Nasi Goreng
\
Terkabar Wieteke van Dort wafat hari ini.
Setiap membahas makanan Indonesia dalam kaitan dengan Belanda, saya selalu ingat pada lagu beliau, “Geef mij maar Nasi Goreng”, atau “Beri Saya Nasi Goreng”. Lagu ini konon dicipta karena beliau rindu pada masakan Indonesia.
Bagian dari lagu ini adalah sebagai berikut.
.
Beri saja aku nasi goreng dengan telur dadar
dengan sambal dan kerupuk dan segelas bir enak
Tidak ada lontong, sate babi, tidak ada rasa pedas
tidak ada terasi, serundeng, bandeng, dan tahu petis
Kue lapis, onde-onde, tidak ada ketela pohon atau bakpau
Tidak ada ketan, tidak ada gula jawa, jadi aku berkata …
Beri saja aku nasi goreng dengan telur dadar
dengan sambal dan kerupuk dan segelas bir enak
.
Zaman kecil, saya malah tidak serindu itu pada nasi goreng. Dulu nasi goreng hanya “penyelamatan”, yaitu agar nasi dari kenduren yang datang di malam sebelumnya dapat dikonsumsi. Sampai sekarang pun kadang nasi goreng juga bagian dari upaya penyelamatan, yaitu saat tidak punya sayur atau lauk tetapi ada nasi di dapur. Agar dapat dikonsumsi dengan nyaman, salah satu jalan adalah dengan digoreng.
“Geef mij maar nasi goreng met een gebakken ei
Wat sambal en wat kroepoek en een goed glas bier erbij”
Oh ya tentu tanpa bir. [z]