Diponegoro
\
Seri Perpanjangan Pengalaman #2 “Semai Semarai”
Salah satu topik dalam pameran Semai Semarai yang baru lalu adalah Diponegoro. Perjuangan Pangeran Diponegoro sulit dipisahkan dari toponim Selarong, goa di wilayah Kabupaten Bantul.
Selarong, arti harafiahnya ya goa. Sela berarti batu, dan rong, ruang, adalah rongga.
Dalam pameran tersebut ditampilkan minimuseum milik Dinas Kebudayaan Provinsi DIY, yang kebetulan dipamerkan di Museum Pleret. Versi awal dari minimuseum dengan topik Diponegoro ini pertama kali ditampilkan oleh Dinas Kebudayaan DIY pada pameran Diponegoro, dari Selarong ke Sulawesi, di Museum Kota Makassar, beberapa tahun yang lalu.
- Lihat juga: Menjejaki Langkah Pangeran Diponegoro
Beberapa replika, gambar, dan cerita ditampilkan dalam minimuseum tersebut, semacam perangkat multimedia yang berbentuk menara kecil. Di antara tampilan yang ada adalah patung miniatur Pangeran Diponegoro dan patung kuda beliau yang legendaris.
Pangeran Diponegoro berada di Selarong setelah lari dari rumah nenendanya di Tegalrejo. Rumah di sebelah barat Kota Yogyakarta tersebut diserang oleh tentara Belanda dan dibakar.
Selain di Selarong, Pangeran Diponegoro juga sempat membangun markas di Pleret. Mungkin bekas benteng kraton waktu itu masih ada dan menjadi perlindungan.
***
Hari ini Diponegoro trending di twitter atau x. Terdapat lebih dari tujuh ribu empat ratus tweet sampai hampir jam 10 malam ini saja. Bukan tentang Selarong, atau Tegalrejo, tetapi terkait dengan suatu peristiwa nasional.
Bahkan akun “Sang Pembaharu” sampai memposting poster Congres Moehammadijah ke-20 tahun 1931 yang mengandung gambar Diponegoro menunjuk ke Masjid Agung. Di bagian bawah terdapat kutipan dalam huruf arab, “Hayya ‘alal falah” yang dikutib dari azan, berarti “Capailah Kemenangan”.
Ya, heroisme Diponegoro masih membekas di ingatan bangsa.
Baca juga