Nama Binatang dalam Toponim
\
Zaman SD dulu, kami sering melakukan permainan mencari kata pada peta Indonesia. Cari Kambing, kata saya. Kata ini cukup sulit ditemukan oleh teman-teman. Ada yang tahu letak Pulau Kambing?
Dibanding tumbuhan, nama binatang kelihatannya muncul lebih sedikit sebagai toponim. Dalam kaitan dengan kearkeologian, Pak Agus Aris Munandar pernah menulis daftar toponim degan sumber nama hewan adalah misalnya Singhasari, Panjalu, Watukura, Palintahan, Lwa Gajah (Bali), Gunung Ngliman (Nganjuk), dan Bukit Gajah Mungkur (Mojokerto).1
Pada toponim kemini (sekarang, mutakhir), beberapa toponim masih terlihat menggunakan inspirasi dari nama binatang.
Nama Macanan cukup banyak muncul. Di Kota Yogyakarta terdapat kampung Macanan di Danurejan, sementara di Sleman terdapat di Kepanewon Ngemplak (Kelurahan Bimomartani). Di Kabupaten Magelang terdapat Macanan di Muntilan (Desa Tanjung) dan di Ngluwar (Desa Bligo).
Baben di Klaten, dan Sapen di Kota Yogyakarta, Jaranan di Bantul. Toponim Gajahan terdapat di Kota Solo, dan Badakan terdapat di Kota Magelang.
Cilandak, tempat gudang senjata yang beberapa tahun lalu meledak, barangkali berasal dari ci dan landak. Selain di Jakarta, Cilandak juga terdapat di Bandung. Terkait dengan ci, terdapat juga cimaung dan cikudapateuh, keduanya di Bandung. Cimaung mengandung kata maung yang berarti harimau, dan cikudapateuh berarti “Tempat Kaki Kuda Patah”.
Pencarian di google, selain Pulau Kambing di Madura tadi juga terdapat Pulau Babi di Mempawah, Kalimantan Barat.
Varian Bahasa
Saya kira cukup banyak varian lokal nama binatang yang digunakan untuk nama tempat, yang saya tidak tahu bahasanya.
Misalnya, di Kabupaten Raja Ampat, terdapat toponim Yef Yipin Ganan. Menurut situs BIG, Yef berarti ‘Pulau’ Yipin adalah hewan sejenis burung merpati hutan, dan Ganan berarti ‘Kecil’.2
Di Bandung terdapat Cimaung, berasal dari kata bahasa Sunda, ci yang berarti “sungai” atau “air”, dan maung yang berarti “harimau”. Mengkaji toponim memang pertama-tama menguasai bahasanya.
Modus …
Banyak nama yang mengambil langsung dari (keberadaan) binatang di masa lalu, seperti misalnya Pulau Kambing adalah pulau dengan kambing. Akan tetapi, terdapat pula yang mengambil nama binatang secara sekunder. Misalnya di Sleman terdapat desa Koroulon (Ngemplak). Saya kira ini berasal dari nama tumbuhan koroulo, karaula, atau polong kara yang berjenis ula, atau ular, mungkin karena panjang seperti ular. Sulit mencari jenis kara ula di google, malah menemukan Korowelang, di Kabupaten Kendal. Menurut website desa, toponim tersebut tercipta karena dahulu terdapat semak tumbuhan kara yang terdapat binatang ular belang.
Saya pikir terdapat kemungkinan tanaman kara yang bermotif belang yang menjadi dasar dari penamaan desa tersebut. Sebagai perbandingan, terdapat tumbuhan kara pedang (Canavalia ensiformis) yang bentuk polongnya tipis panjang seperti pedang. Untuk ula, terdapat tumbuhan uwi ula dan pare ula yang berbentuk panjang.
Memang toponim tidak hanya terkait dengan keberadaan binatang, tetapi juga peristiwa atau kondisi terkait binatang. Terdapat misalnya Merak Mati di Bawen (Kabupaten Semarang).
Toponim juga dapat mengambil bagian saja dari suatu binatang. Misalnya adalah Sungai Lukulo, Luk Ula, liukan ular, terdapat di Jawa Tengah selatan, mengalir di Kabupaten Wonosobo dan Kebumen.
Ragam binatang
Serangga
Di Sidoarjo terdapat Gunung Gangsir, yang juga digunakan untuk menamai tinggalan Candi Gunung Gangsir. Gangsir bisa berarti menggali, tetapi dapat pula jenis serangga seperti jangkrik yang agak besar, Tarbinskiellus portentosus, sin. Brachytrupes portentosus.
