Penggila Museum
Di tengah tidak populernya museum sebagai objek kunjungan, barangkali akan dianggap utopis jika membayangkan ada orang-orang yang gila museum. Mereka berkelompok dan memperbincangkan museum mana yang dikunjungi, mendiskusikan, atau memamerkan apa yang diperoleh dari museum yang barusan dikunjungi.
Mereka, saya bayangkan, adalah sekelompok anak yang memiliki hobi berkunjung ke museum, memperhatikan apa yang ada, dan mungkin mengkoleksi berbagai benda yang terkait. Salah satu kegiatan mereka adalah ‘museum hunting’. Selalu penasaran akan apa yang ada di museum, terlebih jika ada museum yang belum dikunjungi. Entah, mungkin mereka dapat disebut sebagai ‘museum-goers’, ‘museum freak’, atau yang lain.
Kegiatan para penggila
Masih saya khayalkan, para penggila museum ini rajin mengunjungi museum. Mereka juga mendokumentasi kunjungan tersebut dengan berbagai cerita dan benda, mendiskusikan dengan para penggila yang lain baik di dunia maya maupun dengan kopdar.
Dengan hal ini, kunjungan ke museum akan meningkat karena mereka juga secara tidak langsung akan saling mempromosikan museum di antara mereka, mengorganisir kunjungan bersama, atau bahkan mempopulerkan museum di masyarakat.
Kunjungan ke museum
Banyak kesempatan untuk mengunjungi museum. Sekarang terdapat sangat banyak museum, dari yang kecil hingga yang besar, dari yang milik pribadi hingga yang milik pemerintah. Di seputar Yogyakarta terdapat tidak kurang dari tiga puluh museum. Lembaga-lembaga tersebut memiliki pameran tetap, dan kadang melakukan pameran sebentar (temporer) terutama untuk museum seperti Sonobudoyo. Kadang juga dilakukan pameran bersama di antara museum-museum tersebut.
Kegiatan museum yang berkait dengan publik tidak hanya pameran. Sering juga diadakan kegiatan lain seperti festival dan pertunjukan yang dapat diikuti oleh masyarakat. Terkadang museum juga menyediakan keahlian mereka, seperti dalam kegiatan jamasan pusaka. Berkait dengan keahlian ini, masyarakat juga dapat mengkonsultasikan masalah dengan benda-benda mereka, seperti identifikasi dan perawatan.
Sementara itu, fasilitas museum untuk dikunjungi juga bukan hanya ruang pamer. Beberapa museum juga terkenal dengan fasilitas perpustakaan, seperti Museum Sonobudoyo dan Museum Radyapustaka.
Kolektibel dari museum
Hal lain yang dapat dilakukan oleh mereka yang museum freak adalah mengkoleksi benda-benda berhubungan dengan museum dan kemudian menggunakannya dalam berhubungan dengan penggila museum yang lain.
Museum secara umum dipandang sebagai tempat mengkoleksi benda-benda alam maupun budaya. Lantas, apa yang dapat dikoleksi dari museum, lembaga yang salah satu tugas utamanya adalah mengkoleksi itu? Mungkin hal-hal berikut ini.
Museum umumnya mengeluarkan berbagai benda, baik yang disengaja agar dapat dimiliki oleh pengunjung maupun tidak. Liflet dan cinderamata disengaja agar dimiliki oleh pengunjung. Sementara itu, tiket masuk, misalnya, sering hanya dipandang sebagai tanda telah membayar sejumlah tertentu uang di loket.
- Karcis parkir. Karcis parkir mungkin merupakan barang yang pertama kita dapat jika mengunjungi museum. Terkadang museum mengeluarkan karcis parkir sendiri untuk kendaraan pengunjung yang diparkir di lahannya.
- Tiket masuk. Kemungkinan besar museum membuat tiket masuk, baik bagi yang cuma-cuma atau yang berbayar. Tiket masuk dapat sederhana hingga yang terancang khusus yang mencerminkan museum.
