Guide Museum
Petang tadi di televisi ditayang seseorang yang diwawancarai mengenai kunjungannya ke satu museum yang baru dibuka. Ia menyatakan bahwa kekurangan dari museum itu adalah tidak ada guide. Pengunjung tersebut berkata bahwa ia sempat ‘tersesat’ dan sampai ke jalan buntu ketika mengunjungi pameran. Juga, tidak ada yang ‘ditanya-tanya’ tentang pameran.
*
Guide atau pemandu bagi pengunjung di museum dapat berbentuk banyak. Mungkin pemandu tersebut adalah seseorang yang mengantarkan pengunjung, memberi penjelasan tentang sesuatu, dan dapat ditanya-tanya seperti yang dimaksud pengunjung itu tadi. Pemandu bagi pengunjung juga dapat berupa tanda seperti petunjuk arah yang mengarahkan pengunjung sejak memasuki ruang pamer hingga keluar lagi. Label yang jelas, alur cerita yang nyata, juga berguna bagi pengunjung untuk memandunya agar tidak kehilangan arah.
Pemanduan juga dapat dibentuk dengan buklet atau leaflet. Dengan terbitan kertas tersebut, pengunjung dapat diarahkan secara linear, dari satu bagian ke bagian lain di sebelahnya, atau zip-zap, dari satu objek ke objek lain dalam logika tertentu. Pemanduan semacam ini bahkan dapat dilakukan sebelum pengunjung datang, dengan memberikan materi kepada calon pengunjung di rumah.
Sarana elektronik juga lumrah sebagai alat pemandu. Alat ini misalnya adalah alat audio yang dengan suara dapat mengarahkan pengunjung ke objek-objek tertentu. Pengunjung akan mendapatkan keterangan tentang objek tertentu dengan menekan tombol sesuai dengan nomor yang tercantum di dekat objek. Pada era digital seperti sekarang, smartphone telah banyak digunakan untuk memandu pengunjung. Pengunjung dapat memindai kode QR yang ada di dekat objek untuk mendapatkan keterangan secara daring.
*
Di Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2016 tentang Museum malah tidak disebutkan adanya tenaga pemandu. Peraturan tersebut menyebutkan edukator sebagai salah satu tenaga teknis yang membantu kepala museum. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan telah membuat sertifikasi edukator museum sejak tahun 2018. Berbeda dari guide, edukator bertanggung jawab pada proses edukasi di museum dan tidak sekedar memandu pengunjung dalam menikmati pemeran museum.
Namun bukan berarti pemandu museum, dalam arti seorang guide dalam pengertian sehari-hari, tidak ada di Indonesia. Rasanya, kebanyakan museum di Indonesia lebih memiliki guide daripada memiliki edukator. Pemerintah juga membuat sertifikasi bagi pemandu wisata museum, melalui Kementerian Pariwisata.
*
Jadi, tanpa seorang guide pun sebenarnya pengunjung dapat menikmati pameran selama museum menyiapkan dengan baik. [z]