Otentik
\
Zaman sekarang ketika orang pergi ke warung, rumah makan, resto(-ran) bukan hanya untuk mengenyangkan perut, maka rasa menjadi penting. Selain itu terdapat pula gaya, dan kemudian paduan di antara keduanya: rasa dan gaya. Hari ini kita ke penyedia makanan lebih untuk mendapatkan pengalaman, experience, bukan sekedar memenuhi kebutuhan jasmani. Foto-foto makanan pesanan yang kita ambil menjadi penting untuk diberitahukan kepada kerabat atau bahkan khalayak melalui media sosial.
Untuk menggaet konsumen yang memburu pengalaman itu, maka identitas warung menjadi penting, karena sesungguhnya hal inilah yang akan dikonsumsi. Dahulu identitas untuk menandai warung secara lokasional (ini warung, ini warung soto), sekarang lebih kepada simbol-simbol yang lebih jauh.
*
Berkait dengan rasa makanan, banyak warung menyatakan diri otentik, artinya menyajikan masakan yang ‘aseli’. Sebagian warung menyatakannya dengan menggunakan nama daerah asal masakan (warung padang, misalnya. Atau gudeg jogja). Kadang pernyataan tersebut disertai dengan ciri arsitektur: gonjong untuk rumah makan padang atau joglo untuk gudeg.1
Sebagian lain, yang beberapa tahun terakhir menjadi tren, adalah dengan memberi nama yang menyatakan diri aseli, bersumber dari asal makanan. Dalam kategori ini terdapat nama-nama warung yang menggunakan kata seperti desa, dapur, atau yang lebih ‘tradisional’ lagi, pawon. Maka di seputar Yogyakarta terdapat warung, resto, atau rumah makan bernama “Gudeg Pawon”, “Pawon Desa”, “Bumbu Pawon”, dan “Bumbu Desa” yang waralaba itu. Sebagian lagi menyatakan aseli dengan mencatut nama leluhur, seperti nyonya, ibu, nenek, mbah, bahkan madam. Mereka dianggap sebagai para pemilik ‘resep tradisional’ yang benar dan membuat rasanya ngangeni. Maka ada “Kedai Tiga Nyonya”, Warung “Mbah Jingkrak” misalnya. Yang mengambil dua-duanya menulis besar-besar di depan warungnya “Dapur Ibu” dan “Pawon Nenek”.
**
Entah apakah kelak butuh sertifikasi untuk lebih meyakinkan bahwa masakan yang mereka hidangkan adalah sesuai dengan apa yang dijanjikan. Jadi, mungkin nanti ada warung iso yang bukan berisi iso-babat2 melainkan iso 2000 sekian. [z]
Catatan Kaki