Ngobrol
\
Setiap lebaran sebagian besar dari kita kelihatannya pergi bertandang ke tetangga dan sanak-saudara, untuk bermaaf-maafan. Oleh karena itu, para perantau akan berupaya keras untuk dapat pulang sampai ke kampung halaman untuk menjumpai keluarga, handai taulan, serta tentu para tetangga.
Tentu tidak hanya bermaafan itu, karena ucapan resmi dari tetamu biasanya dimulai dengan, “Kedatangan kami ke sini pertama adalah untuk bersilaturahmi”. Maka ada lah makan-minum, dan ngobrol tentu.
Ngobrol ngalor-ngidul, “ke utara-ke selatan”, apa pun, yang penting mengisi waktu dan ‘mengabsahkan’ kegiatan komunikasi. Tentu, seberapa akrab dan seberapa besar persamaan di antara tamu dan tuan rumah, akan berpengaruh terhadap topik pembicaraan.
Obrolan bisa berkisar seputar cuaca. Hari ini terasa panas, atau beruntung bahwa pada hari penting ini tidak turun hujan. Segenap aspek sebab dan akibat kemudian dideskripsikan. Antara tuan rumah dan tamunya saling timpal.
Atau bencana yang baru lalu. Meski telah diceritakan berkali-kali, tetapi mengenang bencana yang pernah dilakui bersama itu tetap dilakukan. Mungkin oleh karena hal itu adalah unsur perekat sesama anggota komunitas/masyarakat.
Atau saudara-saudara yang merantau, siapa yang pulang dan siapa yang tidak. Bisa jadi ini juga bagian dari bond, ikatan tadi. Selain mengesankan bahwa penanya peduli pada yang ditanya, hal tersebut juga menandakan bahwa mereka saling mengenal dengan baik.
Atau situasi sosial-ekonomi-politik Indonesia dan dunia yang terkini. Tentu pembicaraan sederhana dan penuh duga dan rasa. Sumber data saya dan para tetangga ini kan hanya dari media, terutama media massa.
Ini adalah obrolan khas kampung (atau tepatnya adalah desa) yang nyaris di setiap keluarga terdapat anggota yang merantau. Tentu lain lagi jika kondisi sosial-ekonomi masyarakat selingkung berbeda. Entah apa pula yang diobrolkan oleh para pejabat yang suka dilaporkan di televisi sebagai berkunjung ke pejabat lain saat lebaran. Biasanya mereka bilang ke wartawan, “Nggak ngomongin politik.”
Ah.
Selamat idul fitri, mohon maaf lahir dan batin. [z]