Rumah Panggung
\
Rumah panggung, atau rumah kolong merupakan arsitektur yang umum bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat merasa perlu meninggikan bangunan tempat tinggal untuk menghindari hal-hal tertentu, seperti tanah becek, banjir, binatang buas, atau mungkin musuh dari kelompok lain.
Gaya rumah semacam itu umum merata hampir di seluruh tanah air, kecuali beberapa tempat tertentu seperti di Jawa. Sering dikatakan oleh para ahli bahwa rumah di Jawa turun ke tanah lebih dahulu dibanding dengan masyarakat lain. Nyaris tidak ditemukan rumah panggung di Jawa yang digunakan masyarakat selain pada beberapa kelompok masyarakat di Jawa Barat. Beberapa masyarakat di Jawa Barat menggunakan rumah panggung pendek. Sementara itu, beberapa relief dari masa Klasik yang tertera di beberapa percandian di Jawa Tengah dan Jawa Timur menggambarkan adanya rumah panggung di wilayah ini pada masa lalu.
***
Orang-orang Jakarta yang tinggal di tepi sungai dan di atas rawa kelihatannya juga menggunakan rumah panggung. Berbeda dari rumah panggung Melayu atau Kalimantan dan Sulawesi, kolong rumah mereka benar-benar basah sehingga tidak dapat digunakan untuk kegiatan. Mereka menggunakan tipe panggung lantaran mengokupasi lahan basah berupa sungai atau danau/rawa.
***
Banjir di beberapa kawasan di Jawa yang merisaukan seperti yang berulang kali terjadi di Jakarta berdampak pada individu, keluarga, maupun masyarakat. Tempat tinggal terendam, hubungan dengan tempat lain terputus. Mungkin kita perlu memikirkan kembali perlunya ‘menaikkan lagi’ rumah di wilayah Jawa sebab meskipun untuk beberapa lama tanah mengering sehingga cukup nyaman untuk menjadi lantai, ternyata sekarang menjadi basah lagi karena ulah kita menebang pepohonan dan sebagainya.
Rumah panggung dapat menghindarkan penghuninya dari banjir. Bangunan semacam ini mungkin juga akan terintroduksi dengan sendirinya seiring pembangunan berbagai rumah susun. Biasanya, lantai pertama merupakan kolong yang tidak ditinggali melainkan untuk berbagai keperluan seperti parkir kendaraan.
Jika rumah panggung dikombinasi dengan gagasan Pak Jokowi tentang kampung deret, wah, mungkin akan seperti rumah panjang di Kalimantan. Antarkeluarga, atau antartetangga akan terhubung di lantai atas, bukan hanya dengan jalan di tanah. Jika terjadi banjir mereka akan tetap terhubung dan mungkin akses ke tempat lain akan lebih baik tanpa perlu banyak perahu karet dan perahu darurat lain yang sering dipatok tarif tinggi.
***
Tetapi tentu menjaga lingkungan tetaplah solusi utama untuk mengatasi banjir. [z]