Menuju Kampus Bulaksumur

\

“Banyak jalan menuju Roma,” kata satu ungkapan pada masa Pak Caesar berkuasa di Romawi dulu. Sepertinya seperti itu juga jika ingin menuju kampus UGM di kawasan Bulaksumur (Sekip, Terban, dan sekitarnya). Terletak di utara kota raya Yogyakarta, tempat ini dapat diakses dari berbagai tempat melalui berbagai jalan, baik dari utara, timur, selatan, serta barat. Papan-papan petunjuk jalan juga menampilkan tulisan “Kampus UGM”. Dahulu bahkan terdapat “kol kampus”, moda angkutan dengan mobil pickup Colt modifikasi pada bagian bak sehingga dapat mengangkut penumpang. Kol Kampus tentu mengarah ke kampus di Bulaksumur ini.

Pertengahan 80-an, rasanya, Jembatan Sardjito dibangun menghubungkan kawasan Jetis dan Terban, menambah akses ke UGM. Namun, beberapa tahun yang lalu Jalan Terban dibuat searah dari utara (perempatan Mipa/Mirota) ke selatan, sehingga berkurang satu ruas jalan untuk mendatangi kawasan kampus ini. Jalan Rahayu-Samirono juga diperlebar, dahulu hanya jalan kampung di pinggir selokan, sekarang menjadi jalan aspal dua jalur, dari Mal Galeria ke perempatan MM UGM. Sempat cukup lama menjadi dua arah, sekarang jalan ini menjadi satu arah ke utara, ke lingkungan kampus UGM.

Jalan baru dibuat tahun 2000-an menyisir Selokan Mataram, menghubungkan antara Jalan Magelang dan Jalan Gejayan (Jalan Affandi). Jalan ini memberikan pilihan bagi warga kampus jika ingin menuju ke Jalan Magelang dan sebaliknya, juga Jalan Monjali (Jl. Nyi Condrolukito), menghindari Jalan Kaliurang yang cenderung semakin padat. Ke arah timur, jalan ini juga memperlancar arus ke arah Gejayan dan Condongcatur.

Jalan ini membuat selokan Mataram yang dahulu hanya memiliki jalan inspeksi di satu sisi, sekarang menjadi dua sisi dan cukup luas untuk lalu lalang kendaraan beroda empat. Jembatan baru dibuat di selatan Gemawang, sehingga pelintas dapat lurus ke barat-timur, tidak perlu belok ke utara dari utara FT UGM untuk sampai ke Jalan Monjali. Jembatan ini bernama Wreksodiningrat, nama salah satu dosen Teknik Sipil UGM di masa silam, seorang kerabat Pakualaman.