W.A.
\
Dasa warsa kedua di abad ini kita memiliki cara baru untuk bersosialisasi: whatsapp. Agak susah menjalani hubungan dengan orang lain tanpa dijembatani dengan aplikasi satu ini. Tentu tidak semua orang merasa kesulitan tanpa whatsapp. Beberapa orang teman saya tetap menjalani hidup, tanpa smartphone yang dapat ber-whatsapp-an, bahkan tanpa telepon genggam sama sekali.
Saya pun belum lama terlibat dalam hubungan yang terhubungkan oleh waslap [[pak dekan saya yang dulu suka menyebut sebagai waslap]], eh, whatsapp ini. Maka, seringlah kagok-kagok dan bertanya-tanya, apa yang harus diperbuat.
Misalnya saja. Ada kontak kita di grup mengunggah teks berisi berita duka. Apa yang mesti saya perbuat? Apakah secara spontan mengucap “inna lillaahi wa inna illaihi rajiuun” sebagaimana agama yang saya anut mengajarkan jika saya mendengar berita duka? Atau haruskah memposting kalimat itu dalam bentuk teks ke grup w.a.? Atau menulis “ikut berduka, … dst” meski keluarga yang kehilangan tidak ikut dalam grup whatsapp? Juga, jika saya ikut beberapa grup, dan di setiap grup ternyata terdapat berita duka yang sama, apakah saya perlu menyatakan ikut berduka pada setiap grup?
Tidak hanya berita duka, kadang juga terdapat kabar tentang ulang tahun seseorang (kasus ini mestinya si berulang tahun ikut dalam grup tersebut), atau ucapan selamat hari raya. Apakah saya juga perlu (seeloknya) merespons ucapan di grup tersebut, juga ucapan yang sama pada setiap grup?
Yang lainnya, sering ada nasihat-nasihat yang biasanya panjang. Nasihat itu umumnya bersifat keagamaan atau kesehatan yang seakan-akan menyingkap rahasia sesuatu. Di bagian akhir biasanya ditulis: “jangan baca sendiri, bagikan kepada yang lain agar …..” Saya biasanya tidak membaginya. Bahkan membaca pun agak malas terutama karena perintah di bagian ekor itu yang sering terasa intimidatif.
***
Tentu tidak berbuat apapun juga bisa. Kita biarkan saja postingan-postingan teman tanpa menengoknya, atau sekadar menjadi seorang silent reader. Kita hanya membaca tanpa berkomentar apa pun. Namun, bukankah media sosial adalah tempat berhubungan dengan orang lain? Tanpa merespons hal-hal yang diperbuat, atau dalam kasus ini adalah kata-kata dimuat orang lain, tentu tidak elok. Perasaan saya, hal itu sama seperti jika terdapat seseorang yang ngobrol dengan kita, namun kita diam saja. Atau kita duduk dengan sekelompok teman, namun kita diam saja tidak merespons hal-hal yang seseorang atau kelompok bicarakan.
Tetapi itulah perkembangan dunia sosial terkini. Kadang membuat tergagap terutama bagi yang sedang bertransisi, dari dunia nyata ke dunia maya.[z]