Pilah Sampah
\
Fakultas membeli tempat sampah baru. Sepasang tempat sampah terdiri atas tiga wadah, dengan tujuan mewadahi jenis sampah yang berbeda: untuk kertas, untuk botol dan kaleng, serta untuk “sampah”. Tidak hanya tulisan, ada juga ikon terkait dengan jenis sampah, dan yang menarik adalah bentuk lubang yang berbeda pada bagian tutup. Untuk kertas dibuat sempit memanjang, untuk botol dan kaleng dibuat bulat, sementara untuk “sampah” dibuat seperti biasa, tutup yang dapat dibuka.
Pemilahan sampah rasanya tidak terjadi saat saya kecil dulu. Adanya di rumah ya hanya jugangan, lubang di tanah yang semua sampah akan dimasukkan di situ. Mungkin karena dulu masih homogen: semua sampah akan dapat terdekomposisi dan tidak membahayakan–dalam level rumah tangga.
Sekarang semakin banyak kategori sampah karena akan ada perlakuan yang berbeda di antara sampah-sampah tersebut. Intinya adalah sebagian akan di daur ulang dan sebagian lagi akan dibuang. Di kompleks perumahan Bulaksumur ada dua kategori: sampah organik dan non organik. Di kota Winterthur, Swiss, saya lihat ada begitu banyak kategori sampah pada tempat pembuangan publik yang dipasang di depan sebuah toserba.
Saya tidak mengikuti dengan baik proses pengolahan sampah ini sehingga tidak tahu apa yang terjadi setelah dipilah di level rumah tangga. Mungkin akan tetap terpisah hingga terkelola di ujung proses, tetapi mungkin juga ada yang kemudian tercampur lagi. Terlebih, jika ada perbedaan kategorisasi di antara level-level pengelolaan sampah.
Di Perumahan Bulaksumur, yang setiap hari saya lewati, konon sampah organik dan bukan organik dipisah hari pengambilannya. Dengan demikian, sampah tidak akan bercampur, setidaknya di truk sampah. Dengan cara demikian, pemisahan di tempat pemrosesan sampah tentunya akan lebih mudah dilakukan.
***
Pemilahan sampah cukup intensif dilakukan di Kota Yogyakarta sejak beberapa bulan yang lalu akibat penuhnya Tempat Pembuangan Akhir Piyungan. Sampah yang dapat didaur ulang (atau daur samping) diharapkan dikelola sendiri oleh masyarakat, dan tempat sampah publik hanya menerima sampah organik dan sampah residu.
***
Kembali ke tempat sampah baru tadi. Tidak semua orang paham akan fitur yang ada, baik tulisan, ikon, warna, maupun lubang berbentuk tertentu pada bagian penutup. Di hari pertama dipasang, dua pasang tempat sampah ini tertukar penutupnya, sehingga yakin bahwa tidak dipahami oleh yang memasang. Di hari kedua, isi semua tempat sampah penuh dengan beraneka jenis sampah tanpa dipilah.
Perlu waktu agar kita terbiasa dengan pemisahan sampah. [z]