Ruang yang Meraung
\
Sungguh, saat mendengar berita bahwa Gunung Ruang meletus, pikiran saya bergerak ke Jawa Timur, tempat Gunung Raung berada. Untung pembaca berita melanjutkan dengan lokasi Gunung Ruang tersebut sehingga saya segera tersadar bahwa ini adalah gunung yang berbeda.
Rasanya saya tidak sendiri. Beberapa kali tulisan di layar televisi, pada berita, menuliskan Gunung Raung, bukan Gunung Ruang.
Kekeliruan ini mengingatkan saya pada kekeliruan banyak warganet beberapa waktu yang lalu, yang mengira bahwa artis Sandra Dewi yang mendadak menjadi pembicaraan, adalah Dewi Sandra. Ia juga artis, namun orang yang berbeda.
Saya ingat gejala bahasa metatesis, seperti diajarkan oleh Pak Warsiman di SMA dahulu. Metatesis adalah gejala yang berupa tertukarnya urutan bunyi, tanpa mengubah makna. Contoh yang saya suka adalah lontar dan rontal. Keduanya merunjuk pada daun atau tanaman yang sama. Rontal, atau ron tal, dapat berarti daun (ron, jw.) pohon tal yang juga dikenal dengan nama siwalan (Borassus flabellifer).
Mungkin juga kata jalur dan lajur adalah gejala metatesis. Dua kata ini memang ada yang menyamakan dengan row dan column. Hanya saya tidak hapal, mana yang row dan mana yang column karena di otak saya keduanya adalah sama.
Satu kata lain mungkin juga mengalami gejala diare, eh metatesis. Dalam bahasa Jawa di sekitar saya, diare disebut, maaf, pecirit, sementara itu Warkop DKI atau Warkop Prambors, saya lupa, menyebutnya sebagai cepirit. Ingat lagu plesetan yang mereka buat atas lagu Beat It yang dipopulerkan oleh Michael Jackson. “Celananya lengket, cepiriiit…”
Pada level lain, kadang perot dan repot dipertukarkan, terutama dengan “metode” plesetan. Jika seseorang mengatakan, “Marakke perot…”, maka yang ia maksud adalah “marakke repot”, membuat repot, bukan perot yang mestinya juga membuat seseorang menjadi repot.
***
Akan tetapi kasus ruang-raung dan sandra dewi-dewi sandra itu bukan metatesis sebagaimana definisi di atas.
Cuma menarik saja, kok terdapat kata yang mirip dan kadang membuat kekeliruan. Apakah “raung” dalam bahasa Jawa (?) bermakna sama dengan kata “ruang” dalam satu bahasa di Sulawesi Utara? Mungkin penamaan Gunung Raung adalah karena suaranya yang meraung saat sedang erupsi. Mungkin pula penamaan Gunung Ruang adalah juga karena suaranya yang …. me-ruang?