Drive Thru
\
Ternyata ada padanan kata ini dalam bahasa Indonesia. Lantatur, alias layanan tanpa turun.
Drive thru bukan hanya untuk pembelian makanan cepat saji. Sudah ada layanan ini untuk atm, untuk cuci mobil. Apa lagi yang lazim di Indonesia di drive thru-kan ya… Layanan kependudukan, saya lihat di Balai Kota Yogyakarta beberapa minggu yang lalu juga dilakukan secara drive thru, tanpa turun. Perpanjang STNK sepertinya juga menggunakan sistem ini di beberapa gerai.
Di masa pandemi ini, drive thru juga digunakan untuk pemeriksaan cepat atau pemeriksaan usap untuk mengetahui adanya paparan covid-19 atau tidak. Belakangan, juga terdapat layanan drive thru untuk vaksinasi.
Sempat mencoba fasilitas yang melayani drive thru untuk pemeriksaan antigen di Jakarta, tapi saya (dan satu teman lagi, A.P.) karena keesokan harinya harus pergi dengan pesawat terbang. Karena tidak membawa mobil sendiri maka kami tidak dapat melengkapi formulir dengan nomor polisi kendaraan ketika mendaftar secara daring pada malam sebelumnya. Lha kami hanya menggunakan layanan angkutan daring yang baru dipesan ketika akan berangkat. Jadi, kami tulis: “jalan kaki”.
Prosedurnya kurang lebih sama dengan drive thru dengan kendaraan, yang berjalur di sebelah kiri kami, hanya dilakukan dengan jalan kaki. Datang di satu titik tertentu dari bagian luar bangunan pelayanan untuk memeriksa registrasi, kemudian berjalan memutar secara “pradaksina” ke titik lain untuk cek sesuatu lain lagi, dan terakhir di sisi lain dari bangunan untuk mengambil sampel secara usap. Setelah itu pulang, hasilnya dikirim melalui surel.
Beberapa hari yang lalu saya mengantar dua anggota keluarga untuk vaksinasi secara lantatur di kampus FKKMK UGM. Setelah mendaftar dan mengisi formulir screening secara daring, kami mendapat pengumuman penerimaan melalui pesan Whatsapp. Di lokasi, kami memutar kampus FKKMK dengan mobil. Di paling depan, ketika memasuki kompleks kami dicegat oleh petugas yang memisahkan antara kendaraan yang penumpangnya akan vaksinasi dan kendaraan pengunjung umum. Mereka juga memberi selebaran mengenai vaksinasi ini. Di pos pertama, petugas memberikan formulir berupa kartu vaksinasi yang harus diisi nama dan …, serta diberi tanda di mobil menunjukkan jumlah orang yang akan vaksin.
Di pos kedua, kami berhenti untuk mengisi formulir, sambil sebenarnya menunggu antrean. Di pos berikutnya dilakukan penyuntikan di lengan kiri–dengan penumpang yang akan vaksin duduk di sisi kiri mobil. Kartu diisi oleh petugas tentang peristiwa vaksinasi ini, dan kopi identitas diminta oleh petugas. Selesai vaksin, kami memutar kompleks untuk menuju ke pos berikutnya, yang memberikan stempel di kartu dan mempersilakan istirahat selama sepuluh menit untuk pemantauan. Jika nantinya terdapat masalah atau keluhan, maka kami diminta untuk menghubungi dokter yang tersedia di sebuah gedung yang di halamannya kami parkir. Setelah itu, pulang, persis setengah jam sejak datang.
Sederhana, cepat, tidak uyuk-uyukan. [z]