Harga
\
Fenomena yang dianggap lumrah menjelang lebaran ini, adalah kenaikan semua harga barang dan jasa. Lumrah, karena terjadi begitu juga bertahun-tahun yang lalu. Lumrah juga, karena begitulah hukum pasar menurut orang-orang ekonomi klasik. Ketika permintaan naik, harga juga akan naik.
Maka, menjelang lebaran ini, bahkan sudah menjelang bulan puasa yang baru lalu, harga daging naik tinggi, baik daging sapi maupun ayam1. Harga cabai, seperti biasa juga berganti. Jengkol pun dikabarkan sudah duluan meroket harganya2.
Di sisi transportasi, harga tiket penyeberangan dikabarkan naik. Harga tiket bis, tidak terkecuali Damri, juga dinaikkan3.
Bukan hanya faktor ekonomi penyebab kenaikan harga tersebut. Ongkos penyeberangan malam hari, nanti mulai H-7, dinaikkan jauh lebih mahal dari pada siang hari, agar pemudik merata tidak hanya menyeberang pada malam hari. Lebih lanjut, seorang pengurus asosiasi yang menyelenggarakan urusan penyeberangan mengatakan bahwa, “Angkutan Lebaran itu bagian dari pekerjaan kemanusiaan”4.
Kenaikan harga-harga itu kira-kira berkait dengan kebutuhan yang naik karena tradisi berkumpul, dalam hal ini mudik dan tamu-tenamu. Masyarakat umum melakukan perjalanan pulang ke tempat asal (dan nanti balik lagi) yang memerlukan sarana transportasi. Kemudian, saling bertamu tentu berurusan juga dengan makanan karena hal itu merupakan bagian dari hospitalitas masyarakat kita.
Yang agak mengherankan, ternyata harga barang elektronik juga ikut naik. Tidak diceritakan hubungan kenaikan tersebut dengan lebaran dan dinyatakan terjadi karena “Sejumlah faktor yang mempengaruhi hal tersebut di antaranya adalah penurunan nilai rupiah, kenaikan tarif listrik, penerapan lebel Standar Nasional Indonesia (SNI), pengurangan subsidi BBM, dan lain sebagainya.”5
Mungkin faktor lebaran masuk ke ‘dan lain sebagainya” itu. Pembelian perabot rumah tangga baru memang juga mewarnai penyambutan lebaran.
***
Menteri Perdagangan konon keheranan dengan kenaikan harga menjelang hari raya di Indonesia. Menurutnya, di luar negeri harga-harga menjelang hari raya stabil atau justru turun6.
Mungkin di sono infrastruktur sudah sedemikian bagus dan pasokan barang terjamin. Dengan demikian stok mencukupi dan pedagang tidak dapat mempermainkan harga seenak mereka. Kemungkinan lain, pada hari raya masyarakat di sono tidak melakukan pembelian yang lebih dari hari-hari biasa.
***
Sebenarnya tidak semua harga barang dan jasa naik meski mungkin hanya sebagian kecil. Hari-hari menjelang lebaran seperti ini swalayan, minimarket, dan sebangsanya, umum memberitahu bahwa mereka mendiskon harga beberapa barang. Maskapai penerbangan, juga kereta api juga memberikan diskon atawa harga khusus, namun sangat terbatas. Konsumen harus mencari dengan cermat promosi yang diberikan oleh perusahaan jasa transportasi. Menurut satu situs jasa travel, kadang perusahaan airline fullservice memberikan promo saat peak season7.
Di tempat kita, rasanya hanya harga pakaian yang tidak naik atau malah berdiskon pada toko-toko berjenis department store. “Beli satu dapat tiga,” tertulis pada tanda di atas gantungan baju pada sebuah dept. store jaringan nasional di Jalan Malioboro. Sementara itu, pada kelompok pakaian lain tertulis “Beli dua gratis satu”. Entah bagaimana perhitungan mereka sehingga dapat mengeluarkan potongan harga yang cukup besar.
Kelihatannya harga turun tersebut merupakan bagian dari promosi, bukan karena berbaik hati kepada kita, para konsumen. Pada beberapa toko terlihat bahwa hanya sedikit jenis barang dan layanan yang dibuat turun harga. Logika saya, orang akan datang ke toko tersebut kemungkinan akan membeli barang lain yang tidak didiskon. Setidaknya, membuat orang datang dan familiar dengan toko.
Harga barang juga turun pada kegiatan operasi pasar dan pasar murah yang langka itu. Kegiatan semacam itu biasanya dilakukan oleh pemerintah dan organisasi nirlaba.
Adapun di sektor jasa, konon presiden menitahkan agar para pengelola jalan tol memperingan biaya pada arus mudik dan balik lebaran ini. Alhasil, hari ini diberitakan bahwa “htm” jalan tol turun hingga 35%.8.
Yang menurut saya cukup luar biasa adalah rabat dari PT Kereta Api Indonesia. Tiket sebenarnya sudah ludes dibeli oleh calon pemudik beberapa waktu yang lalu. Tiba-tiba PT KAI menyatakan memberi potongan harga pada tiket yang sudah dibeli tersebut …9. [z]
Catatan Kaki
- “H-14 Lebaran, Harga Daging Sapi dan Ayam Mulai Merangkak Naik””, liputan6.com [↩]
- “Harga Jengkol Naik, Pelanggan Panik”, tempo.co 20 Mei 2015 [↩]
- “Harga Tiket Mudik Lebaran Bus Damri Naik, Minimal 5 Persen”, tribunnews.com 29 Juni 2015 [↩]
- “H-4 Lebaran, Tarif Penyeberangan Naik Dua Kali Lipat”, ramadan.tempo.co 30 Juni 2015 [↩]
- “Harga Barang Elektronik Naik Jelang Lebaran”, liputan6.com 29 Juni 2015 [↩]
- “Mendag Gobel: Hanya di RI, Harga Sembako Naik Jelang Hari Raya”, finance.detik.com 25 Juni 2015 [↩]
- “Kapan Sebaiknya Beli Tiket Lebaran?”, blog.traveloka.com 3 Jun 2014 [↩]
- “Hore, penurunan tarif tol hingga 35 persen dimulai hari ini!”, merdeka.com 7 Juli 2015 [↩]
- “KAI beri tarif promo khusus bagi pemudik”, antaranews.com 6 Juli 2015 [↩]