- Liflet. Banyak museum yang menerbitkan liflet, lembaran terlipat, sebagai salah satu bentuk mengkomunikasikan museum, koleksi, serta pameran.
- Buklet. Buku kecil juga diterbitkan oleh museum sebagai panduan terhadap pameran.
- Buku koleksi. Tidak hanya berkait dengan pameran, museum juga dapat menerbitkan buku tentang koleksi yang mereka miliki.
- Cinderamata. Beberapa kios museum sangat terkenal. Kios cinderamata museum umumnya menjual benda-benda yang berhubungan dengan museum dan koleksinya. Benda-benda ini mungkin khas dirancang untuk museum, melabeli benda yang ada di pasar, hingga yang sekedar menampilkan tema yang sama.
- Kartupos. Mungkin di Indonesia tidak lagi populer. Akan tetapi, di Eropa yang masih menggunakan jasa pos secara intensif, kartu pos sangat mudah ditemui di kios-kios cinderamata museum. Seringkali benda ini menjadi benda paling murah di kios tersebut.
- Prangko dan cap khusus pada surat. Beberapa penerbitan prangko berkait dengan museum tertentu atau objek dalam museum. Kios cinderamata sering menjual benda pos yang berkait dengan mereka, menerakan cap khusus dari museum, dan bahkan ada yang bersedia memposkan!
- Foto. Di era sekarang, foto merupakan salah satu upaya komunikasi yang mudah. Tinggal ambil dengan kamera di telepon genggam, kirim ke internet … dan sebagainya. Foto menjadi ‘benda’ cinderamata dari museum yang mudah dibuat dan dibagikan dengan teman yang lain. Bagaimana dengan undangan yang ada foto preweding di suatu museum?
- Catatan kunjungan. Pengunjung yang agak serius mungkin akan membuat catatan-catatan yang kadang sangat personal. Seperti catatan petualangan bapaknya Indiana Jones, catatan kunjungan ke museum juga dapat menarik untuk dibicarakan.
- Sketsa gambar, seperti catatan, tetapi dapat lebih hidup dengan berbagai gambar sketsa yang dibuat di tempat.
- Replika koleksi. Jika di suatu museum terdapat mobil dari Bung Karno, mungkin replika yang didapat entah dari matchbox atau lainnya dapat juga menjadi benda koleksi kita yang dapat dipamerbincangkan dengan sesama teman. Hal semacam ini mungkin dapat berlaku juga bagi kopi atau cetakan lukisan “Monalisa” yang aslinya terpajang di Museum Louvre, Paris.
- Benda yang sama. Tidak semua benda museum adalah benda eksklusif yang hanya satu di dunia. Benda yang sama sering dapat dijumpai dan dimiliki. Wah, jangan-jangan para freak ini dengan koleksinya malah menyaingi museum!
- Benda yang dikeluarkan dari koleksi. Kadang museum harus mengeluarkan benda dari koleksi. Berbagai hal dapat menjadi alasan pengeluaran benda dari koleksi, mungkin karena terlalu banyak, di luar kebijakan koleksi yang baru, dan sebagainya.
- Benda yang dikeluarkan dari edukasi/pameran. Banyak benda dari pameran dan kegiatan edukasi yang bukan benda koleksi. Benda semacam ini mungkin akan dikeluarkan dari museum.
Timbal balik dari museum
Belum terputus khayal saya, museum pun sebaiknya menyambut kegilaan ini (jika ada) secara seimbang. Membuat pameran yang baik, yang selalu dapat diperbicangkan, adalah hal utama yang dilakukan museum dalam kaitannya dengan publik. Selain itu, hal-hal sekunder seperti merancang liflet pendukung dapat menjadi prioritas berikutnya. Museum juga dapat menjadikan kelompok-kelompok freak seperti ini sebagai mitra mereka seperti untuk mendiskusikan pameran museum dan pengembangan yang lain.
Bukan tidak mungkin pula, hal ini akan merintis ‘museum tentang museum’. Banyak museum dan koleksi museum yang berasal dari para kolektor dan tidak sejak awal ditujukan sebagai benda koleksi museum. [z]