Kapal Layar
\
Salah satu kapal milik TNI AL adalah KRI Dewaruci. Kapal ini sering mewarnai berita di dalam negeri. Kapal layar, dengan beberapa tiang untuk menaikkan layar. Tentu, kapal ini juga memiliki mesin sehingga tidak harus mengandalkan hembusan angin.
Miniatur kapal ini ikut muncul dalam pameran “Patembaya”, 27 September hingga 1 Oktober 2023. Sebagai pendamping adalah gambar kapal dalam bentuk suvenir. Keduanya dari Museum Bahari Yogyakarta.
Kapal latih ini buatan Jerman, yang saya kira terkenal dengan industri termasuk perkapalan.
Buku yang kebetulan hari ini saya baca berkisah tentang ambisi Belanda saat kejayaan VOC yang ingin menjadikan Amsterdam dan Rotterdam sebagai pusat industri kapal, mengalahkan Prancis dan Inggris. Kayu yang digunakan untuk membuat kapal di Belanda tersebut adalah kayu jati yang didatangkan dari Jawa.
Di dalam negeri, kapal dan perahu juga menjadi salah satu industri yang berkembang. Sering disebut dalam berbagai film dokumenter tentang masyarakat di Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, yang ahli membuat kapal. Kapal pinisi buatan mereka mungkin menjadi tipe kapal tradisional yang paling terkenal di Indonesia.
Bukti keberadaan kapal atau perahu di Indonesia di masa lalu cukup banyak. Beberapa kali muncul tinggalan bendawi seperti perahu di Punjulharjo, Rembang. Bukti lain yang terkenal adalah relief “bergambar” kapal layar di Candi Borobudur. Dari catatan sejarah, pada abad ke-16 Pati Unus konon mengirim pasukan ke Malaka dari Demak dengan kapal-kapal yang masing-masing dapat memuat hingga seribu orang. Abad berikutnya, orang Portugis melaporkan kapal dari Aceh yang panjangnya hingga seratus meter dengan tiga tiang.
Baca juga: