Museum sebagai Ruang Publik (2)
\
Disampaikan pada diskusi fasilitasi komunitas museum, Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, di Museum Muhammadiyah, 29 Juli 2024.
Ruang publik merupakan bahasan yang serius. Tidak kurang filsuf terkenal, Jurgen Habermas, beberapa kali menulis tentang ruang publik ini.
Dalam konteks museum, ruang publik juga menjadi perhatian. Tidak kurang para museolog dari angkatan New Museology mengembangkan pendekatan museum sebagai ruang publik. New Museology menekankan pada pentingnya aksesibilitas, partisipasi publik, dan relevansi sosial dari museum.
Pada sisi lain terdapat gagasan seperti “museum sebagai contact zone”, yang yang menyatakan bahwa museum bukan hanya tempat untuk menampilkan artefak, tetapi juga ruang dinamis di mana sejarah, budaya, dan identitas dapat diperdebatkan dan dinegosiasikan.
Ruang publik dapat didefinisikan sebagai tempat masyarakat bersama-sama memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah-masalah mereka. Ruang ini terbuka dan memiliki banyak fungsi, misalnya tempat wisata (relaksasi, berkumpul), tempat edukasi (mendapatkan pengalaman, insight, informasi), serta tempat ekspresi (pentas, tampil, eksplorasi seni).
Sebagai ruang publik, museum tidak hanya menjadi tempat penyimpanan dan pameran koleksi tetapi juga sebagai ruang yang dapat diakses oleh masyarakat umum untuk berbagai aktivitas.
Definisi ICOM tentang museum tahun 2022 menggarisbawahi fungsi ini.
Aspek museum sebagai ruang publik, antara lain tergambar dalam beberapa hal berikut.
- Interaksi sosial: museum menyediakan tempat untuk berkumpul, berinteraksi, dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan. Interaksi ini akan memperkaya pengalaman budaya dan sosial.
- Inklusi sosial: terbuka untuk semua kalangan masyarakat tanpa diskriminasi, memiliki akses yang mudah baik dari sisi lokasi, biaya masuk, serta tersedianya fasilitas bagi penyandang disabilitas.
- Pelestarian budaya dan edukasi: museum melestarikan dan mempromosikan warisan budaya, tradisi, dan sejarah, serta mendorong pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman budaya.
- Inovasi dan kreativitas: museum menjadi platform bagi publik (misal: seniman dan kreator) untuk menampilkan karya mereka, serta menjadi tempat untuk eksplorasi ide-ide baru dan inovasi dalam seni dan ilmu pengetahuan.
Untuk menjadi ruang publik, museum perlu melakukan hal-hal sebagai berikut.
- Meningkatkan aksesibilitas dan inklusivitas. Pastikan museum dapat diakses oleh semua orang, termasuk penyandang disabilitas. Museum juga perlu menyediakan opsi biaya yang terjangkau atau bahkan gratis untuk memastikan semua lapisan masyarakat bisa mengunjungi.
- Menyiapkan materi meliputi koleksi, serta mengembangkan pameran dan program edukasi.
- Mengelola museum secara berkelanjutan, dengan memastikan pendanaan, promosi dan branding, serta staffing yang dapat mendukung.
- Meningkatkan keterlibatan komunitas.
- Meningkatkan keamanan dan keselamatan, baik keamanan koleksi, keselamatan pengunjung, serta keselamatan staf.