Toponimi di Jakarta
\
Baru saja membeli setumpuk buku tentang Jakarta, dan ada satu yang menulis riwayat nama-nama tempat. Rasanya saya pernah punya buku tentang toponim di Jakarta. *jangan-jangan dobel 🙂
Kelihatannya, salah satu wilayah yang paling banyak ditulis tentang toponimnya adalah Jakarta. Boleh jadi, perkembangan kota yang begitu pesat mendatangkan banyak orang dari berbagai daerah yang kemudian bertanya-tanya tentang nama kampung atau wilayah yang asing bagi mereka, atau sekadar penasaran dengan riwayat dan alasan kampung yang didiaminya bernama demikian.
Buku-buku itu biasanya langsung menunjuk kepada masalah: nama kampung dan sejarah atau maknanya. Contoh dari buku demikian adalah “Asal-Usul Nama Tempat di Jakarta” tulisan Rachmat Ruchiat. Sedikit lebih tersembunyi adalah buku “Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe” dengan anak judul “Mengenal Permulaan Nama Tempat melalui Kesaksian Unik di Masa Lalu” tulisan Zaenuddin H.M. Banyak juga blog yang menulis tentang satu-dua hingga belasan nama kampung di Jakarta.
Pencarian saya di Internet nyangkut juga pada buku terbitan Dinas Museum dan Sejarah DKI tahun 1993. Tulisan tentang sebelas kampung itu berjudul “Kampung Tua di Jakarta”. Tulisan berbasis nama kampung ini mungkin membahas asal-usulnya pula.
Selain buku yang memberikan gambaran mudah bagi publik, nama kota di Jakarta juga menjadi kajian para akademisi. Tulisan itu misalnya “Nama-nama Tempat di Jakarta dan Kaitannya dengan Masa Kolonial” karya sejarawan dari UI, Lilie Suratminto. Saya rasa banyak tulisan “serius” lainnya tentang toponim Jakarta.
Jakarta sebagai kota yang berkembang pesat memiliki sejarah kampung yang masing-masing khas, unik. Perkembangan itu terkait antara lain dengan pemekaran wilayah, peristiwa di masa lalu, serta penambahan dan pergantian fungsi. Maka terdapat nama terkait dengan lingkungan (yang memberikan gambaran tentang adanya penggunaan lahan di situ), terkait dengan tokoh dan suatu kejadian di masa lalu, atau terkait fungsi-fungsi kawasan.
Dalam perkembangan kota, beberapa toponim akan hilang, baik karena area dan batas-batasnya telah hilang (misalnya digunakan untuk suatu blok fungsi baru yang lebih besar), tidak berfungsi secara administratif (tidak menjadi nama wilayah administratif), atau terlupakan karena sebab lain.
Oleh karena itu, pencatatan dan penelusuran nama tempat di Jakarta (dan wilayah lain) akan selalu relevan, tidak hanya bagi nama tempat yang populer, tetapi juga nama-nama lain yang barangkali sekarang hanya menjadi nama gang sempit. [z]
Baca juga: