Punakawan Modern
\
Seri Perpanjangan Pengalaman #2 Semai Semarai
Kemunculan punakawan, yang terdiri atas Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong pada sisi Pandawa, atau Togog dan Mbilung pada sisi Kurawa selalu ditunggu. Kadang pertunjukan wayang kulit hanya ramai pada saat para punakawan tampil. Saya jarang nonton wayang kulit dengan komplet, dan salah satu pementasan yang saya lihat hanya ramai saat adegan gara-gara. Sekarang saat pelawak “bintang tamu” ikut dalam pementasan, gara-gara yang melibatkan mereka juga merupakan bagian favorit yang membuat pentas dikerumuni pengunjung.
Fungsi adegan gara-gara dengan kemunculan punakawan, bukan hanya selingan di antara cerita serius para ksatria yang berkelahi dengan tokoh antagonis. “Bukan hanya”, karena bagian ini memang diselipkan di antara plot cerita. Adegan ini selain guyon juga sarat dengan nasihat, yang tentunya disampaikan dengan guyon.
Punakawan muncul di Pameran Semai Semarai juga dalam kreasi modern: lukisan kaca. Dalam objek milik Museum Wayang Beber “Sekartaji” ini, prepat (keempat, berempat) punakawan dilukiskan dengan mengenakan pakaian santri: bersarung dan kopyah, dengan baju tertutup.
Lukisan kaca memang sering mengambil topik religi. Gambar masjid, buraq, dan tentu kaligrafi, sering menjadi topik, sering pula dengan gambar jenaka sehingga punakawan yang digambarkan sedang mau ke masjid atau malah pulang kenduri seperti koleksi di Semai Semarai tersebut adalah hal yang lumrah.
Lakon wayang dengan objek punakawan yang paling saya suka adalah “Petruk Dadi Ratu”. Semesta cerita pada lakon tersebut berfokus pada salah satu punakawan ini, yaitu Petruk. Ia yang adalah pelayan, batur, tiba-tiba menjadi raja. Namun ternyata ia tidak mampu “ditempati kekuasaan” sehingga kerajaan menjadi tidak sejahtera. Bapaknya, yaitu Semar, dan saudara-saudaranya yang lain akhirnya dapat menyadarkan Petruk yang sedang gila kuasa.
***
Sekarang, para penghibur lucu ini bukan lagi para punakawan seperti dalam dongeng pewayangan. Terdapat berbagai profesi dan media untuk menyampaikan guyon. Sebagian murni guyon, tetapi sebagian tetap berposisi seperti punakawan yang menyampaikan nasihat dan kebenaran.
Para punakawan, para pelawak, orang-orang aneh ini, adalah modal dari komunitas yang digunakan untuk melakukan kontrol. Maka, suatu ketika mereka muncul di ruang publik dengan membawa pesan-pesan tertentu, barangkali saat itu memang ada situasi yang gawat.