Yogyakarta, Sejarah dan Budaya
\
Materi ceramah disampaikan pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMK “Karya Rini”, Sleman, 18 Juli 2024
Yogyakarta mungkin lebih dikenal oleh kita dan terutama wisatawan dari tanda-tanda ikoniknya, seperti Tugu, Malioboro, serta kraton, ditambah dengan makanan gudeg dan bakpia. Beberapa hal berikut mengenalkan kita pada riwayat dan budaya wilayah ini.
Wilayah Yogyakarta saat ini dibagi ke dalam lima kabupaten dan kota. Pembagian ini cukup berimpitan dengan kondisi lingkungan: Sleman di utara bertanah aluvial dan berposisi tinggi akibat keberadaan Gunung Merapi, sementara di selatannya terdapat Kota Yogyakarta yang masih memiliki perbedaan tinggi yang cukup besar antara wilayah utara dan selatan. Di selatannya lagi adalah Bantul yang relatif landai. Di sisi timur terdapat perbukitan kapur (juga sebenarnya dataran bekas gunung api purba) yang tinggi. Di sisi barat, dibatasi Sungai Progo, terdapat dataran di sisi selatan dan pegunungan di sisi utara.
Kondisi itu nantinya akan berpengaruh pada perjalanan sejarah dan budaya Yogyakarta.
Sejarah Yogyakarta tentu tidak hanya bermula dari terbentuknya kota pada tahun 1756 akibat pembuatan kraton. Jauh sebelum itu, terdapat budaya yang dibentuk masyarakat prasejarah seperti terlihat pada gua-gua hunian di Gunungkidul, dan temuan seperti arca menhir, peti kubur batu, serta alat batu.
Masa Hindu-Buddha kawasan ini terlihat dari adanya candi-candi, yang umumnya berada di Kabupaten Sleman. Terdapat lebih dari dua ratus lokasi sebaran tinggalan candi atau bagian candi serta arca di kabupaten tersebut.
– bersambung –