Binatang terbang
Manukan, berasal dari kata manuk yang berarti burung. Toponim ini berada di Kepanewon Depok, Kabupaten Sleman. Gunung Merak terdapat di Kabupaten Bantul, tempat makam raja-raja Imogiri berada. Mungkin toponim merak berasal dari nama jenis burung berbulu indah ini. Di Bawen, Semarang, terdapat toponim Merakmati.
Blekokan, Kaligesing, Purworejo. Toponim ini dapat berasal dari kata blekok, yaitu burung bangau dalam bahasa Jawa.
Gua Lawa berada di Gunungkidul. Mungkin secara generik terdapat banyak nama gua lawa karena banyak gua yang dihuni oleh lawa, kelelawar. Di Bali disebut Goa Lawah, berada di Klungkung.
Jangan lupa pula Pekalongan yang mungkin berkait dengan hewan kalong, atau kelelawar besar.
Binatang air
Di Bantul terdapat dusun Keyongan, di beberapa tempat terdapat toponim Sompilan meski tidak menjadi nama administratif. Sompilan biasanya berupa pulau segitiga di tengah jalan. Masih terkait binatang air, terdapat nama Cebongan di Sleman. Di Kebumen terdapat nama Bulus Pesantren yang bisa kita jangkau dari Jalan Daendels.
Kalikotes, sungai dengan ikan kotes, adalah kecamatan di Klaten dan desa di Kecamatan Pituruh, Purworejo. Kotes atau ikan gabus, berbentuk seperti ikan lele, bernama latin Channa striata, dan ikan Channa sedang populer sebagai peliharaan dalam kategori ikan ganas. Lele sendiri muncul dalam toponim Tlogolele, telaga ikan lele, di Kecamatan Selo, Boyolali, yang sering diguyur hujan abu akibat erupsi Merapi.
Mirip dengan kalikotes adalah Kalipelus, di Kecamatan Purwonegoro, Banjarnegara. Pelus adalah sebangsa belut, atau sidat (Anguilla sp.).
Kalilunjar adalah nama desa di Banjarnegara, di Kecamatan Pejawaran dan di Kecamatan Banjarmangu. Lunjar adalah ikan wader. Jangan lupa pula Kaliurang di lereng Merapi, Sleman.
Salah satu pertanyaan yang muncul adalah Kampung Naga di Kabupaten Tasikmalaya yang terkenal itu. Mengapa nama kampung ini menggunakan naga, binatang mitis yang seperti ular.
Binatang besar
Sapen (Sleman), Macanan (Kota Yogyakarta, Bantul), Jaranan (Bantul), Baben (Klaten), Badakan (Magelang), Gajahan (Solo), Gajahmungkur (Wonogiri), (Pulau) Kambing,
Banteng (Sleman), Kali Banteng (Semarang), Kedungbanteng (Banyumas).
Kebomas (Sidoarjo), Kebokura (Sumpiuh, Banyumas)
Heran juga, mengapa ada banteng di Sleman. Apakah banteng dapat bermakna selain hewan?
Binatang kecil
Terwilen, di barat Seyegan, Sleman, apakah berasal dari kata terwelu? Kebetulan di tempat tersebut terdapat penjual sate kelinci (terwelu).
Cilandak, mungkin berasal dari kata landak, bintang dengan muka tubuh berduri itu. Ada juga Kalirase di Medari, sungai tempat binatang rase, sebangsa musang.
Di Sleman terdapat toponim Kutu, seperti Kutu Dukuh dan Kutu Asem. Akan tetapi saya tidak yakin jika toponim tersebut berasal dari kata kutu, binatang sangat kecil itu.
Ragam fenomena ternamai
Wilayah: nama-nama tempat, dusun, desa, kecamatan.
Bukit, gunung: Gunung Merak, Bantul.
Sungai: Kali Luk Ula. Kata kali dan ci- yang sekarang berada pada toponim suatu wilayah mungkin sudah tidak ada unsur alam yang terkait. Kaliurang, misalnya. Sering ditanyakan, di mana kali yang mengandung udang itu?
Waduk: Gajahmungkur (dari nama wilayah atau nama bukit?)
Pulau: Pulau Kambing.
Gua: Gua Lawa (Gunungkidul, Purbalingga, Brebes, Bali), Goa Gajah (Bali).
Bangunan: Omah Lawa (Surakarta), Candi Tikus (Trowulan, Mojokerto), Masjid Bandengan (Kraton Surakarta).
Catatan kaki