratama”, Yogyakarta. Lukisan ini mungkin dibuat untuk keperluan edukasi atau pameran di museum tersebut.
Pada pameran “Patembaya”, 27 September hingga 1 Oktober 2023, di JCM, Yogyakarta, lukisan tersebut dipamerkan reproduksinya.
Lukisan asli yang tergantung di Museum Monumen Sasana Wiratama Diponegoro di Tegalrejo berukuran lebar sekitar dua meter. Lukisan ini dibuat oleh Ratmojo, tahun 1973. Pada label dituliskan tentang penyerbuan tentara Belanda ke Tegalrejo, tanggal 20 Juli 1825. Pangeran Diponegoro menjebol benteng dan lari ke arah barat. Setelah itu, tentara Belanda yang kecewa membakar kompleks.