Menyelam di Kotalama
\
Atraksi baru di Kota Lama, Semarang, digunakan menambah nilai dari kawasan cagar budaya ini. Idenya sebenarnya sederhana, yaitu ketika ditemukan struktur lama yang diduga oleh para arkeolog (sepertinya) menjadi bagian dari sarana perawatan kereta api di masa Kolonial, maka hal itu perlu ditunjukkan kepada publik. Pilihannya adalah museum.
Jadilah. Museum ini diresmikan tahun 2022 ini, bulan Februari. Sebulan kemudian dibuka untuk publik, begitu menurut kabar-kabar daring. Secara arsitektural, bangunan modern yang mencolok di tengah persimpangan cukup menarik perhatian, juga lingkungannya yang berupa taman (dahulu lokasi ini konon memang taman) mengundang para pengunggah foto di media sosial.
Tentu daya tarik utama, mestinya, adalah sajian pameran museum.
Museum ini kecil, di dalam terdapat beberapa ruang pameran dan ruang imersif. Saya hitung, pertama adalah pengantar dan sejarah Semarang yang ditampilkan imersif. Kedua, pembentukan kota lama, ditampilkan imersif. Ketiga, timeline sejarah Semarang yang menampilkan foto-foto secara kronologis. Keempat, ruang berisi beberapa hasil budaya di semarang, ditampilkan sebagai objek pada vitrin, dan ada yang dilengkapi dengan layar sentuh di depan objek. Terdapat juga video yang disorotkan dengan projektor short throw.
Kelima, primadonanya, yaitu struktur bekas sarana pemeliharaan kereta api yang dapat dilihat di bawah lantai kaca, dilengkapi dengan vitrin berisi objek-objek temuan saat ekskavasi struktur tersebut. Ada juga video lewat proyektor dan sepertinya konsol touchscreen tapi pas tidak hidup waktu itu. Keenam adalah video menjelajah Kota Lama (sepertinya), dengan gaya penyajian seolah menjelajah dengan naik kereta atau tram.
Siasat dengan menerapkan teknologi imersif saya rasa cukup berhasil setidaknya dalam menarik pengunjung. Museum menjadi modern, tidak hanya menampilkan objek yang diam saja. Imersif, immersive, bagi saya adalah seperti kita menyelam, unsur grafis, animasi, dan video berseliweran di sekitar kita, kadang mengenai diri kita.
Teknologi ini juga dapat menyiasati koleksi yang minim, seperti yang dimiliki Museum Kota Lama ini, dan juga sebenarnya banyak museum kita. Hanya, teknologi ini sepertinya masih mahal untuk kebanyakan museum. [z]