Eiffel
\
Beberapa minggu terakhir mata saya selalu menangkap gambar menara Eiffel pada berbagai benda. Tas sekolah, jaket, kaos oblong, sampul buku tulis, … Masuk ke toko suvenir sebuah ‘museum’ di Malang pun ketemu replika menara tersohor ini. Ke sebuah toko buku jaringan nasional, apa lagi. Ada sangat banyak benda bergambar Eiffel, pun replika tiga dimensinya.
Ketika memutar memori, ternyata bentuk bagian bawah menara Eiffel digunakan sebagai gerbang suatu acara yang di selenggarakan di kompleks Plaza Pasar Ngasem, di tahun 2014 kemarin! Replika kaki menara ini dibuat dengan bambu. Entah apa banyak pengunjung yang menyadari keberadaannya.
Menara ini dahulu digunakan untuk penanda lahan pada Pameran Dunia. Rencananya, karya Gustaf Eiffel ini–ia juga merancang Patung Liberty–akan dirubuhkan setelah pameran selesai. Namun entah kenapa, bangunan besi tersebut masih tegak hingga sekarang dan bahkan semakin terkenal.
Sampai akhir puasa kemarin, seorang teman yang baru pulang dari Paris berkata: “Aku wis ndelok Eiffel. Ternyata mung wesi koyo ngono …” Wuitts….
Saya jawab: “Kowe ora dhewekan. Guy de Maupassant pun bilang bangunan itu jelek.” Sastrawan ngetop dari Prancis itu konon saban hari makan di restoran di puncak menara itu justru agar tidak melihatnya!
Beruntung saya nontonnya dari kejauhan, dari Palais du Chaillot. Lokasi tersebut berjarak enam ratusan meter dari menara. Seorang reviewer di TripAdvisor menyatakan bahwa tempat tersebut merupakan tempat yang paling bagus untuk nonton Eiffel. Jadi saya tidak melihat besi-besi pating ketholang yang menyusun bangunan itu, persis seperti anak-anak yang mengenakan jaket atau t-shirt bergambar Eiffel, hanya melihat sosoknya yang diminiaturisasi.[z]